Alhamdulillah,
barakallah fii umrik. Selamat ulang tahun untuk ku yang ke 21 tahun. Terimakasih
kepada Allah SWT atas setiap nikmat yang engkau berikan kepada ku. Untuk papa
yang ontime banget ngucapin ucapan selamat ulang tahun pada ku (00.02)
terimakasih banyak, my beloved lovely
yang melupakan hari ini, aku cukup sedih dan kecewa sekali. Tapi anggap
saja ini adalah balasan untuk keselahan ku di hari ulang tahun mu yang lalu. Namun
aku berterimakasih pada mu karena sudah mencoba mengingat hari ini walaupun
diri mu bukan orang pertama yang mengucapkan ucapan selamat ulang tahun pada ku
seperti apa yang aku harapkan. Untuk teman baik ku yang lagi sibuk-sibuknya
proposal terimakasih sudah meluangkan waktu untuk datang ke Padang dengan
surprise kue dan kadonya. Dan teman baru ku beserta patner terimaksih juga
kadonya. Untuk teman-teman kuliah ku yang juga ikut melupakan hari ini, aku
menjadi sangat sedih dan kecewa, tapi aku mengerti mengapa teman-teman ku itu sampai
melupakan hari ini, tak lain karena kesibukan kami pada proposal skripsi
masing-masing. Namun terimakasih juga untuk lemparan telornya, meskipun aku
tidak menyukai hal semacam itu dan itu adalah lemparan telor pertama seumur
hidup yang aku peroleh di hari ulang tahun ku. Dan untuk semua teman-teman yang mengirimkan ucapan di sosmed ku sekali lagi terimakasih banyak, maaf jika
tak terbalas satu persatu oleh ku. Doa special di hari ulang tahun ku ini ialah
semoga aku di limpahkan segala kebaikan dan di jauhkan dari segala keburukan. Amin.
Jumat, 26 Februari 2016
Jumat, 12 Februari 2016
Bukan Tentang Bagaimana Kita Berbuat Baik Pada Orang Lain, Tapi Tentang Bagaimana Orang Lain Dapat Melihat Kebaikan Yang Kita Lakukan
Seminggu
yang lalu IPK perkulihan baru saja keluar di portal akademik ku. Dan syukur alhamdulillah
IPK ku kali ini naik, jauh lebih baik, dan sangat memuaskan, ini adalah IPK
paling tinggi yang aku peroleh selama perkuliahan ku, yaitu 3,75. Dan IPK
tertinggi ke dua di kelas ku. Tidak ada kata-kata indah yang dapat aku rangkai
untuk mengungkapkan kebahagiaan ku kali ini selain dari kata syukur kepada
allah SWT. Aku tak menyangka ternyata aku bisa melalui masalah dan kesulitan
yang datang dan pergi silih berganti menghampiri ku pada semester lalu, dan
hasilnyapun jauh lebih baik dari apa yang aku perkirakan. Seperti apa yang
pernah aku posting sebelumnya, ujian luar biasa sempat datang pada ku di
semester lalu, aku di landa sakit yang tak berkesudahan bahkan hingga hari ini,
hubungan ku dengan kekasih ku pun saat itu tengah menggantung, keuangan yang
sulit, pengeluaran yang banyak dengan pemasukan yang sedikit, tugas-tugas
kuliah yang menumpuk, dan ku kira dengan masalah dan kesulitan tersebut aku akan berhenti di tengah perjuagan
ku tapi ternyata allah kembali menyemangati ku dengan cara seperti ini dan
tiba-tiba aku tersadar dari banyak keluhan yang aku lontarkan karena
sesungguhnya aku tidak benar-benar sendirian, allah selalu memudahkan urusan ku
meski setelah kesulitan ku.
Namun
sepertinya ujian memang belum berakhir di situ untuk ku. Beberapa hari lalu,
tepatnya Selasa malam (09 Februari) aku di hadapkan pada sebuah musibah yang
sempat membuat pilu hati ku. Malam itu, berniat ingin menolong seseorang untuk
membeli jilbab dan al-qur’an, akupun mengunjungi satu persatu pertokoan yang
menjual jilbab dan al-qur’an yang ada di sekitar tempat tinggal ku. Terhitung
ada 8 toko yang aku kunjungi malam itu dan aku memperoleh 2 jilbab sorong dan 1
al-qur’an. Setelah mendapatkan barang-barang yang ku cari akupun bergegas
meninggalkan pertokoan dan mengantarkan jilbab-jilbab dan al-qur’an tersebut
pada yang memesannya. Sepulang dari mengantarkan kiriman pesanan itu, saat aku
ingin membeli martabak Bandung dan mengambil uang di dalam dompet barulah di
sana aku menyadari bahwa aku telah kehilangan dompet ku yang berisikan uang
@348.900, STNK, SIM, ATM, Kartu Perpustakaan. Aku tidak sadar di mana keberadaan
dompet ku, ntah jatuh di jalan, tinggal di toko, atau memang aku telah
kecopetan. Tak berfikir panjang aku kembali mendatangi satu persatu toko yang
tadinya aku kunjungi saat berbelanja tapi tak satupun pegawai toko melihat
keberadaan dompet ku, bahkan pada kunjungan ku yang ketiga keesokan harinyapun
tetap tidak ada yang menemukan dompet ku tercecer di pertokoan mereka. Berharap
jika akan ada yang menemukan dompet ku, maka akupun meninggalkan nomor telepon
di semua toko yang telah aku kunjungi malam itu. Aku meminta agar pihak toko
mau menghubungi ku jika ada yang menemukan dompet ku ataupun kartu-kartu yang
ada di dalam dompet ku.
Sepertinya
dompet ku memang benar-benar hilang tanpa aku tau bagaimana kronologinya dompet tersebut bisa hilang dari ku. Dan sekarang yang menjadi permasalahannya
bukan lagi tentang dompet yang hilang, melainkan tentang bagaimana cara ku
bertahan di kota ini tanpa uang, dan bagaimana pula dengan kartu-kartu ku yang
telah hilang, berdasarkan informasi yang aku peroleh, untuk mengurus kembali
kartu-kartu yang hilang tersebut aku harus mengunjungi kantor samsat, polres,
dan meminta surat keterangan hilang, serta harus langsung mengikut sertakan
diri ku saat pembuatan ulang kartu-kartu tersebut. Sungguh luar biasa ujian yang
kali ini datang kepada ku. ATM hilang, buku rekening aku tinggalkan di kampung halaman,
uang yang tersisa di tangan hanya @10rb, ingin pulang kampung jalan di Muara
Labuh, Solok Selatan tengah rusak parah terputus akibat longsor beberapa hari
lalu, belum lagi jadwal kuliah dan tugas-tugas tengah penuh sehingga aku tidak
bisa meliburkan diri dari perkuliahan. Benar-benar buntu fikiran ku, tidak ada
yang dapat menolong ku selain dari pada diri ku sendiri. Aku sempat menelepon papa,
namun papa memarah-marahi ku, seolah sangat menyalahkan ku, bahkan hingga hari
ini papa belum kembali menghubungi ku walau hanya sekedar menanyakan bagaimana
makan ku, ada atau tidak aku makan, uang siapa yang aku pinjam, bagaimana
dengan kartu-kartu ku. Aku mencoba mencari jalan keluar sendiri dan menghubungi salah seorang mamak ku yang memiliki ilmu yang lebih dari orang biasa, tapi ada satu jawaban yang aku terima yang cukup membuat aku tersipu sangat malu, ya malu kepada sang pencipta. Mamak ku mengatakan ia akan mencoba melihat keberadaan dompet ku namun mamak meminta aku untuk sholat hajat. Tiba-tiba aku terdiam, air mata menetes di pipi ku, tak lama akupun terisak, sungguh malu rasanya aku, hingga usia ku saat ini, bahkan aku tak tau bagaimana caranya sholat hajat, apa bajaan sholat hajat, dan kapan sholat hajat itu di laksanakan. Karena yang aku tau sholat hajat sering di lakukan berjamaan sehingga untuk individu aku tidak begitu memahaminya. Sungguh sedih luar biasa rasanya hati ku. dan sekarang aku tau, jika ada yang salah dari diri ku. Dan hari itu yang tersisa di tangan hanya dua lembar uang @5rb, tak
ada yang dapat ku beli dengan uang segitu,
namun ternyata ada saja yang masih baik kepada ku, teman baik ku meminjamkan ku
uang untuk makan hari itu, lalu
kemana perginya orang-orang terdekat ku? Bahkan orang tua ku.
Ada
pelajaran berharga yang aku peroleh dari musibah kehilangan dompet beserta
isinya yang menimpa ku beberapa hari lalu ini, jika sesungguhnya dalam hidup
bukan hanya sekedar tentang bagaimana kita berbuat baik pada orang lain, tapi
tentang bagaimana orang lain dapat melihat kebaikan yang kita lakukan, karena
pada kenyataannya orang yang kita bela di saat susahnya belum tentu membela
kita di saat susah, mana orang yang hanya ada di saat senang, dan mana orang
yang juga ada di saat sedih, mana teman yang benar-benar teman dan mana
pasangan yang benar-benar pasangan. Allah maha baik atas segala petunjuknya
bahwa sebenarnya ada seseorang yang kita anggap baik ternyata tidak jauh lebih
baik dari apa yang kita anggap. Kita sanggup berpuasa untuk menolong mereka,
namun mereka belum tentu mau berusaha untuk mengembalikan kepunyaan kita. Tak apa-apa
namanya juga manusia !
Senin, 08 Februari 2016
Happy Holiday
Hay, what up gengs, sudah sebulan ne
aku gak ngeposting apa-apa di blog, bukannya lagi malas nulis ya, tapi
kebetulan kemarin hp lagi rehat di service center, jadi aku kehilangan jaringan
hotspot wi-fi. Dan kebetulan juga beberapa minggu ini aku sedang menghabiskan
waktu libur semester ganjil ku. Libur semester kali ini pihak kampus ku hanya
memberikan jatah libur selama 2 minggu, tapi aku menambah libur dengan
mengambil jatah di awal perkulihan karena memang biasanya kalau di awal
perkulihan masih banyak dosen yang belum masuk atau dosen yang masuk hanya
sekedar perkenalan dan pembahasan RPS saja. Seminggu pertama aku menghabiskan
liburan di kampung halaman ku Kerinci, Sungai Penuh. Kemudian selanjutnya aku
meneruskan rute liburan selama dua hari di kota Padang lagi sambil mengambil HP
ku yang baru saja selesai dari masa tehatnya. Dua hari di Padang dengan keadaan
yang saat itu cukup ekstrim, karena sedang terjadi badai membuat aku bergegas
melanjutkan rute liburan berikutnya. Awalnya aku berencana ingin mengunjungi
papa ku di Pekanbaru dari Padang ini sekaligus aku ingin cek up konsultasi
dokter di RS Pekanbaru, tapi karena menimbang banyak hal papa tidak mengizinkan
ku untuk berkunjung ke Pekanbaru yang seharusnya Pekanbaru juga merupakan
tempat ku berlibur di saat libur semester datang, karena rumah di Pekanbaru
juga rumah ku, walaupun sedikit banyak aku sangat mengerti bagaimana keadaan
keluarga ku saat ini, hanya saja kadang aku berfikir “kok ada ya orang tua yang
seperti tak merindukan anaknya?”, karena aku melihat jika teman-teman ku
biasanya sebelum libur di mulai orang tua mereka justru sudah sibuk menelepon
menanyakan kapan pulang dan berapa lama libur, namun untuk ku malah terbalik.
Tak mau larut dalam kekecewaan dan kesedihan akupun mencoba menepis hal itu dan
dengan hanya bermodalkan tekat dan nekat untuk pertama kalinya sendirian, kedua
kalinya dari Padang, dan keempat kalinya seumur hidup aku melanjutkan rute
liburan menuju kota Jambi, tepatnya di Muara Bulian, kabupaten Batang Hari,
Provinsi Jambi untuk mengunjungi kekasih ku dan melalui liburan yang tersisa
ini bersamanya karena memang sudah 3 bulan ini juga kami tidak bertemu, cukup
ekstrim memang karena rute perjalanan yang aku tempuh kali ini belum begitu
familiar oleh ku, dan syukur alhamdulillah aku selamat pulang dan perginya.
Hari Senin malam 25 Januari aku
beranjak meninggalkan kos ku di Padang menggunakan taksi yang sudah aku telepon
terlebih dahulu menuju loket bus tujuan Jambi yang jaraknya tidak terlalu jauh
dari kos ku. Awalnya aku sempat berniat ingin menaiki travel apv saja, namun salah seorang kakak kos ku
menyarankan ku untuk menaiki bus saja, karena mengingat aku perempuan, sendiri,
perjalanan malam hari, sebab jika di bus suasananya cukup ramai sehingga tidak
begitu menghawatirkan, hitung-hitung cari aman saja. Pagi-pagi sekali di hari
Selasa sekitar pukul 04.30 aku sudah sampai di Muara Bulian, aku sempat
kebingungan dimana alamat yang aku cari. Yang aku tau hanya nama jalannya saja
namun tak tau lokasinya dimana. Supirnyapun seperti kebingungan mengarahkan ku
karena nama alamat yang aku sebutkan ternyata sama seperti nama alamat yang ada
di kota Jambi. Buspun berhenti di depan sebuah RS yang awalnya aku kira alamat
yang aku maksud sudah terlewatkan namun ternyata aku belum sampai di alamat
yang aku maksud. Untung saja supirnya baik karena melihat aku perempuan seorang
diri ia melanjutkan perjalanan sedikit lagi dan berhenti pas di simpang jalan
yang aku maksud dan di sana teman ku yang baik hatinya sudah menunggu sendirian
dengan menggunakan motornya. Aku akui wonder women banget teman ku yang satu
ini, di luar masih gelap, sepi, dingin, tapi ia berani keluar dan menunggu ku
di tepi jalan persimpangan menuju kosnya. Aku jadi tak enak baru datang sudah
merepotkan. Sedari hari Selasa pagi hingga Minggu malam aku tinggal di kosan
teman ku itu, selama berada di sana aku di layani dengan sangat baik dan ramah
olehnya apa lagi urusan perut alias makanan aku sampai benar-benar tak enak
rasa sudah merepotkan dia. Karena sudah cukup lama tinggal di sana dan aku juga
sudah mulai segan dengan ibuk kosnya, akupun mengunjungi teman sekolah ku dulu
yang saat ini juga berkuliah di Muara Bulian. Jadi Minggu malam itu hingga Rabu
malam aku tinggal di kosan teman ku yang satunya lagi. Jarak rumah antara
mereka berdua juga tidak begitu jauh. Maka jumlah keseluruhannya adalah 9 hari,
ya pada rute liburan kali ini aku menghabiskan waktu selama 9 hari berada di
Muara Bulian.
Tidak sia-sia perjalanan dan
kunjungan jauh ku dari Padang karena selama aku di Muara Bulian kekasih ku,
keponakannya, dan kakaknya selalu mengikut sertakan aku di saat mereka akan
mengunjungi kota Jambi walau hanya sekedar menemani keponakan kekasih ku
berlatih tenis meja saja. 1, 2, 3, 4, 5 hari di Muara Bulian aku sedikit
merasakan kejenuhan karena rute liburannya tidak berubah-rubah. Liburan kali
inikan judulnya adalah quality time (temu kangen), setau ku biasanya qualiy
time itu selalu di manfaatkan untuk moment-moment indah yang jarang dan hanya
sekali-sekali seperti pergi makan, jalan-jalan, belanja, nonton, foto-foto,
senang-senang dan itu semua hanya berdua. Namun untuk aku dan kekasih ku hingga
seminggu aku berada disana aku belum melewati hal semacam itu. Karena aku
mulai suntuk dengan rute yang itu-itu saja, tanpa di ajak, akupun mengajaknya
(jadi terbalik mana yang cewek mana yang cowok :D) untuk mengambil hari Selasa
02 Februari sebagai hari quality time untuk aku dan kekasih ku itu (hanya
berdua). Siang Selasa itu juga aku dan kekasih ku mengunjungi kota Jambi dari
Muara Bulian. (Sedikit banyak dan aku rasa memang banyak ada kekecewaan yang
aku rasakan pada quality time kali ini, namun tak perlu aku ceritakan, cukup
tau saja, karena ini juga cerita bahagia jadi aku rasa kesedihan, kekecewaan
yang sama tak perlu di ceritakan.)
Lanjut cerita sesampai di Jambi kami memutuskan berhenti di
sebuah rumah makan atau restaurant yang berada di Jalan Pratu Satir, no 90,
Kebun Kopi, Jambi untuk sweet lunch. RM kali ini lokasinya sangat unik. Temanya
adalah taman dengan menu utamanya adalah bebek jadi nggak salah ya kalau nama
RM ini biasa di sebut “Duck tale park them restaurant (RM Duck Tale)” Jambi.
Menu yang di sajikan sangat banyak namun hidangan utamanya adalah bebek seperti
nama RM nya. Tapi bagi yang tidak suka bebek juga bisa memesan menu lain, di RM
ini juga di sediakan menu ayam, sedangkan untuk minuman juga terdapat banyak
pilihan. Harga yang di tawarkan juga tidak terlalu menguras kantong, paling
tinggi harga yang di tawarkan adalah kisaran Rp 45.000,- kebawah namun aku lupa
menu apa itu. Karena saat itu aku dan kekasih ku memesan menu ayam cabe hijau
@18k, ayam goreng kalasan @18k, juice buah naga @20k, teh manis hangat @6k.
Rasa, harga, dan suasana pada RM ini nyatu banget karena tidak hanya suasananya
yang cantik dan indah, tapi harga yang di tawarkan pada setiap menunya juga
sebanding dengan rasa yang disajikan. Ayam di goreng sangat renyah sehingga
saat di gigit kriuk-kriuknya langsung terasa, aku rasa untuk menu bebek bagi
yang tidak menyukai bebek mungkin akan menyukai bebek jika bebek yang di
sajikan juga di goreng renyah seperti menu ayam. Bagi yang bingung mau cari
lokasi lunch, dinner, quality time yang sweet dan berkesan mungkin RM Duck Tale
yang berada di kawasan Kebun Kopi ini bisa menjadi pilihan untuk kalian gengs.
Berikut adalah hasil jepretan selfie ku saat sweet lunch besama yang tersayang
kekasih ku.
Tak terasa ternyata sudah sore saja
kamipun meninggalkan RM Duck Tale dan beranjak menuju Menara Gentala Arasy
Jambi yang berada di samping Ramayana Jambi, lokasinya sangat mudah di cari dan
untuk penduduk kota Jambi tentunya semua mungkin sudah sangat mengenal lokasi
ini. Aku dan kekasih ku memilih memarkirkan kendaraan di Ramayana saja untuk
faktor keamanannya dan sedikit berjalan kaki menuju Gentala Menara Arasy. Ini
nih rute yang banyak menghasilkan jepretan nan elok dari FG handal ku kekasih
tercinta. Tapi nggak bisa semua aku post ya foto-fotonya banyak banget. Karena
bukan hari libur jadi saat aku dan kekasih ku berkunjung suasana di Menarapun
tidak terlalu sesak. Sehingga aku dengan mudah menemukan pose-pose yang sweet
saat berfoto ria.
Haripun beranjak malam. Aku dan kekasih ku bergegas
meninggalkan Menara Gentala Arasy untuk kembali ke Muara Bulian, takut-takut
jika akan kemalaman sampai di Muara Bulian karena mengingat jarak Jambi dan
Muara Bulian adalah sejaman. Sesampai di Muara Bulian, eits.. aku tidak
langsung pulang ke kos teman ku. Masih sempat-sempatnya aku mengajak untuk
berhenti makan pecel lele tapi yang di pesan pecel ayam :D (ngajak ya, bukan di
ajak, haha). Memang kalau udah urusan perut kadang suka lupa waktu deh. Selesai
makan barulah kekasih ku mengantarkan aku kembali ke kosan teman ku.
PUAS BANGET untuk hari Selasa itu,
yang begitu baru namanya QUALITY TIME, berkesan, bermakna, dan hanya berdua.
Tapi apa nggak ada yang mau ngucapin “Tft (thanks for today) ke aku gitu? Cuma
sayang aja masak tunggu di ajak terus, kapan ngajak? Kapan-kapan! Haha. Tapi
nggak apa-apa, aku bukan tipekal cewek manja yang suka nyusahin pasangan, yang
kemana-mana tunggu di ajak, yang beli apa minta di bayarin, minta ini, minta
itu, begini dan begitu, karena aku tidak menuntut pasangan ku untuk sama
seperti pasangan orang lain. Toh kalau pasangan ngerti pasangan pasti pahami. Kalau
nggak ngerti ya nggak akan memahami. Setiap orang pasti punya harga diri masing-masing
kok, punya image yang harus di jaga, dan punya rasa malu yang ada batasnya. So simple,
aku cukup tau saja. Yang penting diri ku, pengertian ku, pemahaman ku, harga
diri ku, image ku, rasa malu ku, dan semua tetap terjaga.
Hari berikutnya Rabu. Aku sudah
mulai packing nih karena malamnya aku sudah harus kembali lagi ke kota Padang
untuk melanjutkan aktivitas ku seperti biasa yaitu kuliah, proposal skripsipun
sepertinya sudah menanti ku di kampus :D. Karena di Muara Bulian tidak terdapat
loket bus yang ingin aku naiki. Kekasih ku pun mengantarkan dan menemani ku menuju BBC Muara Bulian untuk menunggu bus
dari arah Jambi yang lewat menuju Padang atau biasa di sebut naik di jalan.
Tapi kalau naik di jalan begini kita jadi nggak bisa milih bangku apa lagi
milih duduk di bagian depan ya gengs, untuk yang mabuk perjalanan mungkin hal
semacam ini sangat beresiko, lebih baik pesan tiket dan naik dari loket saja
untuk jaga-jaga karena perjalannnyakan cukup jauh.
Nah itulah sedikit cerita dari libur
semester ganjil ku kali ini. Sangat mengesankan semoga aku nggak kapok untuk
berlibur ke Muara Bulian lagi. Dan terimakasih banyak waktunya untuk kekasih ku
tercinta, kakak ku, keponakan ku, teman-teman ku. Happy holiday, happy long
weekend. Tft. I love u somuch all.
Langganan:
Postingan (Atom)