Kamis, 10 Desember 2015

Bersabarlah, Segala Sesuatu Itu Awalnya Sulit Sebelum Menjadi Mudah



            Rasanya baru saja kemarin aku mulai menginjakkan kaki di kampus ku ini untuk menghadiri ujian sleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB), baru juga kemarin rasanya aku mengisi krs pertama ku, dimana jumlah tabungan sks, IP, dan IPK nya masih kosong. Dan hari ini aku sudah harus konsul krs lagi pada dosen pembimbing ku untuk pengambilan mata kuliah di semester 6 besok. Alhamdulillah dari semester 1 aku selalu memperoleh nilai dan IP yang baik, sehingga tidak ada mata kuliah yang harus aku ulang dan memungkinkan aku untuk mengambil sks dalam jumlah banyak, yaitu maksimal 24 sks. Begitu pula untuk krs yang aku konsulkan hari ini, aku juga mengambil 24 sks, namun baru tersadar oleh ku jika mata kuliah yang tersisa bahkan tidak sampai 24 sks, itu artinya mata kuliah ku telah habis. Hanya tinggal PPL dan skripsi pada semester 7. Sungguh waktu terasa begitu cepat berlalu.
            Berkaitan dengan perkuliahan ku, memang banyak sosok yang terlibat di dalamnya, sosok yang senantiasa membantu ku, memudahkan di setiap kesulitan ku, yaitu keluarga ku. Merekalah tangan-tangan kecil yang selalu setia ada untuk ku dengan ada atau tanpa aku memintanya, mereka juga yang kerap menasihati ku untuk berhati-hati dalam melangkah, serta setia memberikan semangat kepada ku dalam keterbatasan keluarga ku. Selain keluarga, sosok yang sangat berjasa dari setiap hari-hari di dalam perkuliahan ku adalah kedua orang tua ku. Terlebih mama. Aku tak bisa bayangkan bagaimana jadinya aku jika mama tidak merencanakan tentang perkulihan ini untuk ku. Terkadang ada rasa sedih di dalam hati ku karena di saat-saat seperti ini mama tak bisa ikut serta menemani bahkan melihat perjuagan ku, padahal mamalah yang sangat berjasa untuk ku. Aku tak menyangka bahwa sepeninggalan mamapun kebaikannya masih terus aku rasakan. Mama masih memberikan aku kesempatan untuk memperbaiki ekonomi keluarga dengan cara memperbaiki pendidikan. Karena itulah jauh dari sebelum aku menyelesaikan SMA ku mama sudah menabung dan mempersiapkan sejumlah dana untuk perkuliahan ku. Walaupun itu hanya cukup untuk pembayaran uang semester ku hingga aku wisuda, dan karena itulah besar pula tekat ku untuk dapat menyelesaikan perkulihan ku ini tepat pada waktunya sehingga aku tak harus menambah semester lagi yang mungkin juga membuat aku menambah uang semester. Bukan hanya mama yang sangat berjasa dalam perkulihan ku, namun papa sebagai sosok yang mengirimkan aku belanja untuk kuliah sekaligus sosok yang ikut serta dalam masa-masa perjuangan ku beliau juga sangat berarti bagi ku. Aku bahagia dan sangat bangga memiliki orang tua seperti mereka. Mereka ingin aku menjadi sesuatu yang bisa di banggakan, memperbaiki keadaan keluarga. Besar harap ku untuk tidak mengecewakan mereka sebagai orang tua ku. Ntah itu dalam perkulihan ku ataupun dalam lingkungan pergaulan ku. Karena aku sangat menyadari jika sedari aku kecil mereka selalu mengajarkan aku untuk tidak melakukan kesalahan fatal yang ujungnya dapat merugikan diri ku sendiri. “Pa.. Ma.. Maafkanlah Indah jika ada kesalahan Indah ntah itu untuk hal yang tidak di ketahui oleh papa dan mama ataupun untuk hal yang telah papa dan mama ketahui. Maafkanlah Indah jika Indah pernah kecewakan papa dan mama, membuat papa dan mama bersedih, dan maafkanlah Indah jika hingga detik ini Indah belum bisa menjadi sesuatu yang dapat Papa dan mama banggakan. Namun percayalah saat ini Indah tengah memperjuangkan apa yang papa dan mama harapkan. Teruslah ada untuk Indah, meskipun secara fisik tak selalu ada di dekat Indah, namun Indah tau jika papa dan mama selalu mendoakan segala yang terbaik untuk Indah.
            Mama yang saat ini di surga banyak-banyak Indah ucapkan terimakasih karena telah memberikan Indah peluang untuk merasakan bangku perkulihan dengan perencanaan biaya yang telah mama siapkan jauh-jauh hari sebelum perkulihan Indah di mulai. Doakanlah Indah dalam setiap langkah Indah dari sana ma, semoga allah selalu memudahkan setiap jalan dan urusan Indah, serta untuk papa, Indah berdoa semoga papa selalu dalam keadaan sehat walafiat, tidak kekurangan apapun, serta di cukupkan pulalah rizeki yang allah titip untuk keluarga kita melalui papa.” Mungkin tak terhitung oleh ku lelah dan  letih mu dalam bekerja mencari uang untuk belanja ku pa, bahkan tak pernah pula terdengar eluhan yang terucap oleh mu. Sungguh engkau papa terhebat ku. Namun di tengah kebahagiaan ini kerap ku merasa pilu di dalam hati ku, aku berfikir mengapa kesempurnaan semacam ini harus berjalan dan aku lewati dalam situasi yang serumit ini. Memang, semenjak mama tak lagi ada semua seperti berubah untuk ku. Bahkan di saat nilai-nilai tugas dan nilai-nilai ujian perkuliahan ku keluarpun aku tak tau harus membagikan rasa bahagia itu pada siapa, dan ujungnya lembaran kertas nilai itu hanya aku lihat sendiri dan aku simpan rapi di rak buku ku. Seandainya semua sosok yang ada dan masuk dalam kehidupan ku saat ini sama seperti mereka berdua (papa dan mama ku) mungkin aku tak harus merasakan sedih, pilu, sakit, luka, dan kecewa saat dimana aku mencoba mencari sosok yang sesempurna mereka untuk menjaga, melindungi, dan membuat aku merasa bahagia. Ya, dia yang ku maksud juga merupakan salah satu sosok yang telah ikut dan masuk dalam kehidupan ku, yaitu kekasih ku, laki-laki ku yang juga merupakan sosok yang aku harap mampu sesempurna orang tua ku. Namun sedikit banyak aku mengerti jika sesungguhnya hanyalah orang tua yang memiliki cinta kasih yang tulus dan tidak ada yang mampu menyamai ketulusan mereka. Walaupun ada, mungkin tidak akan serupa. Semoga kelak aku bisa menggapai cita-cita ku dan membuat orang tua bangga kepada ku. Amin ya rabbal alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar