Kamis, 25 Agustus 2016

22.12.11


Banyak ku melihat kisah cinta diatas dunia ini tapi tak sesedih kisah cinta ku sendiri, dihianati dengan cara yang keji. Sampai hati mu menjatuhkan asa ku, menghilangkan semangat ku, memutuskan pengharapan ku, mengecewakan hati seseorang yang berlindung kepada mu. Kuncup bunga yang baru akan mekar itu kini layu kembali. Begitu tega kamu limpahkan apa yang sebenarnya pernah kamu tanggung dari sosok sebelum aku kepada ku, padahal kamu tau sekali bagaimana rasanya menjadi aku. Gajah dipelupuk mata kini seolah tak terlihat lagi dan justru semut diseberang lautan yang terlihat jeli. Sungguh semester akhir yang begitu menguji.
Simpan sedih ku, simpan perih ku, tuhan ku  bersama ku. Sungguhpun aku telah lama mengetahui apa yang tak kamu beritahu pada ku namun aku tak meminta mu melepaskannya untuk ku tapi ternyata justru aku yang kamu lepaskan untuk dia. Dan sungguh dirimu tlah keliru pada ketulusan ku. Maka bahagialah kamu yang memilih kebahagiaan mu dengan mengecewakan aku. Aku tak akan mengusik mu seperti ia mengusik kita. Aku tak ingin menjadi duri didalam daging, “aku tidak akan mengambil kebahagian orang lain, aku tidak seperti apa yang orang lain fikirkan, jalan hidupku masih panjang, tidak akan pernah aku mengambil hak orang lain”, aku tak ingin ia merasakan apa yang aku rasa. Mengalah bukan berarti kalah, mengalah bukan berarti menyerah. Bahagialah, dan harusnya kamu tahu bertahun-tahun bersama mu aku selalu memastikan diri mu bahagia bersama ku, dan ketika kamu merasa kebahagiaan sudah tidak kamu temukan dari diri ku maka bahagialah dengan cara mu dengan pilihan mu walau tanpa aku dan tidak bersama ku, tugas ku mungkin telah selesai jadi tak perlu lagi kamu bersembunyi didalam topeng malaikat mu hanya sekedar untuk membahagiakan ku dengan berpura-pura mencintai ku. Aku akan memilih jalan ku, seperti kamu memilih jalan mu dibelakang ku dan jalan ku masih panjang tanpa ku tau bagaimana takdir ku, baik dan buruk masa depan ku, namun sepertinya masa depan ku seolah sudah terbaca oleh mu dari hal ini, hingga mampu membuat mu semena-mena kepada ku. Ya apalah aku, sarjana tidak, kaya tidak, ibu tiada, ayah jauh, keluarga brokenhome pula, jadi sudah biasa untuk ku jika banyak orang yang tak bisa memandang ku. Karena memang seperti itu bukan, kadang kita tidak bisa terlihat hanya karena kita tidak ada apa-apa, bukan siapa-siapa, dan tidak punya apa-apa. Harta, tahta, mengalahkan segalanya. Kini aku mulai mencoba melihat orang-orang disekeliling ku, dengan gemelut ini setidaknya bertambah lagi pengetahuan ku jika tak ada manusia yang terlihat baik itu benar-benar baik, dari hal ini aku tau siapa yang benar benar teman. Mungkin iya orang yang aku cintai tidak selalu ada untuk ku, tapi orang yang mencintai ku sudah pasti akan selalu ada untuk ku.
Terbanglah merpati tebaik ku, karena yang terbaik pasti akan pulang. Tak akan ku usik hal-hal yang membahagiakan mu meski aku harus larut dalam kesedihan ku. Aku tetap tak akan menutup pintu hati ku jika suatu hari mungkin tuhan mengetuk pintu hati mu kembali, namun aku juga tak bisa membiarkan pintu hatiku terbuka selama kamu bahagia didalam kesedihan ku. Ingatlah ada sosok yang telah larut dalam kesedihannya berbulan-bulan ditengah kebahagiaan mu dari penghianatan mu, dan sosok itu adalah aku. Nikmatilah, nikmatilah penerbanganmu kali ini, jika esok tak kamu temukan tempat untuk berhenti kembalilah berhenti ditempat ku, tempat yang akan dengan iklas memaafkan mu kembali. Namun kini dewasakanlah diri dan aku akan membenah diri, mulai berfikir jika dunia bukan sebuah putaran tanpa poros saja. Suatu saat ia akan berhenti berputar dan aku ingin ketika dunia ini berhenti berputar aku masih bisa meyakinkan diri ku bahwa kecintaan ku kepada mu ternyata telah menutup rapat pintu hati ku. Karena untuk ku hidup cuma sekali, mati juga sekali, aku ingin jatuh cintapun hanya sekali. Dan aku telah jatuh cinta didalam hidup ku sebelum mati, dan tak akan aku jatuh cinta untuk yang kesekian kali. Cinta itu abadi walau tanpa memiliki.
Aku tak tau siapa yang akan melamar duluan, ntah jodoh atau ajal, itulah mengapa aku tak pernah mau menyia-nyiakan waktu, karena aku telah lebih dulu kehilangan orang yang aku cinta sebelum aku kehilangan kamu dan rasanya luar biasa, aku tak ingin kehilangan cinta untuk yang kedua kalinya tapi apalah daya dirimu meninggalkan aku demi dia. Tapi tak apa. Yang pergi dari ku hanyalah diri mu, cinta dan perasaan ku akan tetap ada didalam hati ku dan aku tak akan mau kehilangan cinta itu untuk yang kedua kalinya. Suatu waktu aku tetap tak akan bisa menolak takdir, pasti esok, lusa atau ntah kapan akan ada sosok yang datang dan berusaha masuk kedalam kehidupan ku. Mungkin mereka akan berusaha lagi meluluhkan hati ku seperti ketika itu kamu meluluhkan hati ku, aku bahagia dan sangat bersyukur jika suatu saat nanti ada orang lain diluar sana yang diam-diam ternyata menyukai ku selain kamu, tapi aku yakin siapapun orang itu, mereka tentu tidak akan pernah bisa menerima ku setelah kamu.
Bohong jika aku tak menuntut tanggung jawabmu sebagai laki-laki yang selama ini menaungi perasaan ku, hari-hari ku dan yang aku harap mendampingi masa depan ku tapi kamu tau semenjak hari itu akupun mulai mencintaimu bukan cintanya anak SMA meskipun saat itu aku baru kelas 1 SMA, cinta itu adalah ketulusan ku hingga aku mempercayakan banyak hal kepada mu. Tapi kali ini batin, jiwa dan raga ku seolah berteriak memanggil nama mu, memanggil sosok yang dulu pernah ku kenal baik. Dan bohong jika aku tak cemburu bohong jika aku masih mampu tapi sayang hati kecil ku masih belum ingin menyerah. Lalu aku bisa apa? Membuat mu berpisah darinya atau melupakan mu dengan mencari penganti mu. Tidak, aku tak sejahat dan setega itu pada sosok yang telah lama menaungi hati ku. Jika kamu bertanya mengapa aku masih tetap ada dengan keegoisan ku untuk mempertahankan mu jawabannya hanya satu. Tuhan ku tau apa yang harus aku lakukan. Meski mata telah melihat apa yang sebanarnya dan telinga telah mendengar apa yang ada tapi hati masih berkata sabar. Maka itu aku bertahan walaupun kini aku bertahan dalam diam. Tapi bukan berarti aku kehabisan kata-kata untuk menceritakan bagaimana pilunya hati ku. Hanya saja bagi ku diam, iklas, dan membiarkan adalah jalan terbaik. Sebab lidah itu tidak bertulang, dan aku tak ingin melukai perasaan mu dengan segala ucapan ku seperti ucapan-ucapan mu nan teramat kasar dan tak bertempat kepada ku yang berhasilkan menyayat perasaan ku.
Sesungguhnya kamu telah menyia-nyiakan perempuan yang memiliki hati sesuci hati ku, hati yang tak pernah tersentuh oleh orang lain selain diri mu karena hati ku telah jatuh dan mencintai mu sejak awal aku mendengar suara mu hari itu 5 tahun yang lalu ditelepon seluler ku dan masih mencintaimu hingga hari ini hingga nanti hingga mati, karena cinta tidak harus memiliki dan melepas mu itulah akhir dari usaha ku untuk mencintai mu.