Sekarang
aku mengerti mengapa diatas dunia ini ada orang yang tidak melabuhkan hatinya
sama sekali. Meskipun tuhan telah menggariskan jodohnya, namun ia enggan
membuka hati bahkan untuk mencaripun ia tak mau. Hingga ia menghabiskan waktu
dan menua sendiri. Mungkin karena diatas dunia ini ada sistem tabur-tuai. Apa yang
ditabur dan itu yang akan dituai, siapa yang menabur angin tentu akan menuai badai, dimana seseorang akan memetik sendiri buah
dari apa yang ia tanam dan penyesalan memang akan datang kemudian hari namun
atas dasar cinta tidak ada sesuatu yang patut disesali. Kelamnya masalalu ternyata
mampu membuat seseorang menutup hati serapat-rapatnya pintu. Mereka merasa segala
kekurangan hanya miliknya, merasa tak ada yang dapat memahaminya. Dan sekarang mungkin
akupun akan melalui itu. Tidak banyak yang akan mengerti mengapa. Sekarang baru
aku tau bagaimana rasanya menjadi mereka, berada dalam situasi yang tiada pernah diinginkan
oleh setiap wanita.
Aku
yang membulatkan hati sebulat-bulatnya angka nol yang tidak memilki ujung. Aku yang
memilih sendiri garis jodoh ku di luar garis jodoh yang tlah tuhan tentukan
untuk ku, aku yang merasa sempurna bersamanya membuat aku mempercayai banyak
hal kepadanya termasuk masa tua ku. Aku yang telah membulatkan tekat untuk
hanya melabuhkan hati padanya dengan halal seusai S1 ku sepertinya itu hanyalah
sebatas tekat yang juga tak berujung. Aku tak mendapatkan apapun hal yang dapat
meyakinkan ku atas pengharapan ku, mungkin karena ia belum berani menjanjikan
sesuatu kepada ku, namun yg ku mau bukanlah janji melainkan keyakinan hati. Keyakinan
yang meyakinkan aku jika disini bukan hanya aku yang mencintai, berkorban,
sabar, iklas, dan menanti. Sekarang aku mengerti mengapa menua sendiri
menghabiskan hari dengan mengingat kenangan manis itu mampu membuat seseorang
menutup rapat pintu hatinya. Sebab dengan seperti itu mereka hanya akan mengingat hal
manis saja tanpa kembali mengulang kepahitan yg serupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar