Selasa, 08 November 2016

ToLoes




Aku kehilangan matahariku, cahayanya redup diujung mata ku, sudah tak lagi menyinari relung hatiku, dan mulai terasa jauh dari jangkauan ku. Padahal kita pernah dekat seperti jantung dan nafas seperti urat dan nadi seperti tak akan terpisah sampai nanti, kita pernah membangun mimpi yang menyemangati hari-hari, namun saat ini kita harus disadarkan oleh waktu yang berlahan berlalu yang menelan segala kenangan. Sekuat hati, aku berusaha untuk mengiklasi, melewati hari-hari dengan sepi, namun semakin aku memaksa diri rasanya semakin sulit untuk aku jalani. Pernah merasa  ketika dimana lapar tapi kehilangan selera untuk makan, mengantuk tapi tak tau bagaimana caranya memejamkan mata, ingin ini dan itu tapi tak ada fokus lagi, pernahkah merasakan hal semacam itu? Dan aku merasakannya saat ini. Tak mudah memang, berdiri sendiri diatas kaki ini, tak jarang aku terjatuh dan terhempas kuat dari kesanggupan ku sendiri. Tapi aku tak pernah takut untuk bangkit. Hingga tibalah saatnya aku berfikir panjang untuk kesedihan ini. Sekarang aku mulai mengerti mengapa berlahan dirimu menjauhiku, menyingkirkan semua sosial media ku, tak merespon sms dan telepon ku, tak menghiraukan aku saat jauh-jauh mengunjungimu, mengapa anniv bukan lagi menjadi moment yang dinanti, mengapa saat bertemu kamu tak berani menatap mataku, mengapa aku bukan lagi menjadi alasan untuk kamu tinggal dan bertahan disini dalam waktu yang lama, mengapa kamu terlihat begitu betah berada jauh dariku, dan mengapa keberadaan ku tak lagi bisa terlihat oleh mu, lalu tiba-tiba aku teringat sebotol propolis yang kamu perlihatkan pada ku hari itu dan sekarang aku mengerti! Sungguh ini bukan kebosanan biasa yang aku lihat darimu. Ya, beberapa kali aku pernah berada diposisi itu, tepatnya bukan aku melainkan orang-orang sebelum kamu yang memilih melepaskan aku untuk hal semacam itu, rasanya aku seperti mengulang kesedihan yang sama.
Aku berusaha mendewasakan diri, mencoba untuk tidak lari begitu saja dari sesuatu yang mungkin sudah tuhan takdirkan tidak lagi bersama ku. Aku mengejarmu mencoba mencari tahu apa kesalahan ku dan apa yang merubah mu bahkan hingga jauh langkah ku. Malam, sepi, sendiri, jauh, dan sunyi tak lagi jadi masalah saat aku harus mengunjungimu. Takkah kamu lihat bagaimana usaha ku atas tulusnya kecintaan ku kepada mu? Tapi yang aku temukan justru kebahagiaan mu, ya kebahagiaan mu tanpa aku. Sudah lama rasanya aku tak melihat senyum seindah itu dari mu saat bersama ku, bahkan kita sudah tidak pernah lagi melalui tempat-tempat yang berbeda berdua. Aku melihat kamu menikmati hari-harimu tanpa aku, kamu bisa tersenyum, tertawa, bermain kesini dan kesana, melakukan rutinitasmu seperti biasa,  sedangkan aku dari bangun hingga tidur ku waktu hanya habis untuk memikirkan mu, bahkan belakangan kamu semakin sering muncul dimimpi malam ku dan menjadi perbincangan yang paling sering aku ceritakan pada tuhan ku seolah tak ada waktu yang aku lewati tanpa mencintaimu namun masih tak bisa percaya dengan kalimat singkat yang bernama bosan itu. Tapi aku harus menyembunyikan kesedihan itu darimu, aku masih berusaha tertawa, tersenyum saat kamu mencoba menelepon ku tanpa kamu tau betapa remuknya hati ku harus menutupi kesedihan itu dan berpura-pura baik-baik saja dihadapan mu. Kamu begitu jahat dengan pribadimu, seolah tak cukup kamu telah menduakan perasaan ku, menghianati ketulusan ku hingga harus kamu pampang disosial media mu untuk menyakiti perasaan ku. Jika memang itu tujuan mu, kamu berhasil matahari ku. Ditengah sulitnya perjuangan didalam rumah ku, ditengah sulitnya perjuangan disemester tua ku, kamu hadirkan kesulitan lain kepada ku. Kamu jatuhkan asa ku, kamu putuskan pengharapan ku, kamu hilangkan semangat ku, kuncup bunga yang mulai mekar itu kini layu kembali. Ini mungkin bukan kali pertama yang kamu lakukan pada ku, jika selama ini kamu selalu memilih ku memang tak adil rasanya jika aku terus meminta mu untuk memilih ku, karena ku akui kali ini ia yang bermain diantara kita lebih dari pada aku, dari usia ia jauh lebih muda dari ku, dari keluarga, keluarga ku tak ada apa-apanya, dari harta ia melimpah ruah dari ku dan fisikpun ia lebih dari ku, pantas mungkin untuk kali ini kamu memilihnya, sedikitpun aku tak dendam pada mu hanya saja aku bersedih melihat cara yang kalian berdua lakukan pada ku, apa salah ku, bahkan menurut ku dirimulah yang sudah sangat bersalah kepada ku. Gajah dipelupuk mata tak terlihat oleh mu dan justru semut diseberang lautan yang terlihat oleh mu. Saat ini aku menjadi sosok yang selalu salah untuk mu padahal kita telah melalui waktu yang lama bersama, bahkan itu seperempat dari usia ku, namun seolah kamu tak mampu memahami pribadi ku. Aku hanya bisa diam, tersenyum dan berhenti mencari mu, meski kendati aku tak pernah bisa berhenti memikirkan mu, memikirkan semua ketegaan mu kepada ku, karena sebagai seorang wanita normal yang teramat tulus mencintai mu aku akui aku cemburu. Mungkin kamu senang dikejar, namun mungkin juga kamu tak merasakan lelahnya mengejar, aku takut kamu terlalu senang berlari, sampai lupa aku telah berhenti jauh-jauh hari.
Aku bercerita banyak hal tentang kesedihanku pada orang-orang terdekat ku akan tetapi tak satupun yang bisa menenangkan aku, namun ketika aku menceritakan semua pada tuhan ku ia seolah menjawab petanyaan panjang ku, aku bersyukur karena tuhan ku tak pernah meninggalkan ku dalam bagaimanapun keadaan ku, meski aku hanya bisa mengadu pada tuhan ku, mengerjakan sesuatu yang tak tampak oleh mu, tak henti aku berdoa, meminta dan bertanya atas kesedihan ku, hingga tuhan membukakan mata hati ku ia menyadarkan aku bahwa sebenarnya aku terlalu berharap kepada mu. Tuhan ku cemburu kepada ku, hingga ia timpakan ke atas ku pedihnya sebuah pengharpan itu. Kini kamu terlihat kokoh dengan egomu, sedangkan aku tak berdaya melunakkan hatimu, aku tersingkirkan oleh sabar dan ketulusan ku sendiri. Sepertinya aku memang harus merelakan mu dengan hal yang membuat mu pergi. Hari ini kamu telah menanamkan segala luka. Kelak, entah kapan, percayalah, bisa jadi yang kamu perjuangkan dengan cara seperti itu, menjadi menyebalkan dan menghempaskan mu melebihi dari apa yang kamu lakukan pada ku. Barangkali kamu melupakan sesuatu hal. Mencari kebahagiaan dengan merusak kebahagiaan orang lain adalah hal yang tak akan bertahan lama. Pada saatnya kamu akan mengerti dan menyesal atas apapun yang membuat mu tergoda. Yang nyatanya hanya bentuk lain dari luka yang sebenarnya. Hari ini mungkin aku belum bisa berhenti memikirkan semua kenangan besar yang telah kita lalui bersama karena bagaimana mungkin aku bisa menjadikan semua kenangan sebagai masa lalu sedangkan aku pernah menjadi bagian dari kenangan itu, namun aku yakin suatu hari akan ada saat kamu yang merindukan aku, bukan merindukan hal terbesar seperti kerinduan ku pada mu melainkan kerinduan atas hal terkecil dari aku yang tidak akan kamu temukan pada siapapun selain aku, ntah hanya sekedar cara ku menyapa mu, mengirimkan mu stiker line dan bbm, ataupun sekedar cara ku memahami waktu mu dengan membatasi diri menghubungi mu, dengan semua pengertian dan kesebaran ku atas setiap carutan yang kamu lontarkan kepada ku, atau bahkan dengan hal yang paling sederhana dari ku yaitu dengan nama mu yang selalu aku sematkan disemua sosmed ku, dengan cara ku menghargai mu sebagai laki-laki ku, suatu hari kamu pasti merindukan itu.
Barangkali selama ini cara ku salah dalam menghadapi situasi ini, aku selalu berusaha meyakinkan mu atas perasaan ku dan hari ini aku mulai merevisi semua cara itu dengan meyakinkan diriku sendiri bahwa sebenarnya kamu sudah sangat tau jika aku begitu tulus mencintai mu, karena dengan begitu setidaknya aku akan merasa sedikit tenang terlepas bagaimana kamu menjaga kepercayaan yang aku titipkan kepada mu. Kesalahan lain ku adalah aku selalu menyalahkan diri ku atas ketidak sempurnaan ku, aku bertanya pada teman-teman ku bagaimana aku menurut mereka. Hampir setiap orang yang datang menghampiri ku selalu aku lontarkan pertanyaan yang sama “apakah aku cantik? Adakah ada yang bisa menerima ku setelah ini, menerima semua kekurangan ku? Adakah yang bisa dengan tulus mencintai ku nanti?” Tapi mereka semua justru menjawab hal berbeda dari pertanyaan ku “pribadi mu baik indah, hati mu lembut, sabar, dan tegar, semua adalah sesuatu yang tak banyak orang lain miliki selain kamu, laki-laki akan sangat membutuhkan pendamping seperti mu” terketuk pintu hati ku tersadar oleh ku bagaimana buruknya perlakuan mu pada ku sudah sedari awal kamu mengenal ku. Lalu timbul pertanyaan lain ku pada teman-teman ku “menurut kalian apakah dia akan sadar dan berubah?” Tapi untuk pertanyaan ini semua menjawab bahwa “dia manusiakan? Manusia punya perasaan dan fikiran, akan ada waktunya untuk semua pertanyaan yang timbul difikiran mu itu Indah” aku tak mengerti mengapa kedua pertanyaan ku di jawab mereka dengan analisis yang berbeda. Tapi aku dapat menyimpulkan bahwa bagaimanapun aku baik dan buruknya aku tuhankulah yang maha tau dan aku yakin diluar sana ada banyak laki-laki yang lebih bisa menghargai ketulusan cinta ku, laki-laki yang  lebih menginginkan wanita yang memiliki kesabaran seperti aku. Diri mu sudah sangat keterlaluan pada ku, kamu hanya keras dengan argument mu tanpa mau mendengar sepatah katapun dari argument ku, tanpa sebab yang jelas kamu utarakan kata-kata yang memporak porandakan hati ku. Tak kah kamu tau diri ku baru saja ingin bangkit dari keterpurukkan ku, tapi sampai hati mu mematahkan semangat ku. Kamu hancurkan semua pengharapan yang telah aku gantung tinggi kepada mu. Kamu musnahkan semua harapan itu, kamu patahkan semangat ku. Kata-kata mu tajam, dan sangat menyakiti perasaan ku. Tak pernah kamu berbaik ucap kepada ku selalu kamu caruti aku sesuka mu tak perduli dimana lokasi ku dan sedang dalam keadaan apa aku. Kamu begitu kasar dengan semua pribadi yang percayalah tak akan ada seorangpun yang mampu menerima pribadi mu seperti aku menerima dengan tulus pribadi mu. Dan setelah ini aku tak akan menyibukkanmu lagi. Tak akan ada lagi yang membangunkan mu saat kamu harus bangun pagi-pagi untuk kuliah pagi, yang mengingatkan untuk cepat tidur saat malam tiba, yang mengingatkan jangan pulang main terlalu larut, yang menceramahi hobi game mu, yang menyuprisekan hari-hari special mu, tak akan ada lagi yang mencari mu ke warnet saat orang tua mu mencari mu pada ku, tak akan ada lagi aku tempat kamu mengadu pilu, tak akan ada lagi suara ku yang menyapa setiap pagi, siang, sore, dan malam mu, tak akan ada lagi yang mengingatkan makan mu, mengajak mu sholat bersama ku, tak akan ada lagi yang begitu menghawatirkan mu ketika sakit mu, tak akan ada lagi yang memaksa kamu meminum obat ketika sakit, yang mengantarkan makanan saat sama-sama kesusahan, yang meminjamkan mu motor saat motor mu rusak, yang selalu ingin kamu baik-baik saja dan berusaha menjadikan pribadimu lebih baik, tak akan ada lagi yang dengan iklas mengantarkan dan melepaskan mu untuk LDR ke bandara dan loket demi masa depanmu yang lebih baik disana, Tak akan ada lagi. Hari ini mungkin kamu masih ingin bersenang-senang dengan dunia mu, tapi suatu hari nanti, esok, lusa, dan ntah kapan akan ada saatnya kamu menyadari betapa segala yang aku lakukan ini bukan untuk mengusik ketenangan dan kesenangan mu melainkan wujud nyata dari ketulusan ku untuk menjadikan kita berdua pribadi yang baik dan sama-sama lebih baik, dan akan ada saat kamu akan menyadari betapa segala tindakan mu pada ku sudah melebehi batas kesabaran mu namun aku tetap sabar menghadapimu, betapa keegoisan mu sudah sangat menyakiti hati seorang perempuan yang berlindung kepada mu. Terbanglah merpati terbaik ku, karena yang terbaik pasti akan pulang! Bahagialah, namun kamu harus tau bahwa ada seorang wanita yang telah larut dalam kesedihannya berbulan-bulan ditengah kebahagiaan mu. Setelah ini aku mungkin hanya akan kehilang sosok yang tidak pernah mencintai ku, tapi kamu, kamu telah kehilangan sosok yang dengan tulus mencintai mu! Sesak memang, bahkan terasa begitu sesak dihati ku untuk setiap harinya, aku seperti kehilangan semangatku, tapi kita tak dapat menebak waktu, hari ini mungkin aku tak bisa terlihat dimatamu karena posisi yang menyulitkan langkahku ku, tapi esok tak ada yang bisa memastikan jika keadaan masih akan sama. Aku harap kamu tetap baik-baik saja meski tanpa aku hingga tuhan menyadarkan mu, maka carilah aku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar