Kamis, 03 Maret 2016

Gempa : 02-Mar-16, 19:49 WIB, Kepulauan Mentawai - Sumbar


Malam itu aku  tengah bersantai-santai sambil menunggu sinetron yang aku tonton selesai, berniat saat sinetron ini selesai/habis aku akan segera mandi. Namun tiba-tiba aku merasakan getaran dari dalam tanah, seperti biasa sudah pasti itu adalah getaran gempa. Akupun mengalihkan pandangan ku dari tv ke lampu kamar yang terayun cukup kuat. Karena di kota tempat tinggal ku ini kerap terjadi gempa, jadi aku tidak begitu panik lagi saat gempa-gempa kecil terjadi, namun kali ini saat aku berlari keluar kamar gempa yang tadinya sudah berhenti kemudian terjadi kembali dengan getaran yang jauh lebih kuat dan lama, kali ini aku merasakan sebuah ayunan yang membuat kepala dan pandangan ku berputar-putar. Di luar tampak jalanan mulai ramai, karena tempat tinggal ku ini berada di pinggir jalan, sehingga jelas sekali oleh ku perbedaan arus lalu lintas yang tadinya ramai lancar kini justru menjadi ramai macet. Namun aku masih berdiam di depan kamar ku, berusaha untuk tenang dan tidak panik. Tak lama siaran tv menayangkan informasi gempa yang mengejutkan ku. Seperti yang di tayangkan di tv, gempa kali ini berkekuatan 8,3SR dan berpotensi tsunami. Beberapa menit kemudian aku seperti mendengar suara sirine peringatan tsunami dari arah pantai. Aku yang saat itu tengah duduk di depan kamar lantas berlari menukar pakaian dan memasukan barang berharga seperti dokumen kuliah ku kedalam tas ransel yang akan aku bawa menuju dataran yang lebih tinggi mengikuti orang-orang yang mulai berlalu lalang menuju dataran tinggi. Sialnya ketika aku melihat bensin motor ternyata bensin ku hanya tersisa sedikit, akupun berhenti di sebuah SPBU, tapi ternyata antrian yang terjadi cukup panjang di tambah lagi aku tidak memegang uang dalam jumlah banyak karena belanja ku yang tersisa ada di dalam ATM, akupun hanya mengisi bensin seadanya saja. Setelah bensin terisi aku segera melanjutkan perjalanan, walaupun aku tidak begitu tau jalan menuju dataran tinggi tersebut, aku hanya mengikuti orang-orang yang mulai terjebak kemacetan panjang dan padat di samping kiri kanan depan belakang ku. Hp ku pun tak berhenti berdering semua sanak saudara dari ibu menelepon ku, termasuk kekasih ku, mereka menanyakan keadaan ku dan meminta aku agar tidak panik dan tetap tenang. Awalnya memang aku tenang dan tak panik, karena gempa memang sudah kerap terjadi di sini, namun karena gempa yang terjadi kali ini cukup kuat dan berpotensi tsunami secara spontan akupun ikut kalang kabut di tengah keramaian, di tambah lagi aku hanya seorang diri saat mencari jalan menuju dataran tinggi. Ada rasa sedih di hati ku, rasanya ingin menangis, sebab aku hanya seorang diri, namun aku tetap menguatkan diri. Dengan tidak bermodalkan apa-apa, jalan tak tau, arahpun tak tau, malam, gelap, dingin, sendiri, aku mencoba tetap tenang dan mengikuti petunjuk jalan dan akhirnya aku sampai di dataran tinggi (Indarung), yang mana kakak sepupu ku sudah menunggu ku di sana, sebab kakak ku sudah terlebih dulu sampai di sana. Kami hanya berada beberapa jam di sana menunggu keadaan kembali aman. Setelah peringatan tsunami di cabut sekitar pukul 23.00 aku dan kakak ku kembali kerumah meskipun jalan masih ramai. Namun aku mulai kwalahan sendiri menghadapi gempa ini seorang diri.
Dalam 3 tahun aku berada di kota ini untuk menyelesaikan studi S1 ku, ini adalah kali pertama aku merasakan gempa dengan goncangan yang cukup kuat dan melihat kepanikan masyarakat kota ini. Aku  berharap tidak ada gempa serupa yang terjadi lagi dan semoga gempa susulanpun tidak terjadi, semoga Allah SWT selalu melindungi dan menjaga kami semua di sini. Amin YRA.