Minggu, 31 Juli 2016

Surga Cinta

 Kita selalu berusaha mengatakan seberapa besar cinta kita
Sayangnya akhir-akhir ini kita kehilangan kata-kata
Namun aku yakin Tuhan pasti akan menunjukkannya
Tanpa perlu kita bersuara

Aku ingin tidak ada jarak memisahkan kita
Seperti urat dan nadi, seperti jantung dan nafas

Karena aku wanita,
Aku sanggup menghadapinya

Kamu pernah bertanya padaku,
Seberapa besar cintaku padamu
Dan aku tak pernah menjawabnya
Karena aku yakin bahkan Tuhanpun tahu
Sehingga kamu akan melihat buktinya
Dari air mataNya

Dan mulai hari ini, dengarlah cintaku menggema dimana-mana
Karena ia sudah menyatu bersama ruang dan waktu
Ia akan terus ada, bahkan sampai kelak kamu tak bisa lagi mendengar apa-apa
Selain suaraNya yang sejak awal adalah suara dia yang tlah menciptakan kita dan menyatukan kita kedalam sebuah rasa

Rabu, 27 Juli 2016

Purajo Tuhan Kuaso


Tiga hari dari hari pertama PL ku, hari ini adalah pertama kalinya aku turun langsung mengajar dikelas. Memang benar perkataan guru-guru ku ketika aku SMA dulu. Dan sekarang aku merasakan semuanya. Ketika dimana saat aku menerangkan didepan siswa justru bertingkah dibelakang, ada yang berbicara, makan, tidur, lari sini sana, permisi bolak balik. Belum lagi yang aku ajar adalah siswa kelas 1 yang usianya baru 15 tahun dan merupakan masa-masa sulit untuk dihadapi. Namun hari ini saat jam mata pelajaran ku selesai saat aku akan meninggalkan ruang kelas tiba-tiba beberapa dari siswa ku itu menahan langkah ku "buk!" ucap salah seorang diantara mereka kemudian yang lainnya ikut berlari kearah ku, ternyata mereka menahan langkah ku hanya untuk menyalami ku dan mengucapkan terimakasih pada ku "terimakasih ya buk". Akupun terdiam sejenak didepan pintu kelas itu, rasanya ingin menangis namun aku sadar keberadaan ku sebagai seorang guru harus mampu mendewasakan ku. Sedih saja rasanya aku. Tiga hari berjalan dari masa PL ku aku benar-benar telah kehilangan fokus ku, tak ada materi yang aku pelajari dirumah dulu untuk aku ajarkan hari ini, bahkan aku tak membuka buku-buku perkuliahan ku lagi semenjak gemelut hati menyelimuti ku dalam 9 bulan ini, semua bisa terlihat dari turunnya IP ku pada semester lalu. Kesedihan benar-benar telah melarutkan aku dalam sendu ku sendiri. Namun siswa ku justru berterimakasih atas pembelajaran hari ini. Aku dibuat sadar oleh siswa-siswa ku betapa mereka menginginkan ilmu dari ku. Ditengah jam mata pelajaran ku saat aku menjeda penjelasan ku karena aku mulai merasa sesak berbaur dengan kesedihan dan sendu ku tiba-tiba diantara dari siswa-siswa ku itu justru menyeru ku “apalagi kelanjutannya buk?!”. Ya allah bagaimana jadinya jika aku hanya memikirkan kesedihan ku hingga aku mengabaikan mereka, bagaimana mungkin aku tega memberikan mereka pelajaran tanpa reverensi yang jelas. Guru macam apa aku ini. Percuma aku kulliah pada bangku perkuliahan yang benar-benar melahirkan seorang guru yang profesional jika aku tak mampu memprofesionalkan diri ku. Aku justru membawa masalah ke sekolah. Maafkan aku siswa-siswa ku. Aku terpaksa menjalani PL dalam masa sulit ku sehingga aku hanya memikirkan diri ku tanpa aku tau jika sebenarnya kalian lebih membutuhkan aku. Aku tersanjung hari ini, aku merasa dihargai dengan cara sederhana yang mereka beri dengan cara mereka menyalami ku dan berterimakasih pada ku.
Ya tuhan sudah tak bisa ku bendung, sedih ku memuncak disini saat dimana masa sulit datang tak ada satu sosokpun yang ada mendampingi ku, sungguh luar biasa cara mu mendewasakan aku. Selain dari pada keluarga yang memang sudah sangat menyulitkan ku, ujian terbesar juga datang dari orang yang begitu aku kasihi, orang yang selalu aku jaga perasaannya. Dan tak ku sangka ia setega ini pada ku. Sedih ya allah, aku tak sekuat apa yang ia lihat, aku tak sanggup, aku menyerah. Mungkin ini adalah cara mu menyadarkan aku jika pada kenyataan dia tak benar-benar menginginkan aku, perkataannya yang memastikan masa depan bersama ku hanyalah sebatas ucapan untuk menghibur ku atas sesalnya yang telah meluluh lantahkan masa depan ku. Mungkin saat ini sudah saatnya untuk aku menyadari jika cinta tak akan setega ini, kini akan ku buka hati untuk mengiklaskan segala hal yang memang engkau takdirkan bukan untuk ku. Maka berikanlah kekuatan untuk aku melewati semua ini dengan sabar, kini aku tak lagi meminta agar engkau jangan membalasnya dan cukup menyadarkannya karena aku yakin sekarang jika ia benar-benar tidak akan sadar bahkan hari ini ia memblokir aku dari fbnya seperti tak cukup untuknya mendelcon aku dari bbm. Ia tidak akan berubah sebelum engkau yang merubahnya dan semoga suatu saat jikalau engkau merubahnya rubahlah ia dengan cara yang baik tanpa harus ia merasakan perlakuan seperti apa yang ia berikan pada ku saat ini. Karena aku percaya karma itu pasti ada.
Kini asa ku benar-benar putus, semangat ku berhenti disini. Mungkin setelah ini aku akan down tak bisa berbuat apa-apa, menangis dan bersedih dalam waktu yang lebih lama, namun setidaknya dengan semua ini aku belajar dewasa jika tak semua orang yang mati-matian kita pertahankan walau telah disakiti berkali-kali akan mempertahankan kita juga. Sudah saatnya aku merelakannya. Karena ia pun terlihat baik-baik saja tanpa aku. Setelah ini aku mungkin hanya kehilangan  sosok yang tidak pernah mencintai ku  tapi ia telah kehilangan sosok yang dengan tulus mencintainya. Allah kuatkanlah aku. Jagalah dia tanpa ada aku bersamanya. Jika memang harus engkau pertemukan ia dengan wanita selain dari pada aku, maka pertemukanlah ia dengan wanita yang jauh lebih baik dari aku, yang jauh lebih tulus dan mampu menghargai serta membuat ia merasa lebih berarti, wanita yang membuat ia merasa ada saat orang-orang tak mampu melihat keberadaannya, wanita yang jauh lebih bisa tetap ada di saat susah dan senangnya, wanita yang mengerti dan jauh lebih bisa mendewasakan diri menghadapinya, wanita yang siap siaga dan langsung ada saat ia membutuhkan bantuannya dan yang pasti wanita yang memiliki kesabaran melebihi kesabaran ku. Serta iklaskanlah aku untuk segalanya.

Senin, 25 Juli 2016

PPLK



Hari ini adalah hari pertama aku mengajar disalah satu SMA dikampung ku sebagai guru muda PL membawa nama baik kampus ku untuk mendidik bagian dari penerus bangsa ini. Semua rasa terasa campur aduk didalam hati ku. Aku bahagia karena saat ini aku berada dipenghujung semester perkuliahan ku yaitu semester 7, aku bahagia karena diberi kepercayaan oleh pihak kampus dan juga sekolah untuk langsung mengajar diruang kelas menghadapi banyaknya siswa, tapi yang paling tak mengenakkan untuk ku karena ini adalah kali pertama aku mengajar sehingga ada sedikit rasa takut, cemas, khawatir, dan grogi saat aku harus berdiri sendiri didepan kelas menghadapi banyaknya pasang mata yang menjadikan aku titik fokus pandangan mereka. Sebenarnya tak ada masalah dengan semua perasaan yang terasa campur aduk didalam hati ku ini. Jika bahagiannya sudah pasti aku nikmati dan sedihnya seharusnya bisa aku lewati yaitu dengan cara saling berbagi, bercerita pengalaman ku hari ini pada sosok yang mungkin bisa menenangkan hati. Namun sayang seribu kali sayang lagi-lagi tak ada kata yang dapat menerjemahkan rasanya menjadi aku. Aku telah kehilangan semua sosok yang selama ini begitu dekat dengan ku.
Hari ini aku melangkahkan kaki ku keluar rumah dengan bismillah. Aku berhenti sejenak didepan pintu rumah, mencoba mengirimi pesan singkat pada orang-orang terdekat ku meminta restu dan doa untuk pelangkahan ku. Papa dan kekasih ku adalah orang-orang yang aku kirimi pesan singkat itu pagi ini. Dengan semangat aku merangkai kata-kata sembari berdoa berharap akan diaminkan bersama. Namun lama aku menunggu bahkan hingga aku sampai disekolah masih belum ada balasan apa-apa yang aku terima dari papa maupun dari kekasih ku. Ternyata aku lupa jika saat aku akan kembali ke kampung ku ini saja mereka berdua itu juga tak menanyakan apa-apa tentang keberangkatan ku lantas mana mungkin mereka akan merespon hari ini untuk ku. Sedih sekali rasanya aku. Tak pernah aku menyangka jika waktu ternyata telah merubah segalanya. Seandainya mama masih ada aku rasa pagi ini mungkin beliau tak hanya bisa aku ajak mengaminkan bersama doa-doa ku tapi juga mungkin beliau akan mengiringi bait-bait doa ku tanpa aku harus memintanya.
Tiba-tiba aku teringat cerita 5 tahun yang lalu saat dimana kekasih ku itu juga sedang melaksanakan PL S1 nya disalah satu SMA dikota kakaknya. Ketika itu aku baru saja menaiki kelas 2 SMA seangkatan dengan siswa yang diajarnya, namun sayang saat keberangkatannya untuk PL ketika itu aku mendapatkan sakit malaria tipus yang mengharuskan aku untuk dirawat total di RS. Sebelum aku dirawat ia sempat menjenguk ku ke rumah sembari berpamitan untuk berangkat menuju kota kakaknya dan memulai PL pertamanya. Hingga hari pertamanya mengajar ia masih terus mengabari ku dan tak sengaja pagi ini aku mencoba mengecek status lama di fb kedua ku mencari puing-puing kebahagiaan dari semua kenangan yang tersisa kalau-kalau ada yang mampu menyemangati langkah awal ku pagi ini. Namun lain yang ku cari lain pula yang aku temui. Di fb aku membaca status yang menceritakan hari pertama ia ke sekolah dan dikenalkan dihadapan banyaknya siswa pada saat UPB berlangsung. Sedih sekali jika harus ku ingat lagi, ketika itu juga merupakan saat dimana ujian pertama datang didalam hubungan ku, namun tak perlu aku ceritakan kesedihan apa yang ia hadirkan pada ku ketika itu yang pasti sekalipun ia sudah sangat menyedihkan hati tak lantas membuat aku pergi, menjauh dan meninggalkan perjuangannya ketika itu. Aku masih mendampinginya sekalipun ketika itu keberadaan ku mulai ia abaikan, semua terasa saat dimana ia terserang DBD dan mengharuskan ia dirawat, saat aku berusaha mencari informati tentang keadaannya kembali ia tak merespon apa-apa niat baik ku, ia membentak ku tiap kali aku berusaha menanyakan kabarnya ketika itu. Ia memarahi ku karena merasa aku mengabaikan saat sakitnya, namun sebenarnya ada sesuatu yang mungkin tak ia sadari jika disana saat itu tlah ada sosok yang mengantikan posisi ku sehingga membuat ia merasa tak membutuhkan ku dan menjadikannya mengabaikan setiap perhatian ku yang membuat ia merasa aku menjauhinya, namun tak begitu. Kendati bagaimanapun keadannya ketika itu hingga masa PL nya berakhir aku masih mendampinganya, tak selangkahpun aku beranjak menjauh dan meninggalkannya. Dan sedih saja rasanya aku hari ini saat dimana keadaan seperti dibalikkan pada 5 tahun yang lalu namun ia tak berlaku sama kepada ku. Sungguh saat ini perlakuannya bukan lagi manusiawi untuk ku, sifatnya, egonya benar-benar telah menyakiti hati ku, membuat sedih hati ku dan memporak porandakan perasaan ku.
Ya allah, apa sebenarnya yang engkau ingin lihat dari ku dan bagaimana pula rahasia masa depan itu untuk ku? Semua orang seperti mengabaikan ku, tak ada satu sosokpun yang bisa melihat keberadaan ku. Semua terasa berat untuk aku lalui, fikiran ku terasa buntu untuk mengerti. Benar-benar tak ada yang menyemangati ku, maka kuatkanlah aku. Aku menyadari semua yang berlahan pergi dari ku sungguh telah sangat menyulitkan hari-hari ku. Aku kehilangan fokus ku, bahkan aku kehilangan titik-titik kebahagiaan ku. Tapi aku mohon tetap semangatkanlah aku. Saat ini aku sudah berada dipenghujung semester ku, penghujung dari perjuangan ku jangan engkau sia-siakan semua semangat yang aku perjuangkan selama ini hanya kerana kesulitan ku kali ini. Jadikanlah apa yang pergi sebagai motivasi untuk diri. Allah ya Tuhan ku, meskipun begitu sedih dan kecewanya aku menerima semua balasan yang tak serupa ini namun jangan pernah engkau taburkan benih-benih dendam dan kebencian itu didalam hati ku, jauhkanlah aku dari amarah yang tak bertempat dan iklaskanlah aku dari setiap perlakuan yang ia beri. Sungguh aku menyadari betapa tidak enaknya berada dalam situasi ini, maka jauhkanlah ia dari kesedihan semacam ini.

Sabtu, 23 Juli 2016

Diselo Gelak Becampu Tangih



         Melanjutkan postingan ku beberapa hari yang lalu. Hari ini aku telah menyelesaikan judul proposal yang akan aku ajukan pada tim sleksi dikampus ku. Hampir saja tergoyah semangat ku karena merasa waktu tiga hari ini tidak akan cukup untuk aku menyelesaikan 3 judul proposal itu. Namun ternyata tak sia-sia usaha ku, gemelut hati justru mampu menyemangati ku. Dan dengan semangat ku ini membuat aku meresa menjadi mahasiswa yang sebenarnya. Bangun pagi, menunggu angkutan umum dari kos ke persimpangan, dari persimpangan ke persimpangan kampus, jalan kaki dari persimpangan kampus ke kampus, belum lagi hari pertama panas terik, hari kedua hujan lebat dan hari ketiga.. Nah dihari ketika ini yaitu hari ini ada sedikit kejadian lucu untuk aku ceritakan. Bayangkan saja sudah tiga tahun lebih aku berkuliah di kampus itu, akupun sudah sering keluar masuk perpustakaan dan ruang baca selama masa perkuliahan ku, namun baru kali ini sepatu kuliah kesayangan ku harus berakhir dengan tragis, karena hari ini sepatu kuliah yang menjadi salah satu favorit ku itu harus tertukar dengan sepatu orang lain. Model dan warnannya sama hanya nomornya saja yang berbeda. Memang ini sepertinya kekhilafan ku. Awalnya aku mendatangi perpustakaan untuk mencari referensi proposal ku tak puas hanya mencari reverensi di perpustakaan akupun beranjak menuju ruang baca yang jaraknya tak jauh dari perpustakaan. Karena jaraknya yang tidak terlalu jauh membuat aku malas bolak balik memakai sepatu, aku lebih memilih mengambil sepatu ku di rak sepatu perpustakaan lalu menjinjingnya ke ruang baca. Spontan saja kutarik sepatu ku dari rak didepan perpus dan berlari menuju ruang baca tanpa benar-benar aku perhatikan dulu apakah benar itu sepatu ku atau tidak. Dan ternyata sepatu yang aku tarik tadi itu bukan sepatu ku, walaupun bentuk dan warnannya sama namun nomornya lebih besar 3 nomor dari nomor kaki ku yg 36. Kebayang donk seberapa besar selisihnya. Aku rasa sih seperti itu kronologinya tapi tak tau pula mana tau mungkin sepatu ku tertukar diruang baca oleh orang lain wallahhualam.
Karena aku sudah berencana akan langsung kepasar dari kampus untuk membeli baju kurung putih yang akan ku pakai PL pada hari senin, mau tidak mau aku harus menggunakan sepatu yang tertukar itu mengelilingi pasar sore ini. Awalnya aku mengira tidak akan ada efek apa-apa jika aku memaksakan kaki ku menggunakan sepatu itu mengelilingi pasar karena sepatu tersebut hanya kebesaran dan masih bisa dipakai. Tapi ternyata tak lama aku mengelilingi pasar ada dua bagian dan lagi-lagi dikaki kiri ku yang mulai terasa perih, saat aku mengeceknya ternya kaki ku lecet tergores oleh bagian sepatu yang memang kebesaran dikaki ku. Perih sakit membuat aku harus sedikit pincang saat berjalan. Aku mencari warung yang menjual handsaplas namun tetap saja handsaplas itu tak berpengaruh apa-apa pada ku, jalan ku masih pincang, puas ku berfikir karena aku berada ditengah-tengah pasar, akupun membeli sandal jepit yang memang dijual tak jauh dari tempat ku berdiri saat itu.
Dalam hidup ku masalah memang silih berganti tak jarang diiringi dengan kesedihan yang berarti namun ada saja yang menghibur ku. Saat dimana aku tengah sedih karena harus berjuang sendiri, memulai menulis sendiri, bolak balik kampus sendiri, mempersiapkan PL sendiri tanpa ada yang ingin tau dan menyemangati tiba-tiba kejadian lucu yang sedikit menghibur ku terjadi hari ini. Lucu saja rasanya sakin aku dibuat semangat oleh cemeehannya hingga tertukar sepatu ku diperpustaakaan dan mengharuskan aku menggunakan sandal jepit mengelilingi pasar sore ini dengan atasan kemeja, batik dan bawaan ransel, tanpa memperdulikan bagaimana pandangan orang-orang yang melihat tampilan ku hari ini tetap tidak menjatuhkan semangat ku.
Hey, lihatlah aku masih tetap bersemangat sejauh ini, meski aku tak bisa menutupi sendu dan mata berkaca-kaca ku. Beberapa kali aku tiba-tiba terdiam, tersenyum sendu dengan pilu dihati ku saat aku merasa yang aku lalui mulai terasa berat dan semakin berat dengan masalah yang aku hadapi. Air mata itu, sedih, bahagia, terharu adalah rasa yang tak dapat aku sembunyikan. Aku tersenyum sendu menatap hasil karya ku. Sedikit terbayang difikiran ku susahnya saat dirinya melewati masa yang sama seperti ini dulu namun aku tak beranjak dan tak berhenti menguatkannya ketika itu, tapi alangkah pilunya aku tak mendapatkan balasan yang serupa itu. Aku tak marah atas perlakuannya kali ini, apa lagi menyimpan dendam yang tak dapat ku kendali. Hanya saja aku sedih meratapi diriku sendiri.
Aku tak menyesal pernah terlalu baik pada seseorang, sekalipun ada yang mengatakan pada ku menjadi orang baik berarti siap untuk dikecewakan, karena memang salah satu hal yang menyedihkan ketika kamu terlalu baik pada seseorang adalah dia akan berfikir kamu begitu bodoh untuk dimanfaatkan namun bagi ku tak ada yang membatasi untuk aku berbuat baik selagi ketulusan bersama ku “tetaplah menjadi orang baik, suatu saat jika beruntung kamu akan bertemu dengan orang baik atau ditemukn oleh orang baik” tak ada satu perkarapun yang luput dari pandangannya kebaikan sebesar biji zarahpun akan mendapatkan balasan pada waktunya begitupun dengan kejahatan. Karena balasan itu nyata hanya perlu menunggu waktunya saja. Untuk proposal skripsi ku semoga ada satu yang di acc. Amin.  

Kamis, 21 Juli 2016

Penyemangat Diri




Hari ini pagi-pagi sekali aku datang kekampus menemui dosen pembimbing akademik ku untuk bertanya kapan kiranya aku bisa memulai menulis proposal skripsi ku dan ternyata saat ini aku sudah bisa memulai menulis proposal skripsi ku. Untuk langkah awal pembimbing akademik ku meminta agar aku mengajukan 3 judul yang terdiri dari cover, BAB I, dan daftar pustaka. Tapi kendalanya adalah aku hanya mempunyai waktu 3 hari termasuk hari ini untuk menyelesaikan 3 judul itu sebelum nantinya pada malam minggu aku akan kembali kekampung dan pada hari seninnya aku sudah harus mulai melaksanakan PL disalah satu SMA dikampung ku. Tapi alhamdulillahnya aku sedikit terbantu  karena pada semester lalu aku telah menyelesaikan 1 proposal pada mata kuliah bimbingan skripsi ku yang bisa ikut aku ajukan kali ini sehingga hanya tersisa 2 proposal skripsi yang harus aku selesaikan dalam rentan waktu 3 hari kedepan. Sebenarnya proposal skripsi ini bukan merupakan sebuah keharusan untuk kami kerjakan pada semester ini. Normalnya mahasiswa S1 dikampus ku menyelesaikan studinya dalam rentan waktu 4 tahun sehingga kami diberi kesempatan untuk benar-benar fokus pada PL disemester ini dan pada semester besok barulah kami diharuskan untuk memulai menulis proposal skripsi. Hanya saja kali ini pihak kampus telah memberi sedikit kemudahan dengan memberikan izin bagi mahasiswa yang ingin mengajukan judul proposal skripsi lebih awal. Dan aku memilih untuk memulai proposal skripsi ku pada semester ini.
Lihatlah kekasihku, betapa bersemangatnya aku kali ini, bahkan tak pernah aku sesemangat ini. Karena motor ku telah aku kirim kekampung sebelum libur semester lalu, membuat aku harus menaiki angkutan umum ketika ingin bepergian. Dari kos kekampus aku harus menaiki angkutan umum dua kali  dan untuk angkutan umum pertama memang sulit sekali dicari, aku harus menunggu lama didepan kos ku baru ada yang berhenti. Ketika aku sampai dipersimpangan kampus untuk menghemat biaya aku memilih turun dari angkutan umum dibelakang kampus yaitu dipersimpangan kampus tetangga yang mengharuskan aku berjalan kaki lebih jauh dibawah teriknya matahari menuju kampus ku begitupun saat akan pulang aku juga harus berjalan kaki kepersimpangan kampus tetangga untuk menunggu angkutan umum disana. Heels yang tingginya sekian cm dikaki ku dan cukup membuat aku kualahan saat berjalan sudah tak aku hiraukan lagi saat aku harus berjalan dari persimpangan kekampus ataupun sebaliknya, aku melihat wajah mu bahkan hampir disetiap langkah ku, aku mendengar suara mu bahkan hampir disepanjang jalan ku. Aku mengayunkan langkah demi langkah ku dengan senyuman terindah ku. Tanpa terasa jarak persimpangan yang jauh itu terlewati oleh ku.
Kamu tau betapa bersemangatnya aku kali ini meskipun saat teman-teman kuliah ku tau jika aku sudah mulai menulis mereka langsung membuli tekad ku ini. Semua mencemeeh ku berkata jika aku terlalu berambisi, berkata “cie indah yang ingin wisuda 3,8 tahun”. Namun semua itu tak aku perdulikan. Karena sudah dari awal perkuliahan ku aku memperjuangkan semangat ku bahkan ketika kamu mencoba menjatuhkan asa ku saat ini aku tetap mempertahankan semangat ku ini. Orang-orang tidak pernah tau ada banyak hal yang mendorong aku senekat ini. Niat ku untuk menyelesaikan kuliah lebih awal sebelum waktu yang terjadwal adalah alasan ku agar tak menambah uang semester yang nantinya akan membebankan orangtua ku, niat ku untuk menyelesaikan kuliah lebih awal sebelum idul fitri tahun depan adalah karena mimpi yang aku terima setahun yang lalu dari alm ibu ku atas diri mu. Selain daripada itu pinta mu agar aku menyelesaikan dengan segera kuliah ku adalah satu hal yang sangat ingin aku wujudkan. Walaupun pada akhirnya mungkin saja aku tak bisa mengejar wisuda lebih awal sebelum jadwalnya, namun setidaknya aku telah berusaha.
Masihkah kamu mengingat percakapan kita yang satu ini? Percakapan yang selalu membuat aku meneteskan air mata ku tiap kali aku mencoba mengulang membacanya.
 

Saat itu adalah tahun pertama aku berkuliah dan tahun pertama  juga kamu berkuliah namun pada jenjang pendidikan S2 mu. Ditengah kekhilafan mu ketika itu, kamu menghiba kepada ku memohon agar aku mengerti situasi mu bahkan kamu mengancam akan menyudahi kuliah mu karena reaksi dari kekecewaan dan kekesalan ku ketika itu sempat menyulitkan perasaan dan fikiran mu. Kamu coba membanding-bandingkan kekacauan yang tengah kamu alami didalam keluarga mu dengan reaksi ku atas kekhilafan mu ketika itu yang pada akhirnya membuat aku tak sampai hati terus menyudutkan mu, aku mencoba meredamkan kekesalan ku menepiskan rasa kecewa ku karena saat itu kamu kembali mengulang kesalahan yang serupa dan kembali membuat sedih hati ku. Tapi aku tak menyangka ketika keadaan itu dibalikkan meskipun aku tak melakukkan kekhilafan yang sama seperti mu ketika itu ternyata diri mu tak mampu untuk mengerti situasi ku. Serendah apakah aku dimata mu sehingga engan engkau menoleh kepada ku, kesalahan apakah yang telah aku lakukkan sehingga terkunci hati mu untuk mengerti situasi ku. Jikalau kamu ingin tau rasanya menjadi aku tempatkanlah posisi ku saat ini seperti posisi mu ketika itu. Ini sungguh sangat menyulitkan aku.
Hari ini dikampus aku juga mulai mengurus despensasi (pembayaran setengah) uang semester ku yang akan dilanjutkan pada esok hari. Tadinya uang semester ku itu memang telah diberikan pada ku awal-awal hari dari hari ini hanya saja telah berkurang jumlahnya karena terpakai oleh ku untuk membayar hutang pada salah seorang teman ku. Belum lagi uang kontrakan kos yang saat ini juga menanti didepan mata ku. Lagi-lagi aku tak menyangka sosok yang aku bantu saat sulitnya justru mengabaikan aku ketika sulit ku.
Benar-benar tak ada kata yang dapat mengunggkapkan bagaimana rasanya menjadi aku saat ini. Sosok yang selama ini baik, lembut, sopan, santun, perduli, dan selalu menemani hari-hari ku ternyata telah larut dalam dunianya sendiri yang sangat menyiksa perasaan ku disini. Tanpa perasaan ia mengabaikan dari setiap penghibaan ku. Sms dan telepon adalah salah satu yang sering membuat aku meneteskan air mata didalam diamku. Aku mencoba mengabarinya setiap kegiatan penting ku berharap restu dari setiap pelangkahan ku namun tak satupun respon yang ia berikan pada ku. Mungkin memang sudah tak ada lagi belas kasihan itu untuk ku, hati nuraninya seolah mati dan terkunci untuk mengerti situasi ku. Dia bahkan terlihat bukan seperti sosok yang pernah aku kenal dulu. Kesal? Memang terkadang terasa kesal oleh ku tapi aku tak pernah menyesal telah mengenalnya, tak ada dendam yang tersimpan oleh ku dan caranya menjauhi ku dengan mengantungkan hubungan ini dengan meminta aku menyelesaikan kuliah ku terlebih dahulu tidak membuat aku merasa ia telah merendahkan aku, hanya saja aku melihat ia tidak bisa memandang ku karena posisi ku yang masih jauh dibawahnya saat ini. Mungkin dulu itu karena kami berjuang bersama sehingga ia mengerti rasanya menjadi aku. Namun aku mencoba untuk tetap berbaik sangka kepadanya. Mungkin ini pulalah caranya menyemangati ku dan memberi ujian untuk melihat seberapa kuatnya aku. Mungkin caranya berbeda dari orang lain tapi tujuannya tetaplah sama dan jika iya benar begitu adalah kesabaran yang menemani hari-hari ku saat ini dan itu yang bisa ia lihat nyata dari aku dalam situasi ini. Sungguh bagaimanapun kamu memposisikan dirimu saat ini pada ku, diri mu tetap menjadi salah satu alasan dari setiap semangat ku karena tak sedetikpun waktu yang aku lalui tanpa mencintai mu, itulah mengapa terkadang aku terlihat egois mencoba mencuri sedikit waktu mu, mengirimi mu pesan dan menceritakan rutinitas ku meskipun tanpa respon ataupun penguatan apa-apa dari mu.