Jumat, 28 April 2017

50%



            Setelah beberapa bulan fakum karena kesibukan proposal skripsi yang setiap hari mengejar ku, akhirnya kali ini aku kembali memposting sebuah cerita motivasi yang semoga bermanfaat dan dapat menjadi motivasi bagi pembaca bloger.
            Kali ini aku ingin sedikit bercerita mengenai seminar proposal ku yang baru saja dilaksanakan hari ini. Tetapi ini bukan mengenai bagaimana dan dengan siapa aku memulai menulis proposal namun mengenai bagaimana dan dengan siapa aku menjalani tahap demi tahap, step demi step, bimbingan demi bimbingan, dan perbaikan demi perbaikan proposal skripsi itu yang pasti semua itu tak lepas dari campur tangan orang-orang hebat yang ada disamping ku: orang tua, keluarga, teman, sahabat, laki-laki ku dan dosen pembimbing yang tak pernah putus memberikan suport, saran dan doa dalam bentuk apapun kepada ku.
            Hari ini bertempatkan di ruang seminar proposal kampus ku dengan jadwal yang harus dimajukan setengah jam lebih cepat dari jadwal awal akhirya aku melaksanakan seminar proposal yang alhamdulillah degan hasil dapat dilanjutkan pada tahap penelitian dengan sedikit perbaikan. Ini bukan tentang rasa bahagia karena aku sudah sampai pada tahap seminar proposal tapi rasa bahagia tentang bagaimana aku melewati setiap tahap demi tahap yang kemudian mengantarkan aku pada tahap seminar proposal ini dan yang pasti tahap-tahap itu tak semudah yang dibayangkan.
            Sedikit flashback bagaimana buruknya kondisi ku 9 bulan yang lalu, ketika aku baru saja memasuki semester 7 ku semester dimana aku baru saja memulai perjuangan dan perkuliahan yang sebenarnya. Pada tahap ini skripsi memang sudah menjadi momok yang menakutkan bagi para pejuang sarjana. Karena ujian biasanya akan lebih terasa pada tahap ini, dan inilah yang aku rasakan. Masih terposting dengan rangkaian kata-kata yang sebenarnya diblog ini bagaimana ujian benar-benar berusaha memporak-porandakan semangat ku hari itu. Bahkan ujian datang tidak pernah melihat keadaan ku. Hari itu yang aku dengar dan masih bergema ditelinga ku hingga detik ini adalah kata-kata kasar, carutan, hinaan dan bentakan yang dilontarkan kepada ku. “aku tidak perduli kamu sedang PPLK ataupun skripsi!” “kamu mau pergi PPLK ataupun tidak itu terserah kamu bukan urusan ku!” Belum lagi sangsi sosial yang masih berlanjut hingga hari ini dari orang-orang yang memandang sinis pribadi ku semenjak hari itu sungguh membuat aku tak berani memperlihatkan wajah diantara keramaian bahkan untuk pulang kampungpun aku harus berfikir berulang-ulang. Sungguh semua itu lebih kejam dari pembunuhan karena tanpa disadari segala perlakuan yang ku terima hari itu tak lain adalah bagian dari sebuah penganiayaan yang bahkan beribu-ribu kata maafpun tidak akan pernah mampu membayar segala kesedihan dan kekecewaanku hari itu. Itulah faktanya godaan dunia selalu membutakan manusia, dan aku adalah korbannya, aku tersingkirkan atas rasa sabar ku sendiri, aku tersingkirkan dengan ketiadaan ku akan harta dan kedudukan, aku tersingkirkan dengan cara yang tidak sewajarnya. Kembali terbayang oleh ku hari itu bertubi-tubi masalah yang datang didalam rumah ku harus mampu aku hadapi sejalan dengan masalah yang datang didalam hati ku sejalan pula dengan momok menakutkan di semester tua ku, tak ada tempat yang mampu aku jadikan sandaran, aku hanya bergantung pada tuhan ku. Pendek saja doa ku hari itu “aku meminta semoga tak ada orang lain selain aku yang merasakan apa yang aku rasakan hari itu”.
            Tapi tuhan sudah membalas dengan sebaik-baiknya pembalasan kepada ku pasca ujian yang menimpa ku hari itu. Berkat support yang diberikan orang-orang terdekat ku orang tua, keluarga, sahabat, teman, dan rekan-rekan PPLK ku aku mampu melewati tahap demi tahap masa-masa PPLK ku. Bagaimana aku dengan gemetarnya memasuki ruang kelas tak ada semangat untuk datang ke sekolah, tak ada semangat untuk menulis dipapan tulis, namun dengan sabar rekan PPLK yang berasal dari jurusan yang sama dengan ku mencoba untuk membimbing ku, ia membuka awal perkenalan dengan murid-murid ku hari itu hingga aku berani berdiri sendiri didepan kelas barulah ia membiarkan aku untuk mengajar sendiri, setiap hari dengan wajah murung rekan PPLK ku yang lain mencoba menjadi pendengar dan penasihat yang baik untuk semua kelu kesah ku hari itu hingga akhirnya aku lelah bercerita hal yang sama berulang-ulang kali. Murid-murid yang awalnya hanya siswa siswi bagi ku belakangan sebulan sebelum masa PPLK berakhir mereka justru seperti keluarga untuk ku, dengan sendirinya mereka tau apa yang harus mereka katakan pada ku yaitu penguatan dan doa terbaik untuk kisah pilu ku. Dan lima bulanpun berlalu dari hari pertama aku memulai PPLK itu. Seminggu setelah itu saat dimana aku rasa aku membutuhkan beberapa hari lagi untuk beristirahat setelah masa PPLK panjang yang cukup menguras tenaga ku, tiba-tiba dosen pembimbing PPLK menelepon ku dan mengharuskan aku kembali ke kota perkulihan ku untuk pengambilan beasiswa yang ternyata diam-diam diurus oleh pembimbing PPLK ku itu sendiri. Alhamdulillah lelah itu berubah menjadi semangat, aku bergegas menuju kota perkulihan ku namun alangkah terkejutnya aku ternyata bukan hanya beasiswa yang ku terima hari itu tapi juga acc judul skripsi yang diberikan tim sleksi kepada ku ditambah IP perkulihan semester 7 dengan mata kuliah PPLK adalah 4,00 dengan nilai A. Bagaimana tidak rasa bahagia itu kini seperti menari-nari bersama ku, karena judul skripsi yang diacc adalah judul ke 8 yang aku ajukan. Aku yang sedari awal memang tak mendapat fokus untuk mengerjakan apapun terpaksa harus tetap memaksakan diri untuk meneruskan PPLK dan mengajukan judul skripsi agar tak tertinggal jauh dari teman-teman ku. Bahkan terlintas difikiran ku hari itu untuk menyudahi saja perkulihan ku disemester itu. Namun orang-orang terdekat tak patah semangat menyadarkan ku bahwa keputusan ku hari itu bukanlah keputusan yang baik untuk ku juga untuk masa depan ku. Dan setelah hari itu berlalu sekitar pengujung bulan Januari aku mulai melakukan bimbingan proposal skripsi dengan penguji yang Alhamdulillah inilah penguji terbaik ku, aku bersyukur tak perlu menjalani bimbingan hingga berkali-kali banyaknya bahkan aku juga tak harus merasakan bagaimana rasanya menunggu seharian lalu diabaikan. Tidak, dosen pembimbing yang mementori proposal skripsi ku adalah dosen-dosen yang memang mungkin ini keberuntungan bagi ku. Hanya membutuhkan waktu 3 Bulan dan akhirnya proposal skripsi ku rampung untuk diseminarkan. Dan hari ini adalah pelaksanaan seminar proposal ku. Yang alhamdulillahnya lagi saat seminar proposal berlangsung aku mendapatkan beberapa kali A plus dari dosen penguji karena variasi dan cara penulisan ku yang sudah cukup benar, cara ku merespon pertanyaan demi pertanyaan dosen pengujipun ikut menjadi A plus hari ini yang lagi-lagi dari sekian dosen yang ada pihak jurusan memberikan penguji yang cukup care kepada ku.
            Dan alhamdulillah aku sudah memasuki 50% dari skripsi ku. Tak terlalu susah tapi juga tidak mudah untuk bisa sampai pada tahap ini ada banyak ujian yang harus aku hadapi namun ternyata ujian itulah yang menyemangati ku bersama orang-orang terkasih yang juga ikut mensuport ku serta Allah SWT yang selalu ambil andil dalam setiap hal ku. Sungguhlah pembalasan Allah maha indah kepada ku, skenarionya juga jauh lebih indah dari skenario ku. Harapan terbesar ku adalah semoga Allah memudahkan lagi tahap demi tahap yang masih panjang ini.