Senin, 09 Oktober 2017

My Graduaton Day, 07.10.2017


            Hari itu saat aku baru saja memasuki semester akhir perkuliahan ku yang ditandai dengan dilaksanakannya PPLK di sekolah-sekolah, sungguh masih terbayang difikiran ku betapa sulit aku melalui PPLK itu. Bukan karena aku tidak mampu untuk melaksanakan tanggug jawab ku sebagai seorang guru bukan pula karena aku tidak memiliki modal yang baik untuk aku kembangkan kepada anak didik ku tapi melainkan karena masalah pribadi yang menyeret aku dalam ketidak fokusan dimanapun aku berada dan apapun yang aku kerjakan saat itu termasuklah dalam melaksanakan kuliah semester akhir ku. Seperti yang pernah aku posting sebelumnya walaupun terasa berat namun pada akhirnya aku dapat melalui PPLK tersebut dengan nilai A. Semua tidak lepas dari bantuan rekan-rekan PPLK ku dan keluarga terutama nenek ku yang selalu menyemangati ku, menyiapkan sarapan setiap pagi untuk ku sebelum  aku berangkat mengajar kesekolah. Tapi perjuangan semester akhir belum selesai disitu. Step berikutnya yang harus aku lalui adalah penentu dari akhir perjuangan perkuliahan ku. Yaitu skripsi.
            Jauh aku berfikir saat itu apakah aku mampu melewati step berikutnya, jika kondisi psikis ku tidak begitu bersahabat dengan kenyataan yang harus aku jalani. Jangankan untuk memulai menulis. Memikirkan apa yang akan aku tulis saja aku tidak tahu. Bagaimana tidak jika saat tersulit seperti itu seharusnya dilewati dengan orang-orang terdekat dan dengan suport-suport terhebat justru tidak seperti itu halnya untuk aku. Dia yang sebenarnya aku harapkan dapat mendampingi susah senang ku ternyata meninggalkan ku ketika susah seperti itu. Bahkan masih terngiang indah ditelinga ku kata-kata yang diucapkannya dengan lantang kepada ku “aku tidak perduli kamu sedang PPLK ataupun skripsi!”. Kata-kata yang diucapkan oleh seorang sarjana yang memotivasi aku untuk menjadi seorang sarjana, dialah dalang dari masalah pribadi yang telah menyeret aku dalam ketidak fokusan.
            Dalam keadaan terburuk ku saat itu aku berusaha untuk tetap menulis skripsi ku, tak jarang dalam aku mengetik air matapun ikut menetes dipipi ku, benar-benar ini bukan hal yang mudah bahkan ini teramat berat untuk ku jalani tapi aku masih ingin berjuang untuk masa depan ku, untuk orang tua, adik dan keluarga ku yang sangat mengharapkan aku bisa menyelesaikan dengan baik perkulihan ku. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7…. ya sudah ada tujuh judul skripsi yang telah aku ajukan pada tim sleksi skripsi, akan tetapi tak satupun dari tujuh judul tersebut yang diterima. Padahal jika aku melihat punya teman-teman ku meraka tidak harus sampai tujuh kali mengajukan judul skripsi seperti aku, ada yang dua kali tiga kali sudah diterima oleh tim sleksi skripsi lalu bisa melanjutkan pada penulisan BAB I. Dan disanalah hampir putus asa ku. Karena masih belum ada judul yang diterima oleh tim sleksi akupun mencoba kembali mencari-cari judul untuk aku ajukan yang kedelapan kalinya. Kali ini aku mencoba mengangkat permasalahan yang tidak jauh dari ku, dengan berpedomankan pada laporan PPLK ku tempo hari aku mengangkat sebuah permasalahan sebagai judul skripsi ku. Sembari aku menunggu hasil judul kedelapan ku, akupun memutuskan untuk pulang kampung beberapa hari karena sepertinya aku sudah begitu kualahan melewati step ini. Tak lama aku dikampung dosen pembimbing PPLK ku menghubungi ku ia memberi tahu bahwa saat itu ada penerimaan beasiswa di kampus dan nama ku menjadi salah satu yang diajukan beliau pada tim sleksi beasiswa, fikiran ku ketika itu adalah coba-coba saja toh penerimaan beasiswa tersebut masih diseleksi lagi jika rezeki Alhamdulillah jika tidak ya tidak masalah, sebab pasti banyak sekali yang mengajukan diri pada penerimaan beasiswa tersebut.
            Dan disinilah tuhan berperan atas nasib baik ku yang membuat aku mengerti bahwa tuhan tidak pernah meninggalkan aku sendiri. Disaat aku menggantungkan tali pengharapan ku kepada dia yang selama ini aku jaga tali pengharapannya justru saat giliran ku ia meninggalkan aku hingga menghilangkan kefokusan ku dan di saat itu pula tuhan menggantikannya dengan yang lain di dalam hidup ku. 06 Januari 2018 saat itulah aku mulai menemukan semangat ku lagi, saat dimana tuhan memperkenalkan aku dengan seorang laki-laki yang telah ikut mengantarkan aku pada wisuda S1 ku ini. Dialah yang telah banyak ambil andil selama aku menyelesaikan skripsi.
            Melanjutkan cerita ku tadi, tak lama dari telepon mengenai pendaftaran beasiswa waktu itu, dosen pembimbing PPLK ku kembali menelepon ku. Kali ini ia mengabari ku agar aku datang ke kampus pada keesokan harinya dikarenakan beasiswa yang beliau daftarkan untuk ku diterima. Akupun langsung memesan tiket untuk keberangkat keesokan harinya. Sesampainya aku di Padang yaitu kota perkuliahan ku 22 Januari 2018 dengan didampingi kekasih baru ku itu aku berjalan menuju ruang tim sleksi beasiswa, ternyata hari itu adalah penyerahan beasiswa dengan nominal yang lebih dari pada cukup untuk ku. Selanjutnya aku menuju ruang dosen tim sleksi skripsi bermaksut hanya ingin mengecek judul skripsi kedelapan yang aku ajukan seminggu yang lalu, dan ternyata judul tersebut telah dicek oleh tim sleksi dengan ACC diterima, kemudian aku teringat bahwa aku ingin mengecek nilai PPLK diportal akademik ku, yang tenyata nilai PPLK ku saat itu adalah A. Alhamdulillahhirobbilalamin, sungguh tuhan tidak pernah meninggalkan ku sendiri. Apa yang aku dapat hari itu lebih dari pada yang aku inginkan. Kapan aku membayangkan jika aku akan menemukan sosok baru di dalam kehidupan ku yang kemudian menjadi pengganti atas pengharapan yang telah diputuskan seseorang sebelum ia kepada ku, kapan aku tau jika aku akan mendapatkan beasiswa dan kapan pula aku membayangkan jika nilai PPLK ku adalah A, sedangkan yang tengah aku perjuangkan saat itu adalah judul skripsi ku saja.
            Hari itu adalah awal dimulainya perjuangan ku dalam menyelesaikan skripsi perkuliahaan semester akhir ku. Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus adalah rentang waktu yang sangat lama rasanya aku lalui sebagai seorang pejuang skripsi. Jika saat itu aku berhasil mendapatkan ACC kompre dari dosen pembimbing 1 tepat sebelum batas pendaftaran ujian kompre ditutup tidak begitu halnya dengan ACC kompre dari dosen pembimbing 2. Karena aku terlalu banyak menghabiskan waktu mengejar ACC kompre dari pembimbing 1 aku sampai lupa bahwa masih ada pembimbing 2 yang juga harus aku kejar ACC nya. Sementara hari itu terdengar kabar bahwa batas pendaftaran ujian kompre baru saja ditutup tapi sehari itu juga aku tidak mendaftarkan diri dikarenakan aku belum berhasil mendapatkan ACC kompre dari dosen pembimbing 2. Sungguh kecewa rasanya hati ku saat itu sehingga keesokan harinya aku memutuskan untuk pulang kampung saja. Sebelum pulang kampung aku menyempatkan diri untuk mengunjungi salah seorang teman kuliah ku. Akan tetapi sesampai aku di tempatnya alangkah terkejutnya aku ternyata dia yang terakhir penelitian dari pada aku sudah mendaftarkan diri untuk mengikuti ujian kompre yang artinya ia akan mengikuti priode wisuda tahun ini. Lantas teman ku pun ikut terkejut ketika tau bahwa aku tidak ikut mendaftarkan diri untuk ujian kompre. Ia pun langsung memaksa aku untuk menghubungi dosen program studi dan menanyakan kepastian dari batas pendaftaran. Awalnya aku tidak mau karena aku tidak berani, tapi setelah ku fikir-fikir tak ada salahnya mencoba mana tau masih bisa mendaftar. Dan ternyata pendaftaran masih dibuka hingga pukul 09.00 keesokan harinya. Ketika aku tau jika masih bisa mendaftar, akupun langsung menyelesaikan revisi skripsi ku serta mengatur janji dengan dosen pembimbing 2 ku dan alhamdulillah keesokan harinya akau sudah mendapatkan ACC kompre dari dosen pembimbing 2. Tinggal aku menyusun kembali syarat-syarat ujian kompre yang telah aku siapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Hari itu juga aku selesai mendaftarkan diri untuk mengikuti ujian kompre. Sungguh banyak kemudahan yang telah tuhan berikan kepada ku saat itu.
            Lagi-lagi berkat campur tangan Nya serta orang-orang baik disekeliling ku jugalah aku bisa mengikuti ujian kompre tahun ini. Dan salah satu diantara orang-orang baik itu adalah kekasih ku yang selama kurang lebih delapan bulan perjuangan skripsi ku tidak pernah lepas dari bantuannya. Sebab dari A sampai Z ia sudah banyak ikut bersusah payah menemani masa-masa tersulit diperkuliahan ku, sabar mendampingi step by step dari awal aku memulai menulis skripsi, bimbingan, perbaikan, penelitian, seminar proposal, revisi, hingga rampunglah skripsi ku. Dari aku mencari buku kesini dan kesitu, aku bimbingan dengan dosen pembimbing satu kesini, dosen pembimbing dua kesitu, perbaikan skripsi yang dicoret-coret sama-sama kami baca, penelitian yang mengharuskan ku pulang kampung dia juga pulang kampung, revisi yang harus bolak balik kos kampus dia yang mengantar dia juga yang menjemput, hingga pada saat aku kompre dia pulalah yang sudah membantu ku menyiapkan semua bahan-bahan dari membantu ku mengetik, menemani ku memprint, menyiapkan makan siang untuk tim penguji, mengisikan aku pulsa untuk menghubungi tim penguji, bahkan sehari sebelum aku ujian skripsi saat aku kembali membaca skripsi ku yang ternyata ada sedikit kekhilafan dalam penulisan skripsi sehingga membuat aku menangis sejadi-jadinya ia masih terus mendampingi ku menyemangati ku menghiburku dan menguatkan aku memberikan bahu untuk ku menghapus air kata ku, dia yang mendengarkan aku menangis terisak-isak hari itu, dia pula yang dapat menghentikan tangisan ku.  Dan saat ujian komprepun datang ia masih setia menunggu ku di depan pintu ruang ujian, jika teman-teman yang lain ada yang datang lalu pergi tak begitu yang dilakukan olehnya, dari awal aku memasuki ruang ujian hingga aku selesai melaksanakan ujian dia masih menunggu ku di depan pintu dengan wajah cemas dan juga khawatir kepada diri ku dan hingga nilai ujian diumumkan aku sangat berterimakasih kepadanya, karena saat itu nilai ujian skripsi ku adalah 83 yaitu A, sungguh tidak akan terbalas oleh ku segala kebaikan yg telah ia beri kepada ku sampai pada akhirnya 07 Oktober 2018 aku diwisudakan sebagai seorang sarjana pendidikan S1, semoga Allahlah yang membalas segala kebaikannya itu.
            Bagi sebagian orang skripsi memang adalah suatu hal yang sangat menakutkan. Awalnya akupun berfikiran seperti itu karena mengingat sudah beberapa kali aku mengajukan judul skripsi tapi belum ada yang di ACC. Namun ternyata tuhan masih ingin aku berjuang, saat aku kehilangan semangat ku tuhan pula yang mengembalikan semangat ku dengan sebaik-baik cara yang tidak pernah aku sangka sebelumnya yaitu dengan mempertemukana ku dengan laki-laki yang saat ini masih berdiri disamping ku. Bahkan sekarang aku bisa bilang bahwa delapan bulan ini aku seperti tidak mengerjakan skripsi padahal aku sudah bersusah payah menyelesaikan skrisi ini, hal ini karena disamping belajar dia juga ikut menyemangati ku dengan caranya sendiri, ikut bersamanya kesana dan kesitu menjadi refreshing tersendiri untuk ku selama skripsi, berada disampingnya setiap hari juga menjadi vitamin tersendiri untuk ku. Mungkin memang bukan dia yang membiayai kuliah ku, bukan pula dia yang mengirimi belanja ku tapi jika tanpa dia aku yakin aku tidak akan bisa seperti sekarang ini, disaat seseorang sebelum dia meninggalakan ku saat aku akan berjuang dia justru datang dan menemani ku saat berjuang. Dan mungkin orang tua dan keluarga ku tidak tau bagaimana peran nya selama aku menyelesaikan skripsi ku tapi aku sangat tau sejauh mana ia telah berperan selama aku menyelsaikan skripsi ku. Siang malam, panas dingin, hujan terik, suka duka, canda tawa, sedih bahagia, sudah banyak kami lalui bersama, dan hanya kamilah yang tau bagaimana prosesnya. Sejauh ini hubungan kami sudah berjalan sepuluh bulan, walaupun baru tapi ini lebih berkesan dari pada hubungan lima tahun yang pernah aku jalani sebelumnya. Karena yang ada saat susah jauh lebih berarti dari pada yang ada saat senang. Tapi bagaimanapun akhirnya hubungan ini esok baik atau buruk nya kekasih ku ini, ia tetap sudah menjadi yang tebaik untuk ku, untuk masa depan ku, untuk kebahagiaan orang tua ku, karena tanpa ia aku mungkin tidak akan bisa melalui semua ini. Terimakasih A.S.I.