Pagi-pagi
pas bangun tidur ketika cek timeline twitter dan RU BBM semua update status
tentang ayahnya dan mengupload foto ayahnya, ternyata hari ini adalah hari
ayah. Aku memang pernah dengar jika ada yang namanya hari ayah, namun tidak
begitu familiar untuk ku karena yang sering orang-orang ucapkan dari dulu hanya
ada hari ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember. Sehingga untuk hari ayah ini
sendiri aku tidak begitu tau tanggal dan bulan berapa dan ternyata hari ayah
itu adalah hari ini.
Kalau
begitu aku juga ingin mengucapkan selamat hari ayah untuk papa terhebat ku,
papa yang selalu ada untuk setiap kebuntuan ku, papa yang selalu berjuang untuk
membahagiakan ku, mencukupi kebutuhan ku, memenuhi keinginan ku, dan papa yang
harus lebih kerepotan lagi menyikapi aku semenjak mama tak lagi ada. Maafkan aku
jika aku kerap menuntut lebih pada mu pa, serta mungkin kerap pula aku merepotkan
dan membebani fikiran mu pa. Semoga allah senantiasa melimpahkan kesehatan pada
papa, memurahkan rezeki papa, dan di mudahkan segala dan jalan dan urusan papa
dalam melakukan segala sesuatu, sehat terus ya pa, sampai nanti, aku bisa
membanggakan dan membahagiakan papa, sampai nanti aku wisuda, aku menikah, aku
punya anak, sampai nanti aku bekerja, dan sampai nanti aku melewati bahtera
rumah tangga bahagia dengan pasangan yang mampu membahagiakan aku seperti papa
membahagiakan mama dan aku. Dan bahkan hingga kelak kita menua bersama pa.
Saat
ini aku adalah seorang remaja yang baru saja menginjak dewasa atau bisa dikatakan
dewasa awal, aku terlahir di keluarga yang sederhana namun hangat akan kasih sayang.
Sedari kecil aku besar di perantauan yaitu di kota Pekanbaru, dan hingga saat
ini aku masih berada di perantauan yaitu kota Padang. Aku mempunyai seorang adik
laki-laki yang saat ini baru menduduki bangku SMA kelas 1. Kami besar sama-sama
dalam asuhan kedua orang tua yang penuh kasih dan sayang.
Sedari
kecil ku, aku jarang sekali merasakan sehat, aku lebih sering sakit, aku pernah
terkena inspa (infeksi paru-paru) ketika aku masih balita bahkan hingga aku SD,
dan baru sembuh ya baru-baru ini saja ketika aku SMP. Ketika kecil hampir setiap
bulan aku selalu sakit dan terkadang mengharuskan aku di rawat di rumah sakit,
aku tak pernah putus mengkonsumsi obat-obatan, dan aku juga pernah harus
berobat jalan selama 6 bulan, meminum obat adalah hal yang tidak boleh aku
lewatkan untuk setiap hari selama 6 bulan karena jika satu kali saja aku lupa
maka aku harus memulai dari awal lagi proses penyembuhannnya. Aku ingat sekali
ketika itu inspa ku kambuh, nafas ku sesak, aku melihat kepanikan di wajah
kedua orang tua ku, ketika itu kondisi ku sangat buruk sekali. Ntah bagaimana
ceritanya saat itu tiba-tiba papa sudah pulang dari kerja padahal sift kerja papa
hari itu belum selesai, papa bawakan aku obat-obatan tradisional seperti
berbagai macam jeruk untuk menyejukkan tenggorokan ku. Kerap papa tinggalkan
pekerjaannya untuk mengantarkan aku berobat. Bahkan ketika aku TK, aku ingat
saat itu tengah hujan, papa terlabat menjemput ku karena hujan sangat deras,
aku jadi harus mengikuti seorang teman TK ku ya dia juga sekampung dengan ku, cuma
ketika itu ia satu TK dengan ku, rumahnya tak terlalu jauh dari TK kami,
sehingga aku di ajak berteduh di rumahnya dan mungkin orang tuanya yang juga
masih sekampung dengan ku akan bersimpati untuk mengantarkan ku pulang. Namun papa
tak tau jika aku sudah di jalan menuju rumah teman ku, papa mengira aku hilang,
papa panik dan mengelilingi komplek TK itu, hingga orang tua teman ku menelepon
papa ku jika aku ada di rumahnya, barulah papa tenag. Itulah papa ku, papa
adalah sosok yang luar biasa ligatnya untuk ku.
Seperti
itu pula ketika alm mama ku sakit, ketika itu mama ku berada di kampung halaman
ku yaitu Kerinci dan papa masih berada di Pekanbaru untuk bekerja, namun hampir
setiap dua bulan sekali papa selalu pulang ke Kerinci untuk menjenguk mama,
bahkan saat mama harus di rujuk ke RS di kota Padang, papa sempatkan untuk
pulang kampung hanya untuk mengantar mama ke Padang dan menemani mama berobat. Ia
tak perdulikan ntah berapa banyak cuti yang telah ia ambil dan ntah sudah
berapa banyak biaya yang harus di keluarkan untuk ongkos di perjalanan. Lagi-lagi
itulah papa ku sosok yang ligat juga cekatan. Ia sangat menyayangi kami.
Dan
saat ini mama sudah tak lagi ada di antara kami, semua beban dan tanggungan
harus di pikul papa ku sendiri, namun kendati seperti itu keadaannya aku selalu
berusaha untuk tidak membebani papa terlalu jauh, contoh kecilnya saja adalah
uang. Bukannya jarang lagi tapi sering sekali aku kehabisan uang belanja di
sini, jatah kiriman hanya papa kirimkan satu kali sebulan untuk ku, sehingga
aku tak berani jika harus meminta di tanggal yang lain. Tapi papa mengerti,
terkadang ia lebihkan sedikit ketika mengirim belanja walau sekedar hanya cukup
untuk membeli bedak ku saja. Uang belanja yang papa kirim hanya
cukup untuk makan sehari-hari, uang tugas, uang listrik, dan uang bensin, namun
kadang kerap pula harus ku pinjamkan untuk orang lain padahal pada kenyataannya
untuk diri ku sendiri saja tidak pernah mencukupi dan ini yang sering membuat ku
kehabisan belanja, terlebih jika yang meminjam lambat menggantinya. Meskipun demikian aku tidak pernah di ajarkan untuk melakukan
hal yang sama dalam keadaan yang sama, papa tak izinkan aku untuk membebani dan
merepotkan orang lain, papa bilang sebahagia dan sekecukupan apapun
bentuknya seseorang selalu ada beban dan kebutuhan yang mereka tanggung. Karena menurut papa ku melakukan hal semacam itu hanya akan menjatuhkan pandangan orang lain terhadap diri kita. Jikapun harus meminjam utamakan pada keluarga terdekat
saja. Dalam hal lain misalnya pinjam meminjam barang papa juga tak pernah
suka aku meminjam barang orang lain terlebih jika barang itu adalah barang
mahal dan barang yang berharga berjuta-juta seperti hp, leptop, dan motor mungkin contohnya, dan urusan iuran, atau membeli sesuatu papa selalu bilang lambat ataupun cepat tetap kita yang akan bayar kita yang akan beli jadi jangan menunda sesuatu jika itu bisa di dahulukan. Dan seperti itu
keluarga mengajarkan aku, seperti itu aku di didik.
Aku
bangga besar di keluarga ini, mempunyai papa dan mama seperti kalian. Terutama papa
yang saat ini menjadi orang tua tunggal untuk aku dan adik ku sekaligus
memiliki peran ganda sebagai orang tua yaitu sebagai ayah dan juga ibu untuk
aku dan adik ku. Tidak banyak orang tua yang mampu menjalani peran ganda bahkan
di antaranya gagal, namun papa ku mampu. Papa hebat
dan papa luar biasa. Happy Father Day.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar