22 Desember untuk setiap tahunnya di
peringati sebagai hari ibu, walaupun aku tak tau dari mana dan bagaimana asal
mulanya tanggal 22 Desember di peringati sebagai hari ibu, karena menurut ku hari ibu bukan hanya satu hari
ini saja. Setiap hari adalah hari ibu, hari berbagi kasih dan sayang, hari di
mana kita menyukuri akan hadir wanita terhebat di dalam hidup ini, wanita luar
biasa, ia lah ibu yang sangat menyayangi dan mencintai kita dengan setulus
hatinya. Tidak akan pernah ada sosok yang kita jumpai yang akan sama sepertinya
karena itulah surga terletak di bawah telapak kakinya.
Ibu atau mama panggilannya untuk ku
adalah sosok yang tak mampu aku gambarkan dalam kata-kata indah ku, ataupun dalam
bait panjang ku, karena dirinya teramat sempurna bagi ku. Kita pasti punya
cerita yang berbeda tentang sosok seorang ibu. Begitupun dengan cerita ku. Cerita
ku yang tidak seberuntung teman-teman di luar sana yang mana mungkin
teman-teman dapat besar, tumbuh, dan berkembang hingga hari ini di dalam kasih
sayang seorang ibu, teman-teman yang masih merasakan hangatnya kasih seorang ibu
serta teman-teman yang masih mampu menatap wajah seorang ibu. Aku mungkin
memang tidak mengalami hal serupa seperti itu, ibu atau mama ku sudah 4 tahun 9 bulan ini meninggalkan aku, adik, serta ayah ku. Allah sang maha pencipta yang maha esa
dan maha berkuasa ternyata lebih menyayangi mama ku itulah mengapa beliau
memanggil mama ku secepat itu. Namun aku telah iklas dan rido dalam melewati takdir
hidup yang telah di gariskan untuk ku. Mungkin dengan seperti ini setidaknya
hati ku tidak harus tersayat dan terluka lagi saat melihat mama menderita di dalam
penyakitnya.
Hari ini, aku kembali mencoba
mengingat apa saja yang telah aku lalui bersama mama. Meski mungkin tidak semua
masih terekam jelas di fikiran ku, namun aku masih bisa untuk mengingat sesuatu
yang mungkin saat ini hanya menjadi sebuah kenangan yang tidak akan bisa terulang
kembali. Jika ada yang bertanya pada ku “apa pekerjaan ayah mu Indah?” Sudah jelas aku akan menjawab, “ayah ku adalah seorang karyawan PT IKPP
Pekanbaru!”. Dan mereka lanjut bertanya “lalu apa pekerjaan ibu mu?” Aku akan menjawab dengan bangga “ibu ku adalah seorang ibu ramah tangga”.
Dan jika ada yang mengatakan ibu rumah tangga bukan merupakan pekerjaan
mungkin berbeda halnya dengan pandangan ku. Dari apa yang aku lihat dan apa
yang aku jalani semasa mama masih ada, aku melihat untuk setiap harinya tanpa
ada hari libur mama terus bekerja. Subuh mama
bangun untuk sholat subuh, masih setia dengan awalan pagi untuk mendoakan kami
anak-anaknya. Selesai sholat mama membuka gorden jendela rumah, mama menyapu
rumah, lalu mama membangunkan aku dan adik untuk mandi, sholat subuh, dan
bersiap-siap sebelum ke sekolah. Hingga tampak mata hari mulai terbit mama
langsung bergerak menuju balai di desa ku membeli bumbu dapur yang akan ia
masak hari itu. Sepulang dari balai, mama memasak makanan untuk kami santap
bersama sembari mama juga menyiapkan sarapan untuk ku. Setelah semua selesai
mama memanggil aku untuk segera sarapan agar aku tidak terlambat ke sekolah. Namun
di saat aku sarapan mama justru beranjak menuju rak sepatu mencari sepatu
sekolah dan juga semir sepatu ku. Beliau menyemir sepatu ku, takut jikalau
menunggu aku selesai makan baru menyemir maka aku bisa terlambat ke sekolah. Setelah
selesai menyemir sepatu ku, beliau mencari sisir dan karet rambut untuk
mengikat dua rambut ku, karena saat itu di sekolah ku ada peraturan untuk siswi
perempuan harus mengingat rambut dua. Mama dengan sabar mengulang hal yang sama
untuk setiap paginya. Hingga aku pergi sekolah masih ada saja yang mama kerjakan
di rumah dan saat aku pulang sekolah aku masih melihat mama mengerjakan
pekerjaan rumah. Bahkan hingga sore dan matari mulai terbenam. Mama kembali
menutup jendela. Memeriksa api kompor, memeriksa kunci pintu hingga barulah
mama istrirahat tepat pada waktunya untuk beristirahat di malam hari. Jelas sekali
mama hanya ada waktu untuk beristirahat di mana waktu itu memang waktu untuk
beristirahat. Tidak ada tanggal merah, atau hari libur untuknya. Mama dengan sabar
dan kuatnya menjalani hal yang sama setiap harinya, tak perduli, sehat ataupun
sakitnya ia tetap bertanggung jawab atas dirinya yaitu sebagai ibu untuk anaknya
dan istri untuk suaminya. Itu hanya sebagian gambaran kecil yang mungkin kita
semua juga menemukan dalam kehidupan kita masing-masing namun ada saat lain di
mana peran seorang ibu di tuntut lebih yaitu seperti saat akan menjelang
idul fitri atau idul adha. Biasanya menjelang idul fitri. Aku kerap membuat kue bersama mama,
mengupas kacang, membuat kue mentega, kue bawang, aku selalu membantu mama,
kadang kami menghabiskan malam hingga tangan terasa lecet oleh adonan. Dan saat
aku membeli baju lebaran aku ingat mama ku paling tidak suka jika menemani aku
belanja yang terlampau ribet ini. Karena aku bisa berkeliling berkali-kali di
tempat yang sama untuk mencari baju yang cocok dan pas untuk ku. Dan kalaupun
ada biasanya sampai di rumah ada saja yang membuat aku tidak suka sehingga aku
harus menukar kembali ke toko. Aku tau itu. Terkadang aku sering rindu hal semacam
itu. Tak jarang iba juga rasanya hati ku jika aku melihat seorang anak yang
bisa bermanja bersama ibunya. Tapi saat aku melihat moment seperti itu yang aku
fikirkan adalah “aku pernah melewati dan
merasakan kebersamaan itu dengan mama ku, walaupun hanya sementara waktu, namun
aku pernah yaitu dulu”. Itulah mengapa untuk ku ibu rumah
tangga merupakan suatu pekerjaan, yaitu pekerjaan yang sangat mulia.
Untuk mama ku, ibu terhebat ku. Kita
sudah banyak melalui hal bersama, namun tak satupun aku temui hal yang serupa seperti saat bersama mu. Bahkan dalam sakit ku ini, aku masih tetap merasa sangat membutuhkan mu
ma. Untuk hari-hari yang mungkin tidak dapat terulang dan tidak akan sama aku
sangat mensyukuri meski hanya 16 tahun mama ada bersama ku namun untuk ku kenangan
dan dirinya abadi seumur hidup ku di dalam hati ku. Bahagialah di surganya ma. Kami
sudah mengiklaskan mama. Terimakasih untuk semua yang pernah kita lalui
bersama, maafkan indah jika mungkin pernah kecewakan mama, dan membuat mama
terluka. Iringilah langkah indah dengan bait doa mama dari sana. Indah
merindukan mu ma. Selamat hari ibu untuk mama. Engkaulah segalanya untuk ku. Semoga allah SWT membalas semua kebaikan
mama di sana. Ya allah, ampunilah dosa-dosa mama ku, tempatkanlah mama ku di surga mu,
lapangkahlah kubur mama ku, terangkanlah kubur mama ku, jauhkanlah mama ku dari azab kubur dan
jauhkan pula mama ku dari azab api neraka. Amin, amin ya rabbalalamin. :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar