Terhitung sudah
dua bulan lebih aku mengajar disekolah itu, aku sudah bisa beradaptasi dengan
lingkungan baru ku, terlebih dengan siswa dan siswi ku. Mereka terlihat mulai
nyaman dengan keberadaan ku. Berlahan akupun ikut larut dengan dunia ku; dunia
baru bersama orang-orang baru itu. Ya, aku jatuh cinta lagi, sebuah rasa yang
aku kira tak akan pernah singgah lagi kepada ku. Aku jatuh cinta lagi pada
mereka yang membuat aku mempunyai alasan untuk tidur malam lebih cepat dari
biasanya, aku jatuh cinta lagi pada mereka yang membuat aku bersemangat untuk
bangun lebih pagi dari biasanya, aku jatuh cinta lagi pada mereka yang
menghargai ku dengan cara yang sederhana. Dan mereka adalah siswa siswi ku.
Yang setiap hari bersama ku dan menjadi alasan aku untuk lebih kuat, lebih
tegar dan lebih sabar lagi.
Tak ku pungkiri
namanya anak-anak tentu tak semua yang sedewasa yang aku harapkan. Dari sekian
banyak siswa siswi mungkin hanya beberapa yang mau diarahkan oleh ku, yang bisa
diam dan fokus saat aku mengajar dan menerangkan, tapi dari yang beberapa
itulah aku merasa ada, merasa berguna, dan aku merasa tak sia-sia ibu
menguliahkan aku pada universitas itu. Sesungguhnya tak perlu dengan cara yang
mewah dan wah jika ingin merasa bahagia. Selama ini aku terbiasa membahagiakan
diri ku dengan semua hobi-hobi ku. Traveling, eating, hunting aku mengabiskan
banyak uang hanya untuk mencari kebahagiaan, namun ternyata tak perlu melangkah
sejauh itu. Cukup hanya dengan bersama mereka orang-orang baru itu aku sudah
sangat merasa bahagia.
Ntahlah, akupun
bingung apa yang aku fikirkan ini sehingga menjadikan mereka sebagai tombak
kebahagiaan dan semangat ku saat ini, tapi yang jelas bersama mereka aku
seperti dibawa larut dengan kerinduan akan keluarga ku sendiri, dengan papa,
mama dan adik laki-laki ku yang seusia mereka, dengan semua yang berlahan telah
melangkah menjauh dan pergi dari ku. Tapi ternyata dari semua masalah,
kesulitan dan ujian tuhan masih sangat menyayangi ku seolah tak perduli dengan
banyaknya dosa pada diri ku. Sebab ia masih sudi melimpahkan kebahagiaan yang
luar biasa kepada ku dengan cara yang sesederhana ini.
Dan bagaimana
mungkin aku tak jatuh cinta lagi, catuh cinta kepada mereka yang selalu menyapa
pagi ku, mereka yang jika bertemu dengan ku bisa menyalami ku hingga lebih dari
satu kali. Mereka yang suatu hari sempat menyapa lembut lamunan panjang ku.
Sedikit bercerita. Hari itu usai ulangan harian, aku terdiam sejenak dalam
pemikiran panjang atas lamunan masalah yang berseteru didalam batin ku. Aku
mencoba menyeimbangkan kondisi dengan situasi ku, namun ternyata gemelut batin
ini justru terbaca oleh salah seorang siswi ku. Aku lupa siapa namanya yang
jelas hari itu dia telah membuka banyak hal dari dalam pemikiran ku. Ditengah
usaha ku yang sedikit menesahi mereka karena mulai membuat fikiran dan perasaan
ku menjadi semakin kacau. Maka datanglah seorang siswi menghampiri meja ku. Ia
bertanya pada ku “ibuk sedang banyak masalah? Ibuk bersedih?” Akupun
menjawabnya “iya, kenapa?” Dengan spontannya siswi ku itu mencoba sedikit untuk
menguatkan aku “kami ada kata-kata untuk ibuk” “apa?” Tanya ku penasaran, “buk,
apa yang membuat ibuk bahagia pertahankan, dan apa yang membuat ibuk bersedih
tinggalkan” oh tuhan ini lah dia siswi kelas 1 SMA ku yang memilki pemikiran
sedewasa ini. Mungkin apa yang ia ucapkan pada ku sudah cukup sering terbaca
oleh aku bahkan kita semua di sosial media, tapi aku tak pernah terfikir untuk
mencerna lebih dalam makna dari kata-kata semacam itu. Namun kali ini, luar
biasa. Lagi-lagi aku hanya bisa terpesona pada semua scenario tuhan yang telah
mempertemukan aku dengan mereka yang berhasil membuat aku jatuh cinta lagi dan
bagaimana mungkin aku tak jatuh cinta lagi, pada mereka ini. Mereka yang sudah
ada dalam sulitnya semester tua ku. Terimakasih sudah menjadi pelipur lara ku.
Aku selalu mendoakan semoga semua yang hari ini aku ajari masa SMA nya suatu
hari nanti kelak akan menjadi orang-orang yang sukses, berguna dan membanggakan
keluarga. Amin.