“Sebait Doa Untuk Ibu”
Rycha gadis remaja berumur 16
tahun ini, ia terlahir di keluarga yang sederhana. Sedari Rycha masih berada di
kandungan ibunya. Ia menetap di pekanbaru. Ia memiliki keluarga yang lengkap
yang hangat dengan kebersamaan dan kasih sayang. Ia memiliki seorang adik
laki-laki yang kini duduk di bangku sekolah dasar yaitu kelas 5.
Ketika itu rycha masih berusia
12 tahun. Ia bersekolah d SDN006 Pekanbaru Riau.. Di sana ia mempunyai banyak
teman. Teman-teman yg sangat menyayanginya. Ayahnya bekerja sebagai karyawan di
sebuah perusahaan swasta yg berada di Pekanbaru. Pekerjaan itu telah lama di
tekuninya sejak ia pertama kali menetapkan kakinya untuk tinggal di Pekanbaru.
Ayah Rycha memang seorang yang sibuk. Tapi dia sangat menyayangi keluarganya.
Begitu pula dengan ibunda Rycha yang hanya sebagai ibu rumah tangga yang sangat
menyayangi keluarga dan anak-anaknya..
Sejak kecil ketika ia berumur 3
bulan. Rycha menderita suatu penyakit yaitu inspa (infeksi paru-paru) yang
gejalanya seperti batuk, pilek, dan asma. Sering kali penyakitnya itu
kambuh. Hal itu membuat semua panik. Obat-obatan telah banyak di konsumsinya,
bahkan pertolongan rumah sakitpun telah di lakukan kedua orang tuanya agar
Rycha bisa sembuh. yang membuat kedua orang tuanya tidak tega.Yaitu saat asma
Rycha kambuh. Ia meronta-ronta kesakitann sebab usahanya tuk bernafas sangatlah
sulit.
Ibunda Rycha yang menderita
penyakit rematik dan jantung sejak lama itu selalu bersabar merawat
Rycha. Selalu ada menemani Rycha di saat apapun. Tak jarang air matanya menetes
melihat keadaan putrinya itu. Sampai pada suatu hari ketika Rycha masih
menduduki bangku SD kelas 6. Tepatnya pada bulan puasa akhir tahun 2006. Penyakitnya
kambuhh. Tapi ia tetap bertekat untuk pergi kesekolah. Padahal ibundanya telah
melarangnya. Dengan sangat terpaksa ayah Rychapun mengantar kan ia untuk pergi
ke sekolah. Tak lama selang dua jam Rycha berada di sekolah. Ibunyapun datang
dan menanyakan pada sang guru.
“apakah Rycha ada berada di sekolah, dari kemaren
ia mendapat sakit. Tapi dia terus saja ingin pergi ke sekolah”
Sang guru yang saat itu berada
di kantor segera memasuki ruang kelas dan terkejut melihat Rycha meronta-ronta
kesakitan. Ia pun segera di bawa ke rumah sakit Pekanbaru. Sang ayah yang saat
itu sedang berada di pabrikpun segera pulang..
Sesampai di rumah sakit
perawatan medis itu pun segera di kerakan. Memang dalam 1 tahunan ini Rycha
sudah 2 kali di rawat di rumah sakit karena penyakit yang sama. Sempat sembuh
tapi penyakitnya kambuh lagi. Terkadang ia harus mengikuti ujian susulan sebab
tak hadir ketika ujian tersebut.
Syukurnya kedua orang tua Rycha
sangatlah sabar dalam merawat Rycha. Ia selalu memberikan semangat dan nasehat yang
membuat Rycha bangkit dan berusaha untuk sembuh. Ia pun sempat mengikuti rawat
jalan selama 6 bulan.. Yang mana selama 6 bulan itu ia harus mengonsumsi
obat-obatan inspa tanpa berhenti. Jikalau sehari saja ia lupa. Maka
perawatan itu pun akan di ulang dari awal. Semua obat-obatan itu hanyalah
mengurangi rasa sakitnya. Tapi tak membantunya untuk bernafas.. Sampai sang
dokter menyarankan pada ibunda rycha.
“Di sini saya beri dua saran. Saya sempat
mendengar suatu tempat pengobatan yang berada di Malaka. Ada yang mengatakan
banyak yang sembuh sepulang dari Malaka. Tapi, ya semua memang berada di tangan
tuhan. Kita hanya berusaha.. Selain itu saya memiliki saran agar ibu mencoba
membawa Rycha untuk tinggal beberapa bulan di kampung nya. Kita akan lihat perkembangannya.
Sebab di sini ia akan tambah parah karena udara kimia yang berasal dari pabrik
sangat berpengaruh buruk untuk paru-paru dan pernafasannya. Bukannya di
desa suasananya begitu sejuk tanpa udara-udara kimia dari pabrik?”
Kedua orang tua Rycha pun
memutuskan untuk membawa Rycha ke kampung halamannya. Di sana Rycha tinggal
bersama neneknya, sementara orang tua Rycha kembali pulang ke Pekanbaru. Sebab
sang ayah harus kembali bekerja dan adiknyapun harus kembali bersekolah.
Memang bukan hal yang mudah
untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru terlebih dengan teman-teman yang
baru pula. Di sana memang Rycha tak sebahagia ketika ia tinggal di Pekanbaru
terlebih ia harus tinggal dengan jarak yang jauh dari orang tuanya. Tapi mereka
cukup sering berkomunikasi via ponsel.
Tapi, apa yang terjadi dengan
sang ibu.. Ibu Rycha memang sangat menyayangi Rycha. Semenjak Rycha berada di
kampung sang ibu hanya sering terdiam memikirkan bagai manakah Rycha di sana.
Apakah dia sehat? Apa siang ini dia sudah makan? Begitulah kasih sayang ibu.
Selalu ingin melihat sang anak sehat dan bahagia.
Ayah Rychapun bertanya pada ibu
Rycha..
“Kalau begini terus kamu akan sakit ma. Padahal
Rycha baik-baik saja di kampung bersama nenek nya. Apa yang bisa kami bantu
untuk mu?”
Ibu Rychapun menjawab
“Aku hanya ingin bertemu Rycha, merawatnya, aku
ingin melihatnya. Sepi jika tak ada dia di rumah..Tiap kali aku melihat
kamarnya. Kamar itu hanyalah tinggal kamar kosong. biasanya aku selalu
merawatnya di kamar itu, aku ingin bertemu dia?”
“Baiklah.. Sebaiknya Naldi ikut bersekolah di
kampung. Kamu bisa merawat mereka berdua di sana sementara aku terus bekerja di
sini. Tapi setiap kali ada waktu luang aku akan melihat kalian di kampung.
Memang jarak Kerinci dari sini cukup jauh..”
Ibu Rychapun menyetujui itu.
Rencana kepulangannya ke kampung halamannya itu kemungkinan satu bulan lagi
tepatnya ketika Naldi adik kandung Rycha selesai ujian semester, sakin indurnya
sang ibu pada Rycha belum lagi apa-apa. Tapi semua baju dan perlengkapan telah
di susunnya rapi-rapi di tas. Hanya tinggal berangkat saja lagi. Padahal satu
bulan itu lumayan lama. Itulah ibu Rycha. Ia sangat menyayangi Rycha walaupun
sebenarnya kondisi ia sendiri kurang meyakinkan.
Satu bulanpun berlalu. Tepatnya
hari itu mereka semua akan berangkat menuju kampung halaman. Sesampainya di
kampung sang ibu langsung memeluk Rycha dan meneteskan air matanya. Beberapa
bulan di sana Rycha sudah tampak membaik. Penyakitnyapun tak pernah lagi kambuh
separah ketika ia berada di Pekanbaru.
Tapi apa yang terjadi. Ketika
Rycha sembuh. Sang ibu menderita sakit yang amat parah semenjak ia berada di
Kerinci padahal sebelumnya penyakit itu tak pernah kambuh separah ini. 3 tahun
berada di sana. Sudah beberapa kali ia harus menginap di rumah sakit dengan
jarak waktu yang sebentar, bahkan ia pun sempat memeriksakan penyakitnya itu di
RSU Padang. Memang sempat sembuh tapi jarak dua minggu penyakit itu kembali
kambuh,, penyakit itu memang cukup rumit. Sebab telah mengalami konflikasi.
Tapi itu lah ibunda Rycha selalu tanpak kuat dan tegar.
Rycha yang sangat hobi menari
ini. Kerap sekali mengikuti acara-acara tari di kota tempat ia tinggal. Tapi
semua itu tak luput dari do’a sang ibu. Walau bagai mana pun keadaan sang ibu.
Ia selalu berusaha hadir pada acara putrinya itu. Rasa bahagia, bangga,
tentunya pasti ia rasakan. Rycha telah sembuh. Ia mulai berprestasi di bidang
bakatnya. Kehadiran sang ibu pulalah yang menjadi penyemangat untuk
Rycha,
Tapi akhir tahun 2010 ibunda
Rycha harus di rawat di RSU Sungai Penuh Kerinci karena penyakitnya..Sepulang
dari RSU memang ada perubahan. Ia mulai membaik tapi awal tahun baru 2011 sang
ibu pun kembali di rawat. Untuk kali ini. Sepertinya dokter menyarankan agar
ibunda Rycha menjalani pemeriksaan di Padang dengan alat yang lebih canggih
lagi. Sepulang dari Padang tampak kepulihan dari sang ibu, ia mulai rajin untuk
berbelanja ke pasar. Mulai rajin berolahraga kecil di depan rumahnya.
Tapi siapa tau, itu hanya berlangsung sementara. Tepatnya pada tanggal 14
Februari ibunda Rycha kembali terbaring di RS. Kali ini ibunda Rycha di rawat
di RSU Yos Sudarso Padang. Tentunya Rycha merasa sangat sedih.
Gadis SMA kelas 1 ini selalu
mendo’akan yang terbaik untuk ibunya. Terlebih jika mengingat tanggal 26
Februari nanti itu adalah hari ulang tahun Rycha yang ke 16, apakah sang ibu
bisa hadir bersamanya di rumah pada tanggal itu? Ntah lah! Tak banyak harapan
Rycha pada hari ulang tahunnya nanti hanya ada satu permohonan yang sangat ia
inginkan jika tuhan mengabulkan do’anya itu. Yaitu ia selalu meminta agar sang
ibu dapat sehat dan kembali berkumpul.
Nasib baik. Tepat pada tanggal
26 Februari ibu Rycha telah keluar dari RSU itu. Ia tampak sehat walaupun
sebenarnya permintaan pulang kali ini adalah keinginan ibunda Rycha sendiri.
Karena ia ingin ada pada saat Rycha ulang tahun. Ya tuhan. Sungguh besar kasih
seorang ibu. Rela mengorbankan apa pun demi buah hatinya. Ksehatannya telah ia
perjuangkan untuk Rycha dan keluarga nya. Kerap kali ibu Rycha berbicara ngaur
jika penyakit itu tak sanggup lagi di tahan nya. Rycha memang lebih sering
menceritakan apa pun perasaannya pada sang ibu. Boleh di bilang Rycha lebih
manja pada sang ibu. karena dari kecil pun sang ibu terlalu dekat dengan nya.
Apa pun itu rycha selalu meminta saran pada sang ibu sebelum melakukan sesuatu.
Tepat di hari ultah itu. Rycha
mendapat kan hadiah special dari orang tua nya. Walaupun ulang tahunnya kali
ini tak di hadiri ayahnya. Tapi ia cukup senag karena tepat pada tanggal itu
sang ibu telah sehat dan berkumpul dengan nya. Ya tuhan alhamdulillah nya pula
Rycha mempunyai seorang ayah yang bertanggung jawab penuh terhadap keluarganya.
Hampir satu bulanan ini ayah Rycha hanya mengabiskan waktu nya di jalan untuk
mengantar ibunda Rycha berobat..Belum lagi ia istirahat sesampai di kerinci. Ia
sudah harus berangkat kembali ke Pekanbaru untuk kembali bekerja. Begitu kuat
perjuangan nya untuk ibunda Rycha dan keluarganya. Bersyukur lah Rycha memiliki
orang tua yang sangat menyayangi nya.
Canda-canda dan tawa kerap kali
menemani harri-hari rycha sejak saat itu. Tapi, Siapa yang tau kehendak tuhan.
Tak ada yang bisa menebaknya. Pertengahan bulan maret penyakit rycha kembali
kambuh. Inspa nya itu membuat nya sangat sulit untuk bernafas. Bahkan untuk berbicara
saja Rycha tak lagi sanggup tapi jarak 5 hari penyakit nya itu berangsur-angsur
sehat. Dan keadaan kembali seperti semula.
Tapi, entah mengapa setelah itu
malah ibunda Rycha yang terkena asma. Ia sulit untuk bernafas, ada satu kalimat
yang ia katakana pada Rycha
“cha,, mungkin seperti ini lah rasa nya sesak
nafas yang kamu derita selama ini sangat sakit. Bahkan untuk bernafas saja
sangat sulit rasa nya”
Rycha pun menjawab
“iya, mungkin memang seperti ini ma, tapi mama
jangan ngeluh. Insaallah mama akan sembuh”
Ibunda rycha hanya membalas
dengan sewnyuman. Tapi 4 hari berlalu penyakit nya tak kunjung sembuh bahkan
tak sedikit pun berkurang. Ibunda rycha kembali di larikan ke RSU, untuk
perawatan kali ini sang ayah tidak bisa pulang karena jatah cuti dari
perusahaan tempat ia bekerja hampir habis. Semua hanya di urus oleh adik, kakak
ibunda rycha. 5 hari berada di RSU. Asmanya sudah mulai berkurang walau untuk
bernafas harus di bantu dengan oksigen. Tapi tepat hari ke lima ibu Rycha
meminta pulang dan tidak ingin meneruskan perawatan ini. Memang biaya
yang di keluar kan cukup banyak. Keluarga Rycha pun terpaksa meminta izin pada
dokter agar sang ibu di rawat di rumah saja.
Keadaan Rycha di rumah. Hampir 5
hari ini rycha selalu bermimpi buruk. Tepat nya sebelum ibunda Rycha di rawat
di RSU. Rycha sempat di tegur oleh ibunya karena ia ingin makan malam pada jam
yang sudah cukup larut yaitu sekitar jam 10. Karena tugas sekolah Rycha baru
saja selesai pada jam tersebut. Rycha tak ingin melawan ia hanya diam dan mesuk
ke kamar nya.. Malam itu ia bermimpi di datangi seorang wanita cantik
berpakaian serba putuh yang membawa sepiring roti menghampiri nya. Dan
memberikan roti tersebut. Tapi Rycha tak mau mengambilnya dan lari ketakutan.
Ketika ia menghampiri ibunya di mimpi itu. Sang ibu hanya diam dan tak
berkomentar. Rycha pun terbangun ternyata ia hanya mimpi. tapi seperti nya ada
arti dari mimpi itu.
Ternyata benar. 2 hari
kepulangan ibunda Rycha dari RSU. Keadaannya semakin parah. Ia meronta-ronta
kesakitan. Rycha tak sanggup melihat keadaan yang seperti ini. Orang sudah
berkerumunan di rumah Rycha. Sang ibu semakin parah. Adik Rycha mengajarkan
ibunda Rycha untuk mengucap 2 kalimat syahadat. Tapi ibunda Rycha terus saja
mengigau meminta agar Rycha dan keluarga nya satu persatu mengambil air
wudhu. ia juga mengata kan bahwa perasaan nya sudah mulai lain. Rycha pun
menangis. Dan segera menelepon ayahnya yang berada di Pekanbaru. Meminta sang
ayah pulang. Tapi ayah Rycha mengatakan ia baru bisa pulang pagi besok. Semalaman
itu Rycha dan keluarga tak sempat tidur, melihat keadaan ibunda Rycha yang
sangat parah dan tak mampu lagi untuk membuka mata nya. Ya tuhan. Kepanikan itu
kembali terjadi ketika ketika jam 5.56 pagi.
Inalillahiwainailahirajiun.
Ibunda Rycha meninggal dunia tepat pada tanggal 26 maret 2011 jam 06.56 hari
sabtu pagi hari keenam pada hitungan minggu. Kini Rycha hanya dapat
membayangkan apa yang akan terjadi pada ia dan adik nya tuk kedepan tanpa
lindungan dan kasih sayang seorang ibu? Ibu yang selalu ada untuk ia. Yang
selalu mendengar kan cerita-ceritanya. Memang akhir-akhir ini. Setiap cerita
Rycha hanya di koment sederhana tak seperti biasa, tapi sekarang. Rycha hanya
mampu menahan segala perasaan yang ia rasa. Kehilangan seorang ibu di usia nya yang
masih 16 tahun. Usia labil yang masih sangat membutuhkan seorang ibu. Sementara
adik nya masih berada di bangku sd kelas 5.
Ternyata itulah arti dari mimpi2
buruk nya beberapa hari ini. Setelah hari itu rycha tak lagi mendapat kan mimpi
buruk seperti itu. Sesuatu yang sangat tak di sangkanya. Jikalau ibunda
tercinta nya lebih dulu meninggalkan ia dan keluarga. Walau pun begitu Rycha
selalu ingin berusaha menjadi perempuan dewasa yang tegar dan kuat seperti sang
ibu. Ia harus terus mengukir prestasi seperti keinginan sang ibu ketika
masih hidup. Cita-cita dan harapan sang ibu harus ia capai. Rycha yakin
sang ibu telah mendapat tempat yang layak di sisi tuhan. Ia telah tenang berada
di surga tuhan. Kini hanya tinggal ia berusaha menjaga diri nya dan adik nya.
Iya, rumah itu pun kembali sepi. Walau pun seperti itu sosok sang ibu yang
sangat kuat dan tegar tak kan pernah hilang dari ingatan nya dan takan pernah
tergantikan.
Sorang
ibu yang telah mengorbankan kesehatan dan hidup nya demi melihat anaknya sembuh.
Bukan kah selama berada di pekan ibunda Rycha tak pernah sakit separah ini?
Sungguh mulia engkau ibu. Tetaplah menjadi bintang di hati Rycha. Karena ia
mengajarkan arti kehidupan pada Rycha.
Tiada kasih seluas
kasih ibu.. Tiada sayang sebesar sayang ibu.. Karena ibu adalah kehidupan mu.