Sabtu, 23 Juli 2016

Diselo Gelak Becampu Tangih



         Melanjutkan postingan ku beberapa hari yang lalu. Hari ini aku telah menyelesaikan judul proposal yang akan aku ajukan pada tim sleksi dikampus ku. Hampir saja tergoyah semangat ku karena merasa waktu tiga hari ini tidak akan cukup untuk aku menyelesaikan 3 judul proposal itu. Namun ternyata tak sia-sia usaha ku, gemelut hati justru mampu menyemangati ku. Dan dengan semangat ku ini membuat aku meresa menjadi mahasiswa yang sebenarnya. Bangun pagi, menunggu angkutan umum dari kos ke persimpangan, dari persimpangan ke persimpangan kampus, jalan kaki dari persimpangan kampus ke kampus, belum lagi hari pertama panas terik, hari kedua hujan lebat dan hari ketiga.. Nah dihari ketika ini yaitu hari ini ada sedikit kejadian lucu untuk aku ceritakan. Bayangkan saja sudah tiga tahun lebih aku berkuliah di kampus itu, akupun sudah sering keluar masuk perpustakaan dan ruang baca selama masa perkuliahan ku, namun baru kali ini sepatu kuliah kesayangan ku harus berakhir dengan tragis, karena hari ini sepatu kuliah yang menjadi salah satu favorit ku itu harus tertukar dengan sepatu orang lain. Model dan warnannya sama hanya nomornya saja yang berbeda. Memang ini sepertinya kekhilafan ku. Awalnya aku mendatangi perpustakaan untuk mencari referensi proposal ku tak puas hanya mencari reverensi di perpustakaan akupun beranjak menuju ruang baca yang jaraknya tak jauh dari perpustakaan. Karena jaraknya yang tidak terlalu jauh membuat aku malas bolak balik memakai sepatu, aku lebih memilih mengambil sepatu ku di rak sepatu perpustakaan lalu menjinjingnya ke ruang baca. Spontan saja kutarik sepatu ku dari rak didepan perpus dan berlari menuju ruang baca tanpa benar-benar aku perhatikan dulu apakah benar itu sepatu ku atau tidak. Dan ternyata sepatu yang aku tarik tadi itu bukan sepatu ku, walaupun bentuk dan warnannya sama namun nomornya lebih besar 3 nomor dari nomor kaki ku yg 36. Kebayang donk seberapa besar selisihnya. Aku rasa sih seperti itu kronologinya tapi tak tau pula mana tau mungkin sepatu ku tertukar diruang baca oleh orang lain wallahhualam.
Karena aku sudah berencana akan langsung kepasar dari kampus untuk membeli baju kurung putih yang akan ku pakai PL pada hari senin, mau tidak mau aku harus menggunakan sepatu yang tertukar itu mengelilingi pasar sore ini. Awalnya aku mengira tidak akan ada efek apa-apa jika aku memaksakan kaki ku menggunakan sepatu itu mengelilingi pasar karena sepatu tersebut hanya kebesaran dan masih bisa dipakai. Tapi ternyata tak lama aku mengelilingi pasar ada dua bagian dan lagi-lagi dikaki kiri ku yang mulai terasa perih, saat aku mengeceknya ternya kaki ku lecet tergores oleh bagian sepatu yang memang kebesaran dikaki ku. Perih sakit membuat aku harus sedikit pincang saat berjalan. Aku mencari warung yang menjual handsaplas namun tetap saja handsaplas itu tak berpengaruh apa-apa pada ku, jalan ku masih pincang, puas ku berfikir karena aku berada ditengah-tengah pasar, akupun membeli sandal jepit yang memang dijual tak jauh dari tempat ku berdiri saat itu.
Dalam hidup ku masalah memang silih berganti tak jarang diiringi dengan kesedihan yang berarti namun ada saja yang menghibur ku. Saat dimana aku tengah sedih karena harus berjuang sendiri, memulai menulis sendiri, bolak balik kampus sendiri, mempersiapkan PL sendiri tanpa ada yang ingin tau dan menyemangati tiba-tiba kejadian lucu yang sedikit menghibur ku terjadi hari ini. Lucu saja rasanya sakin aku dibuat semangat oleh cemeehannya hingga tertukar sepatu ku diperpustaakaan dan mengharuskan aku menggunakan sandal jepit mengelilingi pasar sore ini dengan atasan kemeja, batik dan bawaan ransel, tanpa memperdulikan bagaimana pandangan orang-orang yang melihat tampilan ku hari ini tetap tidak menjatuhkan semangat ku.
Hey, lihatlah aku masih tetap bersemangat sejauh ini, meski aku tak bisa menutupi sendu dan mata berkaca-kaca ku. Beberapa kali aku tiba-tiba terdiam, tersenyum sendu dengan pilu dihati ku saat aku merasa yang aku lalui mulai terasa berat dan semakin berat dengan masalah yang aku hadapi. Air mata itu, sedih, bahagia, terharu adalah rasa yang tak dapat aku sembunyikan. Aku tersenyum sendu menatap hasil karya ku. Sedikit terbayang difikiran ku susahnya saat dirinya melewati masa yang sama seperti ini dulu namun aku tak beranjak dan tak berhenti menguatkannya ketika itu, tapi alangkah pilunya aku tak mendapatkan balasan yang serupa itu. Aku tak marah atas perlakuannya kali ini, apa lagi menyimpan dendam yang tak dapat ku kendali. Hanya saja aku sedih meratapi diriku sendiri.
Aku tak menyesal pernah terlalu baik pada seseorang, sekalipun ada yang mengatakan pada ku menjadi orang baik berarti siap untuk dikecewakan, karena memang salah satu hal yang menyedihkan ketika kamu terlalu baik pada seseorang adalah dia akan berfikir kamu begitu bodoh untuk dimanfaatkan namun bagi ku tak ada yang membatasi untuk aku berbuat baik selagi ketulusan bersama ku “tetaplah menjadi orang baik, suatu saat jika beruntung kamu akan bertemu dengan orang baik atau ditemukn oleh orang baik” tak ada satu perkarapun yang luput dari pandangannya kebaikan sebesar biji zarahpun akan mendapatkan balasan pada waktunya begitupun dengan kejahatan. Karena balasan itu nyata hanya perlu menunggu waktunya saja. Untuk proposal skripsi ku semoga ada satu yang di acc. Amin.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar