Rabu, 06 Juli 2016

Happy Eid Mubarak 1 Syawal 1437 H

Aku tak tau harus mulai menulis dari mana, makanya dari pagi tadi sampai sekarang belum ada postingan panjang disemua sosmed ku. Aku hanya sibuk menggumam didalam hati sejak dari malam tadi. Aku berusaha mengabaikan bunyi takbir yang berkumandang, bahkan aku bersyukur malam tadi sempat mati lampu. Namun kenyataan dimanapun aku memposisikan diri ku hari ini suara takbir tetap terdengar ditelinga ku. Aku hanya takut kesedihan terus larut dihati ku. Aku tak benar-benar kuat menampakkan keadaan baik-baik saja ditengah gemelut batin ku. Tak banyak yang mengerti mengapa tapi didalam hati aku merasakan kesunyian yang sepi ditengah keramaian, tak tau harus mengadu pada siapa untuk kesedihan ini, aku berusaha berdamai dengan keadaan namun kenyataan air mata tak bisa aku bendung sendirian. Tanpa sadar air mata ku larut jatuh kedalam, memang tak ada yang melihat kesedihan ku tapi hati ku begitu pilu. Saat ini papa datang kerumah ku sudah seperti bukan lagi bagian dari keluarga ini. Ia datang bersama istrinya seperti seorang tamu dirumah ku, tak sampai sejam papa sudah berlalu menuju rumah istrinya dan memang selama disini papa tinggal dirumah istrinya. Padahal dulu kami menghabiskan banyak waktu bersama setiap lebaran. Aku tak tau harus memposisikan diri bagaimana, aku coba menghadapi kenyataan ini dengan sekuat-kuatnya hati. Ketika papa datang ke rumah, aku tetap menghidangkan makanan seperti biasa alm mama lakukan dulu. Tapi ditengah aku sibuk menghidangkan makanan meletakkan piring-piring, aku sempat terdiam aku menangis ditengah kegelapan malam tadi. Aku kembali bertanya kenapa takdir sekejam ini kepada ku? Satu persatu orang-orang tersayang yang tersisa itu menjauh dari ku, bermacam-macam cara tuhan menjauhkan mereka dari ku. Bahkan dengan cara yang tak terbaca oleh logika ku.
Bercerita tentang persiapan untuk hari yang fitri ini, sebenarnya sudah dari pagi-pagi kemarin aku lebih dulu sampai dibalai, aku membeli bumbu untuk memasak hidangan yang akan dihidangkan dihari fitri ini. Dan sejak pagi hingga siang hari pula aku menghabiskan waktu didapur untuk memasak bersama nenek, namun hari ini masakkan ku sama sekali tak tersentuh. Tak tau akan ku hidangkan pada siapa masakan ku ini. Jika yang memakan hanya aku dan adik dijam-jam tertentu saja. Rumah ini sepi, begitupun dengan hati ini. Aku yang kuat lama kelamaan menjadi rapuh menghadapi keadaan yang sekejam ini.
Sebenarnya tak ada yang lebih aku tunggu-tunggu pada setiap lebaran selain dari pada kebersamaan, tapi beberapa tahun belakangan ini aku mulai kehilangan kesempatan semacam itu. Dan puncaknya adalah tahun ini. Aku bahkan hampir tak merasakan suasana ramadhan dikalbu ku, meskipun aku melalui ramadhan itu. Masalah silih berganti, gemelut hati dan batin yang memaksa aku berdamai dengan keadaan terkadang mengubah moodku. Lagi-lagi aku tak tau harus mengadu pilu pada siapa untuk hal ini.
Dan esok adalah jadwal ku berkunjung ke tempat mama, kami akan mengadakan ziarah makam siang besok, kegitan itu merupakan agenda wajib tiap idul fitri ku. Rasanya kini tak ada yang lebih istimewa pada idul fitri ku selain ziarah ketempat mama, seperti ingin aku ceritakan semua padanya namun bukan maksut ku mengerutu, hanya saja hati ku pilu, hati ku sendu, aku rindu, ya rindu orang-orang yang tersisa itu. Mungkin berbesar hati, sabar, iklas, dan tetap bersyukur sedikit bisa menenangkan hati ku. Semoga saja begitu. Ya allah dengan kerendahan hati, aku memohon belas kasih mu, semoga engkau sudi mengangkat kesedihan ku ini.
Selamat hari raya idul fitri 1 Syawal 1437H. Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar