Aku kehilangan
matahariku, cahayanya redup diujung mata ku, sudah tak lagi menyinari relung
hatiku, dan mulai terasa jauh dari jangkauan ku. Padahal kita pernah dekat
seperti jantung dan nafas seperti urat dan nadi seperti tak akan terpisah
sampai nanti, kita pernah membangun mimpi yang menyemangati hari-hari, namun
saat ini kita harus disadarkan oleh waktu yang berlahan berlalu yang menelan
segala kenangan. Sekuat hati, aku berusaha untuk mengiklasi, melewati hari-hari
dengan sepi, namun semakin aku memaksa diri rasanya semakin sulit untuk aku
jalani. Pernah merasa ketika dimana lapar tapi kehilangan selera untuk
makan, mengantuk tapi tak tau bagaimana caranya memejamkan mata, ingin ini dan
itu tapi tak ada fokus lagi, pernahkah merasakan hal semacam itu? Dan aku
merasakannya saat ini. Tak mudah memang, berdiri sendiri diatas kaki ini, tak
jarang aku terjatuh dan terhempas kuat dari kesanggupan ku sendiri. Tapi aku
tak pernah takut untuk bangkit. Hingga tibalah saatnya aku berfikir panjang
untuk kesedihan ini. Sekarang aku mulai mengerti mengapa berlahan dirimu
menjauhiku, menyingkirkan semua sosial media ku, tak merespon sms dan telepon
ku, tak menghiraukan aku saat jauh-jauh mengunjungimu, mengapa anniv bukan lagi
menjadi moment yang dinanti, mengapa saat bertemu kamu tak berani menatap
mataku, mengapa aku bukan lagi menjadi alasan untuk kamu tinggal dan bertahan
disini dalam waktu yang lama, mengapa kamu terlihat begitu betah berada jauh
dariku, dan mengapa keberadaan ku tak lagi bisa terlihat oleh mu, lalu
tiba-tiba aku teringat sebotol propolis yang kamu perlihatkan pada ku hari itu
dan sekarang aku mengerti! Sungguh ini bukan kebosanan biasa yang aku lihat
darimu. Ya, beberapa kali aku pernah berada diposisi itu, tepatnya bukan aku
melainkan orang-orang sebelum kamu yang memilih melepaskan aku untuk hal semacam
itu, rasanya aku seperti mengulang kesedihan yang sama.
Aku berusaha
mendewasakan diri, mencoba untuk tidak lari begitu saja dari sesuatu yang
mungkin sudah tuhan takdirkan tidak lagi bersama ku. Aku mengejarmu mencoba
mencari tahu apa kesalahan ku dan apa yang merubah mu bahkan hingga jauh
langkah ku. Malam, sepi, sendiri, jauh, dan sunyi tak lagi jadi masalah saat
aku harus mengunjungimu. Takkah kamu lihat bagaimana usaha ku atas tulusnya
kecintaan ku kepada mu? Tapi yang aku temukan justru kebahagiaan mu, ya
kebahagiaan mu tanpa aku. Sudah lama rasanya aku tak melihat senyum seindah itu
dari mu saat bersama ku, bahkan kita sudah tidak pernah lagi melalui
tempat-tempat yang berbeda berdua. Aku melihat kamu menikmati hari-harimu tanpa
aku, kamu bisa tersenyum, tertawa, bermain kesini dan kesana, melakukan
rutinitasmu seperti biasa, sedangkan aku dari bangun hingga tidur ku
waktu hanya habis untuk memikirkan mu, bahkan belakangan kamu semakin sering
muncul dimimpi malam ku dan menjadi perbincangan yang paling sering aku
ceritakan pada tuhan ku seolah tak ada waktu yang aku lewati tanpa mencintaimu
namun masih tak bisa percaya dengan kalimat singkat yang bernama bosan itu.
Tapi aku harus menyembunyikan kesedihan itu darimu, aku masih berusaha tertawa,
tersenyum saat kamu mencoba menelepon ku tanpa kamu tau betapa remuknya hati ku
harus menutupi kesedihan itu dan berpura-pura baik-baik saja dihadapan mu. Kamu
begitu jahat dengan pribadimu, seolah tak cukup kamu telah menduakan perasaan
ku, menghianati ketulusan ku hingga harus kamu pampang disosial media mu untuk
menyakiti perasaan ku. Jika memang itu tujuan mu, kamu berhasil matahari ku. Ditengah
sulitnya perjuangan didalam rumah ku, ditengah sulitnya perjuangan disemester
tua ku, kamu hadirkan kesulitan lain kepada ku. Kamu jatuhkan asa ku, kamu
putuskan pengharapan ku, kamu hilangkan semangat ku, kuncup bunga yang mulai
mekar itu kini layu kembali. Ini mungkin bukan kali pertama yang kamu lakukan
pada ku, jika selama ini kamu selalu memilih ku memang tak adil rasanya jika
aku terus meminta mu untuk memilih ku, karena ku akui kali ini ia yang bermain
diantara kita lebih dari pada aku, dari usia ia jauh lebih muda dari ku, dari
keluarga, keluarga ku tak ada apa-apanya, dari harta ia melimpah ruah dari ku
dan fisikpun ia lebih dari ku, pantas mungkin untuk kali ini kamu memilihnya,
sedikitpun aku tak dendam pada mu hanya saja aku bersedih melihat cara yang
kalian berdua lakukan pada ku, apa salah ku, bahkan menurut ku dirimulah yang
sudah sangat bersalah kepada ku. Gajah dipelupuk mata tak terlihat oleh mu dan
justru semut diseberang lautan yang terlihat oleh mu. Saat ini aku menjadi
sosok yang selalu salah untuk mu padahal kita telah melalui waktu yang lama
bersama, bahkan itu seperempat dari usia ku, namun seolah kamu tak mampu
memahami pribadi ku. Aku hanya bisa diam, tersenyum dan berhenti mencari mu,
meski kendati aku tak pernah bisa berhenti memikirkan mu, memikirkan semua
ketegaan mu kepada ku, karena sebagai seorang wanita normal yang teramat tulus
mencintai mu aku akui aku cemburu. Mungkin kamu senang dikejar, namun mungkin
juga kamu tak merasakan lelahnya mengejar, aku takut kamu terlalu senang
berlari, sampai lupa aku telah berhenti jauh-jauh hari.
Aku bercerita
banyak hal tentang kesedihanku pada orang-orang terdekat ku akan tetapi tak
satupun yang bisa menenangkan aku, namun ketika aku menceritakan semua pada
tuhan ku ia seolah menjawab petanyaan panjang ku, aku bersyukur karena tuhan ku
tak pernah meninggalkan ku dalam bagaimanapun keadaan ku, meski aku hanya bisa
mengadu pada tuhan ku, mengerjakan sesuatu yang tak tampak oleh mu, tak henti
aku berdoa, meminta dan bertanya atas kesedihan ku, hingga tuhan membukakan
mata hati ku ia menyadarkan aku bahwa sebenarnya aku terlalu berharap kepada
mu. Tuhan ku cemburu kepada ku, hingga ia timpakan ke atas ku pedihnya sebuah
pengharpan itu. Kini kamu terlihat kokoh dengan egomu, sedangkan aku tak
berdaya melunakkan hatimu, aku tersingkirkan oleh sabar dan ketulusan ku
sendiri. Sepertinya aku memang harus merelakan mu dengan hal yang membuat mu
pergi. Hari ini kamu telah menanamkan segala luka. Kelak, entah kapan,
percayalah, bisa jadi yang kamu perjuangkan dengan cara seperti itu, menjadi
menyebalkan dan menghempaskan mu melebihi dari apa yang kamu lakukan pada ku.
Barangkali kamu melupakan sesuatu hal. Mencari kebahagiaan dengan merusak
kebahagiaan orang lain adalah hal yang tak akan bertahan lama. Pada saatnya
kamu akan mengerti dan menyesal atas apapun yang membuat mu tergoda. Yang
nyatanya hanya bentuk lain dari luka yang sebenarnya. Hari ini mungkin aku
belum bisa berhenti memikirkan semua kenangan besar yang telah kita lalui
bersama karena bagaimana mungkin aku bisa menjadikan semua kenangan sebagai
masa lalu sedangkan aku pernah menjadi bagian dari kenangan itu, namun aku
yakin suatu hari akan ada saat kamu yang merindukan aku, bukan merindukan hal
terbesar seperti kerinduan ku pada mu melainkan kerinduan atas hal terkecil
dari aku yang tidak akan kamu temukan pada siapapun selain aku, ntah hanya
sekedar cara ku menyapa mu, mengirimkan mu stiker line dan bbm, ataupun sekedar
cara ku memahami waktu mu dengan membatasi diri menghubungi mu, dengan semua
pengertian dan kesebaran ku atas setiap carutan yang kamu lontarkan kepada ku,
atau bahkan dengan hal yang paling sederhana dari ku yaitu dengan nama mu yang
selalu aku sematkan disemua sosmed ku, dengan cara ku menghargai mu sebagai
laki-laki ku, suatu hari kamu pasti merindukan itu.
Barangkali
selama ini cara ku salah dalam menghadapi situasi ini, aku selalu berusaha
meyakinkan mu atas perasaan ku dan hari ini aku mulai merevisi semua cara itu
dengan meyakinkan diriku sendiri bahwa sebenarnya kamu sudah sangat tau jika
aku begitu tulus mencintai mu, karena dengan begitu setidaknya aku akan merasa
sedikit tenang terlepas bagaimana kamu menjaga kepercayaan yang aku titipkan
kepada mu. Kesalahan lain ku adalah aku selalu menyalahkan diri ku atas ketidak
sempurnaan ku, aku bertanya pada teman-teman ku bagaimana aku menurut mereka. Hampir
setiap orang yang datang menghampiri ku selalu aku lontarkan pertanyaan yang
sama “apakah aku cantik? Adakah ada yang bisa menerima ku setelah ini, menerima semua kekurangan ku? Adakah
yang bisa dengan tulus mencintai ku nanti?” Tapi mereka semua justru menjawab
hal berbeda dari pertanyaan ku “pribadi mu baik indah, hati mu lembut, sabar,
dan tegar, semua adalah sesuatu yang tak banyak orang lain miliki selain kamu,
laki-laki akan sangat membutuhkan pendamping seperti mu” terketuk pintu hati ku
tersadar oleh ku bagaimana buruknya perlakuan mu pada ku sudah sedari awal kamu
mengenal ku. Lalu timbul pertanyaan lain ku pada teman-teman ku “menurut kalian
apakah dia akan sadar dan berubah?” Tapi untuk pertanyaan ini semua menjawab
bahwa “dia manusiakan? Manusia punya perasaan dan fikiran, akan ada waktunya
untuk semua pertanyaan yang timbul difikiran mu itu Indah” aku tak mengerti
mengapa kedua pertanyaan ku di jawab mereka dengan analisis yang berbeda. Tapi aku
dapat menyimpulkan bahwa bagaimanapun aku baik dan buruknya aku tuhankulah yang
maha tau dan aku yakin diluar sana ada banyak laki-laki yang lebih bisa
menghargai ketulusan cinta ku, laki-laki yang lebih menginginkan wanita
yang memiliki kesabaran seperti aku. Diri mu sudah sangat keterlaluan pada ku,
kamu hanya keras dengan argument mu tanpa mau mendengar sepatah katapun dari argument
ku, tanpa sebab yang jelas kamu utarakan kata-kata yang memporak porandakan
hati ku. Tak kah kamu tau diri ku baru saja ingin bangkit dari keterpurukkan
ku, tapi sampai hati mu mematahkan semangat ku. Kamu hancurkan semua
pengharapan yang telah aku gantung tinggi kepada mu. Kamu musnahkan semua
harapan itu, kamu patahkan semangat ku. Kata-kata mu tajam, dan sangat
menyakiti perasaan ku. Tak pernah kamu berbaik ucap kepada ku selalu kamu
caruti aku sesuka mu tak perduli dimana lokasi ku dan sedang dalam keadaan apa
aku. Kamu begitu kasar dengan semua pribadi yang percayalah tak akan ada
seorangpun yang mampu menerima pribadi mu seperti aku menerima dengan tulus
pribadi mu. Dan setelah ini aku tak akan menyibukkanmu lagi. Tak akan ada lagi
yang membangunkan mu saat kamu harus bangun pagi-pagi untuk kuliah pagi, yang
mengingatkan untuk cepat tidur saat malam tiba, yang mengingatkan jangan pulang
main terlalu larut, yang menceramahi hobi game mu, yang menyuprisekan hari-hari
special mu, tak akan ada lagi yang mencari mu ke warnet saat orang tua mu
mencari mu pada ku, tak akan ada lagi aku tempat kamu mengadu pilu, tak akan
ada lagi suara ku yang menyapa setiap pagi, siang, sore, dan malam mu, tak akan
ada lagi yang mengingatkan makan mu, mengajak mu sholat bersama ku, tak akan
ada lagi yang begitu menghawatirkan mu ketika sakit mu, tak akan ada lagi yang
memaksa kamu meminum obat ketika sakit, yang mengantarkan makanan saat
sama-sama kesusahan, yang meminjamkan mu motor saat motor mu rusak, yang selalu
ingin kamu baik-baik saja dan berusaha menjadikan pribadimu lebih baik, tak
akan ada lagi yang dengan iklas mengantarkan dan melepaskan mu untuk LDR ke
bandara dan loket demi masa depanmu yang lebih baik disana, Tak akan ada lagi.
Hari ini mungkin kamu masih ingin bersenang-senang dengan dunia mu, tapi suatu
hari nanti, esok, lusa, dan ntah kapan akan ada saatnya kamu menyadari betapa
segala yang aku lakukan ini bukan untuk mengusik ketenangan dan kesenangan mu
melainkan wujud nyata dari ketulusan ku untuk menjadikan kita berdua pribadi
yang baik dan sama-sama lebih baik, dan akan ada saat kamu akan menyadari
betapa segala tindakan mu pada ku sudah melebehi batas kesabaran mu namun aku
tetap sabar menghadapimu, betapa keegoisan mu sudah sangat menyakiti hati seorang
perempuan yang berlindung kepada mu. Terbanglah merpati terbaik ku, karena yang
terbaik pasti akan pulang! Bahagialah, namun kamu harus tau bahwa ada seorang
wanita yang telah larut dalam kesedihannya berbulan-bulan ditengah kebahagiaan
mu. Setelah ini aku mungkin hanya akan kehilang sosok yang tidak pernah
mencintai ku, tapi kamu, kamu telah kehilangan sosok yang dengan tulus mencintai
mu! Sesak memang, bahkan terasa begitu sesak dihati ku untuk setiap harinya,
aku seperti kehilangan semangatku, tapi kita tak dapat menebak waktu, hari ini
mungkin aku tak bisa terlihat dimatamu karena posisi yang menyulitkan langkahku
ku, tapi esok tak ada yang bisa memastikan jika keadaan masih akan sama. Aku
harap kamu tetap baik-baik saja meski tanpa aku hingga tuhan menyadarkan mu,
maka carilah aku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar