Hari
ini adalah hari pertama aku mengajar disalah satu SMA dikampung ku sebagai
guru muda PL membawa nama baik kampus ku untuk mendidik bagian dari penerus
bangsa ini. Semua rasa terasa campur aduk didalam hati ku. Aku bahagia karena
saat ini aku berada dipenghujung semester perkuliahan ku yaitu semester 7, aku
bahagia karena diberi kepercayaan oleh pihak kampus dan juga sekolah untuk
langsung mengajar diruang kelas menghadapi banyaknya siswa, tapi yang paling
tak mengenakkan untuk ku karena ini adalah kali pertama aku mengajar sehingga
ada sedikit rasa takut, cemas, khawatir, dan grogi saat aku harus berdiri
sendiri didepan kelas menghadapi banyaknya pasang mata yang menjadikan aku
titik fokus pandangan mereka. Sebenarnya tak ada masalah dengan semua perasaan
yang terasa campur aduk didalam hati ku ini. Jika bahagiannya sudah pasti aku
nikmati dan sedihnya seharusnya bisa aku lewati yaitu dengan cara saling
berbagi, bercerita pengalaman ku hari ini pada sosok yang mungkin bisa
menenangkan hati. Namun sayang seribu kali sayang lagi-lagi tak ada kata yang
dapat menerjemahkan rasanya menjadi aku. Aku telah kehilangan semua sosok yang
selama ini begitu dekat dengan ku.
Hari
ini aku melangkahkan kaki ku keluar rumah dengan bismillah. Aku berhenti
sejenak didepan pintu rumah, mencoba mengirimi pesan singkat pada orang-orang
terdekat ku meminta restu dan doa untuk pelangkahan ku. Papa dan kekasih ku
adalah orang-orang yang aku kirimi pesan singkat itu pagi ini. Dengan semangat
aku merangkai kata-kata sembari berdoa berharap akan diaminkan bersama. Namun
lama aku menunggu bahkan hingga aku sampai disekolah masih belum ada balasan
apa-apa yang aku terima dari papa maupun dari kekasih ku. Ternyata aku lupa
jika saat aku akan kembali ke kampung ku ini saja mereka berdua itu juga tak
menanyakan apa-apa tentang keberangkatan ku lantas mana mungkin mereka akan
merespon hari ini untuk ku. Sedih sekali rasanya aku. Tak pernah aku menyangka
jika waktu ternyata telah merubah segalanya. Seandainya mama masih ada aku rasa
pagi ini mungkin beliau tak hanya bisa aku ajak mengaminkan bersama doa-doa ku
tapi juga mungkin beliau akan mengiringi bait-bait doa ku tanpa aku harus
memintanya.
Tiba-tiba aku teringat cerita 5 tahun yang lalu saat dimana kekasih ku itu juga sedang melaksanakan PL S1 nya disalah satu SMA dikota kakaknya. Ketika itu aku baru saja menaiki kelas 2 SMA seangkatan dengan siswa yang diajarnya, namun sayang saat keberangkatannya untuk PL ketika itu aku mendapatkan sakit malaria tipus yang mengharuskan aku untuk dirawat total di RS. Sebelum aku dirawat ia sempat menjenguk ku ke rumah sembari berpamitan untuk berangkat menuju kota kakaknya dan memulai PL pertamanya. Hingga hari pertamanya mengajar ia masih terus mengabari ku dan tak sengaja pagi ini aku mencoba mengecek status lama di fb kedua ku mencari puing-puing kebahagiaan dari semua kenangan yang tersisa kalau-kalau ada yang mampu menyemangati langkah awal ku pagi ini. Namun lain yang ku cari lain pula yang aku temui. Di fb aku membaca status yang menceritakan hari pertama ia ke sekolah dan dikenalkan dihadapan banyaknya siswa pada saat UPB berlangsung. Sedih sekali jika harus ku ingat lagi, ketika itu juga merupakan saat dimana ujian pertama datang didalam hubungan ku, namun tak perlu aku ceritakan kesedihan apa yang ia hadirkan pada ku ketika itu yang pasti sekalipun ia sudah sangat menyedihkan hati tak lantas membuat aku pergi, menjauh dan meninggalkan perjuangannya ketika itu. Aku masih mendampinginya sekalipun ketika itu keberadaan ku mulai ia abaikan, semua terasa saat dimana ia terserang DBD dan mengharuskan ia dirawat, saat aku berusaha mencari informati tentang keadaannya kembali ia tak merespon apa-apa niat baik ku, ia membentak ku tiap kali aku berusaha menanyakan kabarnya ketika itu. Ia memarahi ku karena merasa aku mengabaikan saat sakitnya, namun sebenarnya ada sesuatu yang mungkin tak ia sadari jika disana saat itu tlah ada sosok yang mengantikan posisi ku sehingga membuat ia merasa tak membutuhkan ku dan menjadikannya mengabaikan setiap perhatian ku yang membuat ia merasa aku menjauhinya, namun tak begitu. Kendati bagaimanapun keadannya ketika itu hingga masa PL nya berakhir aku masih mendampinganya, tak selangkahpun aku beranjak menjauh dan meninggalkannya. Dan sedih saja rasanya aku hari ini saat dimana keadaan seperti dibalikkan pada 5 tahun yang lalu namun ia tak berlaku sama kepada ku. Sungguh saat ini perlakuannya bukan lagi manusiawi untuk ku, sifatnya, egonya benar-benar telah menyakiti hati ku, membuat sedih hati ku dan memporak porandakan perasaan ku.
Tiba-tiba aku teringat cerita 5 tahun yang lalu saat dimana kekasih ku itu juga sedang melaksanakan PL S1 nya disalah satu SMA dikota kakaknya. Ketika itu aku baru saja menaiki kelas 2 SMA seangkatan dengan siswa yang diajarnya, namun sayang saat keberangkatannya untuk PL ketika itu aku mendapatkan sakit malaria tipus yang mengharuskan aku untuk dirawat total di RS. Sebelum aku dirawat ia sempat menjenguk ku ke rumah sembari berpamitan untuk berangkat menuju kota kakaknya dan memulai PL pertamanya. Hingga hari pertamanya mengajar ia masih terus mengabari ku dan tak sengaja pagi ini aku mencoba mengecek status lama di fb kedua ku mencari puing-puing kebahagiaan dari semua kenangan yang tersisa kalau-kalau ada yang mampu menyemangati langkah awal ku pagi ini. Namun lain yang ku cari lain pula yang aku temui. Di fb aku membaca status yang menceritakan hari pertama ia ke sekolah dan dikenalkan dihadapan banyaknya siswa pada saat UPB berlangsung. Sedih sekali jika harus ku ingat lagi, ketika itu juga merupakan saat dimana ujian pertama datang didalam hubungan ku, namun tak perlu aku ceritakan kesedihan apa yang ia hadirkan pada ku ketika itu yang pasti sekalipun ia sudah sangat menyedihkan hati tak lantas membuat aku pergi, menjauh dan meninggalkan perjuangannya ketika itu. Aku masih mendampinginya sekalipun ketika itu keberadaan ku mulai ia abaikan, semua terasa saat dimana ia terserang DBD dan mengharuskan ia dirawat, saat aku berusaha mencari informati tentang keadaannya kembali ia tak merespon apa-apa niat baik ku, ia membentak ku tiap kali aku berusaha menanyakan kabarnya ketika itu. Ia memarahi ku karena merasa aku mengabaikan saat sakitnya, namun sebenarnya ada sesuatu yang mungkin tak ia sadari jika disana saat itu tlah ada sosok yang mengantikan posisi ku sehingga membuat ia merasa tak membutuhkan ku dan menjadikannya mengabaikan setiap perhatian ku yang membuat ia merasa aku menjauhinya, namun tak begitu. Kendati bagaimanapun keadannya ketika itu hingga masa PL nya berakhir aku masih mendampinganya, tak selangkahpun aku beranjak menjauh dan meninggalkannya. Dan sedih saja rasanya aku hari ini saat dimana keadaan seperti dibalikkan pada 5 tahun yang lalu namun ia tak berlaku sama kepada ku. Sungguh saat ini perlakuannya bukan lagi manusiawi untuk ku, sifatnya, egonya benar-benar telah menyakiti hati ku, membuat sedih hati ku dan memporak porandakan perasaan ku.
Ya
allah, apa sebenarnya yang engkau ingin lihat dari ku dan bagaimana pula
rahasia masa depan itu untuk ku? Semua orang seperti mengabaikan ku, tak ada
satu sosokpun yang bisa melihat keberadaan ku. Semua terasa berat untuk aku
lalui, fikiran ku terasa buntu untuk mengerti. Benar-benar tak ada yang
menyemangati ku, maka kuatkanlah aku. Aku menyadari semua yang berlahan pergi
dari ku sungguh telah sangat menyulitkan hari-hari ku. Aku kehilangan fokus ku,
bahkan aku kehilangan titik-titik kebahagiaan ku. Tapi aku mohon tetap
semangatkanlah aku. Saat ini aku sudah berada dipenghujung semester ku,
penghujung dari perjuangan ku jangan engkau sia-siakan semua semangat yang aku
perjuangkan selama ini hanya kerana kesulitan ku kali ini. Jadikanlah apa yang
pergi sebagai motivasi untuk diri. Allah ya Tuhan ku, meskipun begitu sedih dan
kecewanya aku menerima semua balasan yang tak serupa ini namun jangan pernah
engkau taburkan benih-benih dendam dan kebencian itu didalam hati ku, jauhkanlah aku
dari amarah yang tak bertempat dan iklaskanlah aku dari setiap perlakuan yang ia
beri. Sungguh aku menyadari betapa tidak enaknya berada dalam situasi ini, maka
jauhkanlah ia dari kesedihan semacam ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar