Kamis, 12 November 2015

Selamat Hari Ayah


Pagi-pagi pas bangun tidur ketika cek timeline twitter dan RU BBM semua update status tentang ayahnya dan mengupload foto ayahnya, ternyata hari ini adalah hari ayah. Aku memang pernah dengar jika ada yang namanya hari ayah, namun tidak begitu familiar untuk ku karena yang sering orang-orang ucapkan dari dulu hanya ada hari ibu yang jatuh pada tanggal 22 Desember. Sehingga untuk hari ayah ini sendiri aku tidak begitu tau tanggal dan bulan berapa dan ternyata hari ayah itu adalah hari ini.
Kalau begitu aku juga ingin mengucapkan selamat hari ayah untuk papa terhebat ku, papa yang selalu ada untuk setiap kebuntuan ku, papa yang selalu berjuang untuk membahagiakan ku, mencukupi kebutuhan ku, memenuhi keinginan ku, dan papa yang harus lebih kerepotan lagi menyikapi aku semenjak mama tak lagi ada. Maafkan aku jika aku kerap menuntut lebih pada mu pa, serta mungkin kerap pula aku merepotkan dan membebani fikiran mu pa. Semoga allah senantiasa melimpahkan kesehatan pada papa, memurahkan rezeki papa, dan di mudahkan segala dan jalan dan urusan papa dalam melakukan segala sesuatu, sehat terus ya pa, sampai nanti, aku bisa membanggakan dan membahagiakan papa, sampai nanti aku wisuda, aku menikah, aku punya anak, sampai nanti aku bekerja, dan sampai nanti aku melewati bahtera rumah tangga bahagia dengan pasangan yang mampu membahagiakan aku seperti papa membahagiakan mama dan aku. Dan bahkan hingga kelak kita menua bersama pa.
Saat ini aku adalah seorang remaja yang baru saja menginjak dewasa atau bisa dikatakan dewasa awal, aku terlahir di keluarga yang sederhana namun hangat akan kasih sayang. Sedari kecil aku besar di perantauan yaitu di kota Pekanbaru, dan hingga saat ini aku masih berada di perantauan yaitu kota Padang. Aku mempunyai seorang adik laki-laki yang saat ini baru menduduki bangku SMA kelas 1. Kami besar sama-sama dalam asuhan kedua orang tua yang penuh kasih dan sayang.
Sedari kecil ku, aku jarang sekali merasakan sehat, aku lebih sering sakit, aku pernah terkena inspa (infeksi paru-paru) ketika aku masih balita bahkan hingga aku SD, dan baru sembuh ya baru-baru ini saja ketika aku SMP. Ketika kecil hampir setiap bulan aku selalu sakit dan terkadang mengharuskan aku di rawat di rumah sakit, aku tak pernah putus mengkonsumsi obat-obatan, dan aku juga pernah harus berobat jalan selama 6 bulan, meminum obat adalah hal yang tidak boleh aku lewatkan untuk setiap hari selama 6 bulan karena jika satu kali saja aku lupa maka aku harus memulai dari awal lagi proses penyembuhannnya. Aku ingat sekali ketika itu inspa ku kambuh, nafas ku sesak, aku melihat kepanikan di wajah kedua orang tua ku, ketika itu kondisi ku sangat buruk sekali. Ntah bagaimana ceritanya saat itu tiba-tiba papa sudah pulang dari kerja padahal sift kerja papa hari itu belum selesai, papa bawakan aku obat-obatan tradisional seperti berbagai macam jeruk untuk menyejukkan tenggorokan ku. Kerap papa tinggalkan pekerjaannya untuk mengantarkan aku berobat. Bahkan ketika aku TK, aku ingat saat itu tengah hujan, papa terlabat menjemput ku karena hujan sangat deras, aku jadi harus mengikuti seorang teman TK ku ya dia juga sekampung dengan ku, cuma ketika itu ia satu TK dengan ku, rumahnya tak terlalu jauh dari TK kami, sehingga aku di ajak berteduh di rumahnya dan mungkin orang tuanya yang juga masih sekampung dengan ku akan bersimpati untuk mengantarkan ku pulang. Namun papa tak tau jika aku sudah di jalan menuju rumah teman ku, papa mengira aku hilang, papa panik dan mengelilingi komplek TK itu, hingga orang tua teman ku menelepon papa ku jika aku ada di rumahnya, barulah papa tenag. Itulah papa ku, papa adalah sosok yang luar biasa ligatnya untuk ku.
Seperti itu pula ketika alm mama ku sakit, ketika itu mama ku berada di kampung halaman ku yaitu Kerinci dan papa masih berada di Pekanbaru untuk bekerja, namun hampir setiap dua bulan sekali papa selalu pulang ke Kerinci untuk menjenguk mama, bahkan saat mama harus di rujuk ke RS di kota Padang, papa sempatkan untuk pulang kampung hanya untuk mengantar mama ke Padang dan menemani mama berobat. Ia tak perdulikan ntah berapa banyak cuti yang telah ia ambil dan ntah sudah berapa banyak biaya yang harus di keluarkan untuk ongkos di perjalanan. Lagi-lagi itulah papa ku sosok yang ligat juga cekatan. Ia sangat menyayangi kami.
Dan saat ini mama sudah tak lagi ada di antara kami, semua beban dan tanggungan harus di pikul papa ku sendiri, namun kendati seperti itu keadaannya aku selalu berusaha untuk tidak membebani papa terlalu jauh, contoh kecilnya saja adalah uang. Bukannya jarang lagi tapi sering sekali aku kehabisan uang belanja di sini, jatah kiriman hanya papa kirimkan satu kali sebulan untuk ku, sehingga aku tak berani jika harus meminta di tanggal yang lain. Tapi papa mengerti, terkadang ia lebihkan sedikit ketika mengirim belanja walau sekedar hanya cukup untuk membeli bedak ku saja. Uang belanja yang papa kirim hanya cukup untuk makan sehari-hari, uang tugas, uang listrik, dan uang bensin, namun kadang kerap pula harus ku pinjamkan untuk orang lain padahal pada kenyataannya untuk diri ku sendiri saja tidak pernah mencukupi dan ini yang sering membuat ku kehabisan belanja, terlebih jika yang meminjam lambat menggantinya. Meskipun demikian aku tidak pernah di ajarkan untuk melakukan hal yang sama dalam keadaan yang sama, papa tak izinkan aku untuk membebani dan merepotkan orang lain, papa bilang sebahagia dan sekecukupan apapun bentuknya seseorang selalu ada beban dan kebutuhan yang mereka tanggung. Karena menurut papa ku melakukan hal semacam itu hanya akan menjatuhkan pandangan orang lain terhadap diri kita. Jikapun harus meminjam utamakan pada keluarga terdekat saja. Dalam hal lain misalnya pinjam meminjam barang papa juga tak pernah suka aku meminjam barang orang lain terlebih jika barang itu adalah barang mahal dan barang yang berharga berjuta-juta seperti hp, leptop, dan motor mungkin contohnya, dan urusan iuran, atau membeli sesuatu papa selalu bilang lambat ataupun cepat tetap kita yang akan bayar kita yang akan beli jadi jangan menunda sesuatu jika itu bisa di dahulukan. Dan seperti itu keluarga mengajarkan aku, seperti itu aku di didik.
Aku bangga besar di keluarga ini, mempunyai papa dan mama seperti kalian. Terutama papa yang saat ini menjadi orang tua tunggal untuk aku dan adik ku sekaligus memiliki peran ganda sebagai orang tua yaitu sebagai ayah dan juga ibu untuk aku dan adik ku. Tidak banyak orang tua yang mampu menjalani peran ganda bahkan di antaranya gagal, namun papa ku mampu. Papa hebat dan papa luar biasa. Happy Father Day.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar