Rekan-rekan masa kecil ku kini telah beranjak dewasa, topik yang diperbincangkan pada acara buka puasa bersama hari ini pun sudah berbeda. Bukan lagi sekedar berbicara tentang kapan pulang, kapan berangkat, dan berapa lama libur, tapi mereka juga membicarakan kapan wisuda, kapan berumah tangga. Ulat bulu itu kini telah berubah menjadi kupu-kupu. Tak terasa kami sudah beranjak dewasa. Acara reuni yang istimewa, bahkan hingga waktu berlalu masih belum ada yang mau memulai untuk beranjak meninggalkan lokasi, semua masih asik dengan perbincangannya. Mungkin karena kami sudah lama tak berjumpa dan berkumpul bersama. Lihatlah betapa ramai yg menghadiri acara kali ini. Hy rekan-rekan masa kecil ku yang sudah beranjak dewasa saat ini, dari topik yang kita buka malam ini, tahun depan kemungkinan sudah banyak dari rekan-rekan yang wisuda insyaallah, dan yang sudah bekerja mungkin akan berumah tangga insyaallah. Tapi aku berharap kita masih tetap bisa berkumpul bersama dengan keseruan yang serupa lagi. Semoga masing-masing dari kita dihadapkan pada masa depan yang bahagia.
Selasa, 28 Juni 2016
Buka Puasa Bersama KIPA13
Rekan-rekan masa kecil ku kini telah beranjak dewasa, topik yang diperbincangkan pada acara buka puasa bersama hari ini pun sudah berbeda. Bukan lagi sekedar berbicara tentang kapan pulang, kapan berangkat, dan berapa lama libur, tapi mereka juga membicarakan kapan wisuda, kapan berumah tangga. Ulat bulu itu kini telah berubah menjadi kupu-kupu. Tak terasa kami sudah beranjak dewasa. Acara reuni yang istimewa, bahkan hingga waktu berlalu masih belum ada yang mau memulai untuk beranjak meninggalkan lokasi, semua masih asik dengan perbincangannya. Mungkin karena kami sudah lama tak berjumpa dan berkumpul bersama. Lihatlah betapa ramai yg menghadiri acara kali ini. Hy rekan-rekan masa kecil ku yang sudah beranjak dewasa saat ini, dari topik yang kita buka malam ini, tahun depan kemungkinan sudah banyak dari rekan-rekan yang wisuda insyaallah, dan yang sudah bekerja mungkin akan berumah tangga insyaallah. Tapi aku berharap kita masih tetap bisa berkumpul bersama dengan keseruan yang serupa lagi. Semoga masing-masing dari kita dihadapkan pada masa depan yang bahagia.
Sabtu, 25 Juni 2016
Holiday, Home Sweet Home : Pekanbaru
Setelah
beberapa minggu menunggu dari awal libur semester ku. Akhirnya kali ini aku
melanjutkan liburan menuju kota yang telah membesarkan ku, yaitu Pekanbaru. Perjalanan
ke Pekanbaru kali ini bukan semata-mata untuk berlibur saja melainkan ada
tujuan khusus lainnya yaitu berobat. Aku berniat akan berobat menggunakan kartu
berobat yang dikeluarkan oleh perusahaan tempat papa ku bekerja disana. Dengan menggunakan
kartu berobat tersebut setiap karyawan dan keluarga karyawan tidak akan
dikenakan biaya sepeserpun jika berobat pada rumah sakit yang telah di tunjuk
oleh perusahaan.
Aku
berangkat dari kota Padang ini sekitar pukul 08.00 pagi dengan menggunakan
travel, keadaan kota Padang pagi itu tengah di guyur hujan lebat semalaman,
membuat hampir seluruh kota Padang mengalami banjir yang cukup tinggi, sehingga
membuat aktifitas ikut terhambat. Namun syukurnya selama perjalanan tidak
ditemukan titik titik longsor. Hanya saja ada pepohonan dan tiang listrik yang
tumbang dan itu sedikit menganggu perjalanan karena membuat jalan menjadi
macet. Agak terlambat dari biasanya karena di jalan sempat terjebak macet,
travel yang aku naiki baru sampai tujuan sekitar pukul 19.00 malam. Hal itu
membuat aku tak bisa langsung berbuka puasa, dimobil aku hanya makan gorengan
yang sebelumnya memang sudah ku beli saat dijalan. Takut-takut jika saat
berbuka tiba travel masih belum sampai. Dan alhamdulillah berkat gorengan
seadannya lapar ku sedikit tertunda. Sesampai di Pekanbaru aku menyempatkan
untuk beristirahat di rumah semalam sebelum keesokkan harinya melanjutkan trip
menuju kediaman adik sepupu ku yang berada di Pekanbaru kota. Keesokannya aku
berangkat dari rumah menuju kediaman adik sepupu ku dengan menggunakan bus
karyawan sekitar pukul 08.00 pagi. Membutuhkan waktu sekitar satu jam setengah
dari rumah ku menuju Pekanbaru kota. Aku menghabiskan 2 hari di kediaman adik
sepupu ku itu, dan kebetulan saat aku berkunjung adik sepupu ku yang merupakan
mahasiswa kedokteran UNRI ini tengah libur kuliah sehingga ia memiliki sedikit
waktu santai. Tak terasa hari sudah sore, adik ku terlihat tengah bersiap-siap
akan menghadiri acara buka bersama di The Café The Premiere Hotel Pekanbaru,
iapun mengajak aku untuk ikut serta bersamanya. Aku yang tak mengenal teman-teman
kedokterannya itu membuat ku sedikit ragu untuk ikut bersamanya, namun adik ku
tetap kekeh mengajak ku dan pada akhirnya akupun ikut bersamanya menghadiri acara
buka bersama itu.
Keesokan
harinya aku sudah harus pulang kerumah lagi. Dan baru akan kembali lagi ke Pekanbaru
kota sekitar 2 hari lagi untuk melakukan cek up dan berobat seperti tujuan awal
ku. Namun sebelum berobat ke rumah sakit terlebih dahulu harus meminta surat
rujukan dari klinik. Sesampai aku dirumah, malamnya aku dan papa mengunjungi
klinik yang juga telah ditunjuk oleh pihak perusahaan untuk meminta surat
rujukan ke rumah sakit. Namun alangkah kecewa luar biasanya aku setelah di cek
ternyata kartu berobat ku sudah expired dan harus diperbaharui dengan
melengkapi beberapa persyaratan seperti KK, KTP dan karena aku adalah seorang
mahasiswa akupun diminta untuk melampirkan surat keterangan aktif kuliah. Persyaratan
yang terakhir itulah yang membuat rumit. Meminta surat keterangan aktif kuliah
berarti mengharuskan aku ke kampus lagi. Dan itu kan membuat aku bolak balik. Karena
menimbang waktu dan biaya akupun terpaksa lagi harus mengurung niat ku untuk
berobat, semangat ku tiba-tiba hilang, rasanya aku pasrah saja pada tuhan untuk
semua kemungkinan yang terjadi. Jika aku diharuskan berobat juga di Pekanbaru dengan
menggunakan biaya pribadi sudah jelas aku akan menolaknya karena dikota kupun
terdapat banyak rumah sakit dan dokter praktek yang cukup bisa diandalkan hanya
saja yang diperlukan adalah uang. Yang pasti tidak sedikit.
Karena
tak mendapatkan hasil apa-apa akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kota Padang
lebih cepat dari rencana awal. Memang tujuan awal ku mengunjungi kota Pekanbaru
tidak terlaksana namun aku mencoba mensyukuri setiap pilihan yang aku ambil. Dengan
aku berkunjung ke Pekanbaru setidaknya aku jadi bisa melalui puasa ramadhan
selama -+ seminggu bersama papa dan adik, aku bisa sahur dan buka bersama
mereka. Seminggu adalah waktu yang lumayan lama untuk ku, karena biasanya aku
hanya bisa melalui puasa ramadhan sekitar 3 hari bersama papa dan adik di
kampung. Hal lain, dengan kunjungan ku kali ini aku seperti melihat kembali
kebahagiaan yang pernah aku rasakan dulu ketika mama masih ada, meskipun saat
ini aku merasa seperti ada yang kurang dan seperti ada yang hilang namun aku
masih bisa melihat setiap sudut yang sama walaupun dengan keadaan yang berbeda.
Inilah kehidupan, rahasia tuhan yang tak ada seorangpun mengetahuinya. Kami yang
biasanya selalu bersama kini begitu sulit untuk mengatur waktu berjumpa.
Akupun
kembali ke kota Padang dan melanjutkan liburan 3 hari lagi di kota Padang sebelum
nantinya aku melanjutkan perjalan liburan menuju kampung halaman kota sakti
alam Kerinci. Traveling memang salah satu hobi ku, tapi seandainya mama tau aku
selalu traveling sendirian seperti ini, pasti mama akan memarahi ku
berkepanjangan. Semoga saja Allah SWT senantiasa melindungi setiap langkah ku. Amin.
Selasa, 14 Juni 2016
Mengapa Aku Tidak Boleh Memikirkan Mu?
Bagaimana
mungkin ia meminta ku untuk tidak memikirkannya, jika setiap detik yang
terlintas difikiran ku adalah dirinya. Betapapun aku tau mungkin saat ini
mencintai ku sudah menjadi sesuatu yang menyulitkannya dan menyayangi kupun sudah menjadi sesuatu yang memaksanya, namun jikapun ia
harus tau mempertahankannya dan memperjuangkannya adalah sesuatu yang juga tak
mudah untuk ku tapi aku tak pernah merasa disulitkan apalagi merasa terpaksa. Aku
memang seperti tengah bermain dengan gemelut hati ku sendiri, aku tak tau
perasaan apa yang terlintas didalam hati ku ini. Aku berusaha menyembunyikan
pilu ku hingga yang orang-orang lihat adalah senyuman terbaik ku, namun aku tak
bisa menyembunyikan sendu ku jika fikiran ku mulai bermain dengan perasaan ku.
Kekasihku, untuk ku diri mu bukan hanya sekedar pendamping dan pengisi hari-hari ku, lebih
dari itu dirimu membuat aku lebih berarti bukan saja untuk ku, untuk mu namun juga untuk
orang-orang disekeliling ku. Aku memang telah kehilangan segala kebahagiaan dan
garis kesenangan didalam hari-hari ku semenjak ibu tak lagi ada, namun
semenjak bersama mu membuat aku merasa semua yang hilang telah kembali kepada
ku. Aku kehilangan semangat untuk kuliah ku, namun saat aku memikirkan masa depan
ku bersama mu maka aku kuliah, aku kesulitan untuk mendapatkan nilai-nilai bagus
dalam masa kuliah ku namun karena memikirkan masa depan ku bersama mu aku
berusaha agar tak menambah semester yang akan melambatkan wisuda ku, akupun
kehilangan semangat untuk PL karena jaraknya yang jauh dan merasa itu akan
melambatkan wisuda ku namun saat ku ingat jarak PL mu yang melebihi jauh jarak
PL ku dan kamu mampu maka aku melanjutkan PL ku, aku berusaha memanfaatkan waktu PL dikampung dengan hal yang berguna untuk masa depan ku bersama mu yaitu melatih
kemampuan memasak ku untuk mu, dan saat memasuki semester tua ku
ini juga, aku kehilangan semangat untuk memulai menulis skripsi ku namun saat aku
memikirkan masa depan ku dengan mu aku mencoba memulai untuk menulis walau tak
sebagus tulisan mu, saat aku merasa apa yang aku tulis mungkin tak bisa sebagus
tulisan mu, aku mencoba mengingat prestasi mu, diri mu mampu menyelesaikan
kuliah mu hanya dalam 3,8 tahun lantas akupun bersemangat untuk bisa menyamai mu.
Sekalipun dirimu merasa kehancuran didalam keluarga mu telah menyulitkan hari-hari mu, perasaan, dan
menghilangkan arah serta semangat mu ketahuilah sesungguhnya ada seseorang diluar sana yang
menjadikan mu harapan dari sebuah keluarga masa depannya melebihi keluarga mu
saat ini, ketahuilah ada seseorang yang sebenarnya diam-diam menjadikan mu semangat
dari kerapuhannya, dan orang itu adalah aku. Seperti itu arti kamu didalam
hidup ku, lantas mengapa diri mu meminta aku agar tidak memikirkan mu? Meminta agar
aku tidak memikirkan mu sama saja diri mu menjatuhkan semangat ku.
Akan ada masa ketika kita disibukkan oleh urusan masing-masing. Saat dimana cinta dan setia
adalah taruhannya. Dan jarak tak lagi terasa ringan, kita akan
dihantam oleh rasa yang tak karuan. Ada masa dimana aku mungkin akan lupa
mengabari mu karena sibuk atau mungkin kamu yang tidak ingin membalas pesan ku
karena banyaknya pekerjaan mu. Pada saat seperti itu kamu harus ingat,
bagaimana kita telah melalui waktu yang tidak singkat. Dan kamu harus kembali
percaya, ada hal yang masih saling mengikat di antara sibuknya dunia kita yang membuat kita untuk tetap saling memikirkan. Tidak
ada yang membuat kita tetap kuat melalui semuanya, selain terus belajar menjaga
dan percaya, kita punya tujuan yang sama. Apapun yang aku dan kamu lakukan saat ini
adalah untuk kita dimasa depan nanti. Maka jangan meminta aku untuk tidak memikirkan mu, karena sama saja kamu meminta aku untuk menjatuhkan semangat ku.
Minggu, 12 Juni 2016
Siapa Yang Menabur Angin Akan Menuai Badai
Sekarang
aku mengerti mengapa diatas dunia ini ada orang yang tidak melabuhkan hatinya
sama sekali. Meskipun tuhan telah menggariskan jodohnya, namun ia enggan
membuka hati bahkan untuk mencaripun ia tak mau. Hingga ia menghabiskan waktu
dan menua sendiri. Mungkin karena diatas dunia ini ada sistem tabur-tuai. Apa yang
ditabur dan itu yang akan dituai, siapa yang menabur angin tentu akan menuai badai, dimana seseorang akan memetik sendiri buah
dari apa yang ia tanam dan penyesalan memang akan datang kemudian hari namun
atas dasar cinta tidak ada sesuatu yang patut disesali. Kelamnya masalalu ternyata
mampu membuat seseorang menutup hati serapat-rapatnya pintu. Mereka merasa segala
kekurangan hanya miliknya, merasa tak ada yang dapat memahaminya. Dan sekarang mungkin
akupun akan melalui itu. Tidak banyak yang akan mengerti mengapa. Sekarang baru
aku tau bagaimana rasanya menjadi mereka, berada dalam situasi yang tiada pernah diinginkan
oleh setiap wanita.
Aku
yang membulatkan hati sebulat-bulatnya angka nol yang tidak memilki ujung. Aku yang
memilih sendiri garis jodoh ku di luar garis jodoh yang tlah tuhan tentukan
untuk ku, aku yang merasa sempurna bersamanya membuat aku mempercayai banyak
hal kepadanya termasuk masa tua ku. Aku yang telah membulatkan tekat untuk
hanya melabuhkan hati padanya dengan halal seusai S1 ku sepertinya itu hanyalah
sebatas tekat yang juga tak berujung. Aku tak mendapatkan apapun hal yang dapat
meyakinkan ku atas pengharapan ku, mungkin karena ia belum berani menjanjikan
sesuatu kepada ku, namun yg ku mau bukanlah janji melainkan keyakinan hati. Keyakinan
yang meyakinkan aku jika disini bukan hanya aku yang mencintai, berkorban,
sabar, iklas, dan menanti. Sekarang aku mengerti mengapa menua sendiri
menghabiskan hari dengan mengingat kenangan manis itu mampu membuat seseorang
menutup rapat pintu hatinya. Sebab dengan seperti itu mereka hanya akan mengingat hal
manis saja tanpa kembali mengulang kepahitan yg serupa.
Selasa, 07 Juni 2016
Marhaban Ya Ramadhan
Alhamdulillah,
marhaban ya ramadhan, mohon maaf lahir dan batin. Ramadhan penuh berkah. Selamat
berpuasa. Tak terasa sudah masuk bulan ramadhan lagi dan hari ini adalah hari kedua
berpuasa. Selama aku kuliah di Padang biasanya setiap awal ramadhan aku selalu
menyempatkan diri untuk pulang kampung dan sahur pertama bersama nenek dirumah.
Selama ini menurut ku hal demikian adalah keharusan dan kebetulan
selama ramadhan perkuliahan ku juga selalu diliburkan. Sama halnya kali ini,
aku tengah libur kuliah, tidak ada kegiatan yang terlalu penting yang harus aku
kerjakan disini, namun ramadahn kali ini aku memilih untuk tidak pulang kampung
pada puasa pertama. Rasanya memang sedih sekali saat sahur dan berbuka puasa
sendiri di negeri orang, apa lagi seisi kos ku ini semua tengah pulang kampung.
Tapi ini adalah pilihan ku, semua aku pilih bukannya tanpa pertimbangan
terlebih dahulu. Belakangan aku merasa tidak fit, keadaan ku tidak baik-baik
saja, masalah dirumah dengan istri papa silih berganti datang laporannya kepada
ku, masalah dalam hubungan ku juga tak kunjung usai bahkan memanjang, belum
lagi jika aku pulang kampung aku akan merepotkan nenek, terlebih saat memasak. Maklum
jika sudah dirumah dan ada yang mengurusi biasanya cenderung berat tangan untuk
bekerja apalagi nenek juga tidak membolehkan aku membantunya. Dengan begitu aku
yang merasa tidak enak. Selain itu aku juga tengah menimbang bahwa seusai
lebaran nanti aku akan melaksanakan PL di kampung selama 5 bulan yang berarti
akan lama lagi aku kembali mengunjungi negeri malin kundang ini, masih ada rasa
sayang untuk beranjak dari sini walau hanya 5 bulan. Hidup ku mungkin memang
sudah ditakdirkan untuk selalu kerepotan, tapi aku tidak mau jika sampai
merepotkan orang lain. Memikirkan semua hal itu terkadang memusingkan ku. Aku tidak
pernah percaya orang lain selain ibu jika untuk bercerita hal semacam itu. Untuk
itu pulalah aku memilih berpuasa disini sembari aku juga menenangkan fikiran, karena
disini aku merasa memilki dunia ku sendiri. Beban fikiran memang tengah
menyulitkan ku belakangan ini, hal tersebut membuat ku kehilangan fokus.
Dan
malam ini adalah hasil dari kepusingan ku belakangan ini. Aku terjatuh dikamar
mandi, disaat aku baru selesai memasang lampu kamar mandi dan akan turun
kelantai dari atas bak yang berjarak cukup tinggi. Masih terdapat cahaya
dikamar mandi yaitu bayangan dari ruang tidur walaupun agak redup. Aku masih
bisa melihat pijakan cukup baik saat naik, namun saat akan turun aku sampai salah
memijak. Awalnya aku akan turun dengan menginjak closet tapi yang terpijak
justru lantai dasar yang jaraknya jauh dari ketinggian ku diatas bak. Alhasil aku
terjatuh, terbalik, dengan posisi kepala yang sampai kelantai duluan dan
terlebih dulu kepala ku terbentur ke keramik dinding kamar mandi. Aku lupa
posisi kaki ku bagaimana. Karena benturan yang cukup keras membuat aku syok dan
panik apalagi saat aku memegang kepala bagian atas belakang aku merasa sudah
tak sama rata lagi. Ternyata kepala ku benjol besar sekali dan sangat sakit. Aku
meninggalkan kamar mandi dan berlari menuju ruang tidur, aku menangis
sejadi-jadinya, aku takut ini membahayakan keselamatan ku. Benar-benar hilang
akal ku bagaimana mungkin bak yang setinggi itu aku tak nampak jaraknya dengan
lantai. Inilah aku jika terlalu banyak fikiran. Aku berfikir, sebegitunya aku
dipusingkan oleh masalah-masalah ku hingga aku kehilangan fokus ku. Dan untungnya
aku tidak mengalami patah tulang. Orang pertama yang aku hubungi adalah kekasih
ku. Karena aku tau ia tak akan langsung mengangkat telepon ku, akupun
mengirimnya sms terlebih dulu. Aku sampai mengagetkannya tadi, dalam isak ku,
aku bercerita padanya dan dari intruksinyalah aku langsung mencari batu es dan
mengompres kepala ku. Tapi ternyata aku juga merasakan sakit pada bagian lain
yaitu pinggang, kaki, dan tangan ku, semua tampak memar dan bengkak. Ceroboh sekali
aku malam ini, semoga keadaan ku cepat membaik.
Langganan:
Postingan (Atom)