Setelah beberapa bulan fakum karena
kesibukan proposal skripsi yang setiap hari mengejar ku, akhirnya kali ini aku
kembali memposting sebuah cerita motivasi yang semoga bermanfaat dan dapat menjadi motivasi bagi pembaca bloger.
Kali ini aku ingin sedikit bercerita
mengenai seminar proposal ku yang baru saja dilaksanakan hari ini. Tetapi ini bukan mengenai bagaimana dan dengan siapa aku memulai menulis proposal namun mengenai bagaimana dan
dengan siapa aku menjalani tahap demi tahap, step demi step, bimbingan demi
bimbingan, dan perbaikan demi perbaikan proposal skripsi itu yang pasti semua
itu tak lepas dari campur tangan orang-orang hebat yang ada disamping ku: orang
tua, keluarga, teman, sahabat, laki-laki ku dan dosen pembimbing yang tak
pernah putus memberikan suport, saran dan doa dalam bentuk apapun kepada ku.
Hari ini bertempatkan di ruang
seminar proposal kampus ku dengan jadwal yang harus dimajukan setengah jam lebih
cepat dari jadwal awal akhirya aku melaksanakan seminar proposal yang alhamdulillah
degan hasil dapat dilanjutkan pada tahap penelitian dengan sedikit perbaikan.
Ini bukan tentang rasa bahagia karena aku sudah sampai pada tahap seminar
proposal tapi rasa bahagia tentang bagaimana aku melewati setiap tahap demi
tahap yang kemudian mengantarkan aku pada tahap seminar proposal ini dan yang
pasti tahap-tahap itu tak semudah yang dibayangkan.
Sedikit flashback bagaimana
buruknya kondisi ku 9 bulan yang lalu, ketika aku baru saja memasuki semester 7
ku semester dimana aku baru saja memulai perjuangan dan perkuliahan yang
sebenarnya. Pada tahap ini skripsi memang sudah menjadi momok yang menakutkan
bagi para pejuang sarjana. Karena ujian biasanya akan lebih terasa pada tahap
ini, dan inilah yang aku rasakan. Masih terposting dengan rangkaian kata-kata
yang sebenarnya diblog ini bagaimana ujian benar-benar berusaha
memporak-porandakan semangat ku hari itu. Bahkan ujian datang tidak pernah melihat
keadaan ku. Hari itu yang aku dengar dan masih bergema ditelinga ku hingga
detik ini adalah kata-kata kasar, carutan, hinaan dan bentakan yang dilontarkan
kepada ku. “aku tidak perduli kamu sedang PPLK ataupun skripsi!” “kamu mau
pergi PPLK ataupun tidak itu terserah kamu bukan urusan ku!” Belum lagi sangsi
sosial yang masih berlanjut hingga hari ini dari orang-orang yang memandang
sinis pribadi ku semenjak hari itu sungguh membuat aku tak berani
memperlihatkan wajah diantara keramaian bahkan untuk pulang kampungpun aku harus
berfikir berulang-ulang. Sungguh semua itu lebih kejam dari pembunuhan karena
tanpa disadari segala perlakuan yang ku terima hari itu tak lain adalah bagian
dari sebuah penganiayaan yang bahkan beribu-ribu kata maafpun tidak akan pernah
mampu membayar segala kesedihan dan kekecewaanku hari itu. Itulah faktanya
godaan dunia selalu membutakan manusia, dan aku adalah korbannya, aku
tersingkirkan atas rasa sabar ku sendiri, aku tersingkirkan dengan ketiadaan ku
akan harta dan kedudukan, aku tersingkirkan dengan cara yang tidak sewajarnya.
Kembali terbayang oleh ku hari itu bertubi-tubi masalah yang datang didalam
rumah ku harus mampu aku hadapi sejalan dengan masalah yang datang didalam hati
ku sejalan pula dengan momok menakutkan di semester tua ku, tak ada tempat yang
mampu aku jadikan sandaran, aku hanya bergantung pada tuhan ku. Pendek saja doa
ku hari itu “aku meminta semoga tak ada orang lain selain aku yang merasakan
apa yang aku rasakan hari itu”.
Tapi tuhan sudah membalas dengan
sebaik-baiknya pembalasan kepada ku pasca ujian yang menimpa ku hari itu. Berkat
support yang diberikan orang-orang terdekat ku orang tua, keluarga, sahabat,
teman, dan rekan-rekan PPLK ku aku mampu melewati tahap demi tahap masa-masa PPLK
ku. Bagaimana aku dengan gemetarnya memasuki ruang kelas tak ada semangat untuk
datang ke sekolah, tak ada semangat untuk menulis dipapan tulis, namun dengan
sabar rekan PPLK yang berasal dari jurusan yang sama dengan ku mencoba untuk
membimbing ku, ia membuka awal perkenalan dengan murid-murid ku hari itu hingga
aku berani berdiri sendiri didepan kelas barulah ia membiarkan aku untuk
mengajar sendiri, setiap hari dengan wajah murung rekan PPLK ku yang lain
mencoba menjadi pendengar dan penasihat yang baik untuk semua kelu kesah ku
hari itu hingga akhirnya aku lelah bercerita hal yang sama berulang-ulang kali.
Murid-murid yang awalnya hanya siswa siswi bagi ku belakangan sebulan sebelum masa
PPLK berakhir mereka justru seperti keluarga untuk ku, dengan sendirinya mereka
tau apa yang harus mereka katakan pada ku yaitu penguatan dan doa terbaik untuk
kisah pilu ku. Dan lima bulanpun berlalu dari hari pertama aku memulai PPLK itu.
Seminggu setelah itu saat dimana aku rasa aku membutuhkan beberapa hari lagi
untuk beristirahat setelah masa PPLK panjang yang cukup menguras tenaga ku,
tiba-tiba dosen pembimbing PPLK menelepon ku dan mengharuskan aku kembali ke
kota perkulihan ku untuk pengambilan beasiswa yang ternyata diam-diam diurus
oleh pembimbing PPLK ku itu sendiri. Alhamdulillah lelah itu berubah menjadi
semangat, aku bergegas menuju kota perkulihan ku namun alangkah terkejutnya aku
ternyata bukan hanya beasiswa yang ku terima hari itu tapi juga acc judul
skripsi yang diberikan tim sleksi kepada ku ditambah IP perkulihan semester 7
dengan mata kuliah PPLK adalah 4,00 dengan nilai A. Bagaimana tidak rasa
bahagia itu kini seperti menari-nari bersama ku, karena judul skripsi yang
diacc adalah judul ke 8 yang aku ajukan. Aku yang sedari awal memang tak
mendapat fokus untuk mengerjakan apapun terpaksa harus tetap memaksakan diri
untuk meneruskan PPLK dan mengajukan judul skripsi agar tak tertinggal jauh
dari teman-teman ku. Bahkan terlintas difikiran ku hari itu untuk menyudahi
saja perkulihan ku disemester itu. Namun orang-orang terdekat tak patah
semangat menyadarkan ku bahwa keputusan ku hari itu bukanlah keputusan yang
baik untuk ku juga untuk masa depan ku. Dan setelah hari itu berlalu sekitar
pengujung bulan Januari aku mulai melakukan bimbingan proposal skripsi dengan
penguji yang Alhamdulillah inilah penguji terbaik ku, aku bersyukur tak perlu
menjalani bimbingan hingga berkali-kali banyaknya bahkan aku juga tak harus
merasakan bagaimana rasanya menunggu seharian lalu diabaikan. Tidak, dosen
pembimbing yang mementori proposal skripsi ku adalah dosen-dosen yang memang
mungkin ini keberuntungan bagi ku. Hanya membutuhkan waktu 3 Bulan dan akhirnya
proposal skripsi ku rampung untuk diseminarkan. Dan hari ini adalah pelaksanaan
seminar proposal ku. Yang alhamdulillahnya lagi saat seminar proposal
berlangsung aku mendapatkan beberapa kali A plus dari dosen penguji karena
variasi dan cara penulisan ku yang sudah cukup benar, cara ku merespon
pertanyaan demi pertanyaan dosen pengujipun ikut menjadi A plus hari ini yang lagi-lagi
dari sekian dosen yang ada pihak jurusan memberikan penguji yang cukup care
kepada ku.
Dan alhamdulillah aku sudah memasuki
50% dari skripsi ku. Tak terlalu susah tapi juga tidak mudah untuk bisa sampai
pada tahap ini ada banyak ujian yang harus aku hadapi namun ternyata ujian
itulah yang menyemangati ku bersama orang-orang terkasih yang juga ikut
mensuport ku serta Allah SWT yang selalu ambil andil dalam setiap hal ku.
Sungguhlah pembalasan Allah maha indah kepada ku, skenarionya juga jauh lebih
indah dari skenario ku. Harapan terbesar ku adalah semoga Allah memudahkan lagi
tahap demi tahap yang masih panjang ini.