Seminggu
yang lalu IPK perkulihan baru saja keluar di portal akademik ku. Dan syukur alhamdulillah
IPK ku kali ini naik, jauh lebih baik, dan sangat memuaskan, ini adalah IPK
paling tinggi yang aku peroleh selama perkuliahan ku, yaitu 3,75. Dan IPK
tertinggi ke dua di kelas ku. Tidak ada kata-kata indah yang dapat aku rangkai
untuk mengungkapkan kebahagiaan ku kali ini selain dari kata syukur kepada
allah SWT. Aku tak menyangka ternyata aku bisa melalui masalah dan kesulitan
yang datang dan pergi silih berganti menghampiri ku pada semester lalu, dan
hasilnyapun jauh lebih baik dari apa yang aku perkirakan. Seperti apa yang
pernah aku posting sebelumnya, ujian luar biasa sempat datang pada ku di
semester lalu, aku di landa sakit yang tak berkesudahan bahkan hingga hari ini,
hubungan ku dengan kekasih ku pun saat itu tengah menggantung, keuangan yang
sulit, pengeluaran yang banyak dengan pemasukan yang sedikit, tugas-tugas
kuliah yang menumpuk, dan ku kira dengan masalah dan kesulitan tersebut aku akan berhenti di tengah perjuagan
ku tapi ternyata allah kembali menyemangati ku dengan cara seperti ini dan
tiba-tiba aku tersadar dari banyak keluhan yang aku lontarkan karena
sesungguhnya aku tidak benar-benar sendirian, allah selalu memudahkan urusan ku
meski setelah kesulitan ku.
Namun
sepertinya ujian memang belum berakhir di situ untuk ku. Beberapa hari lalu,
tepatnya Selasa malam (09 Februari) aku di hadapkan pada sebuah musibah yang
sempat membuat pilu hati ku. Malam itu, berniat ingin menolong seseorang untuk
membeli jilbab dan al-qur’an, akupun mengunjungi satu persatu pertokoan yang
menjual jilbab dan al-qur’an yang ada di sekitar tempat tinggal ku. Terhitung
ada 8 toko yang aku kunjungi malam itu dan aku memperoleh 2 jilbab sorong dan 1
al-qur’an. Setelah mendapatkan barang-barang yang ku cari akupun bergegas
meninggalkan pertokoan dan mengantarkan jilbab-jilbab dan al-qur’an tersebut
pada yang memesannya. Sepulang dari mengantarkan kiriman pesanan itu, saat aku
ingin membeli martabak Bandung dan mengambil uang di dalam dompet barulah di
sana aku menyadari bahwa aku telah kehilangan dompet ku yang berisikan uang
@348.900, STNK, SIM, ATM, Kartu Perpustakaan. Aku tidak sadar di mana keberadaan
dompet ku, ntah jatuh di jalan, tinggal di toko, atau memang aku telah
kecopetan. Tak berfikir panjang aku kembali mendatangi satu persatu toko yang
tadinya aku kunjungi saat berbelanja tapi tak satupun pegawai toko melihat
keberadaan dompet ku, bahkan pada kunjungan ku yang ketiga keesokan harinyapun
tetap tidak ada yang menemukan dompet ku tercecer di pertokoan mereka. Berharap
jika akan ada yang menemukan dompet ku, maka akupun meninggalkan nomor telepon
di semua toko yang telah aku kunjungi malam itu. Aku meminta agar pihak toko
mau menghubungi ku jika ada yang menemukan dompet ku ataupun kartu-kartu yang
ada di dalam dompet ku.
Sepertinya
dompet ku memang benar-benar hilang tanpa aku tau bagaimana kronologinya dompet tersebut bisa hilang dari ku. Dan sekarang yang menjadi permasalahannya
bukan lagi tentang dompet yang hilang, melainkan tentang bagaimana cara ku
bertahan di kota ini tanpa uang, dan bagaimana pula dengan kartu-kartu ku yang
telah hilang, berdasarkan informasi yang aku peroleh, untuk mengurus kembali
kartu-kartu yang hilang tersebut aku harus mengunjungi kantor samsat, polres,
dan meminta surat keterangan hilang, serta harus langsung mengikut sertakan
diri ku saat pembuatan ulang kartu-kartu tersebut. Sungguh luar biasa ujian yang
kali ini datang kepada ku. ATM hilang, buku rekening aku tinggalkan di kampung halaman,
uang yang tersisa di tangan hanya @10rb, ingin pulang kampung jalan di Muara
Labuh, Solok Selatan tengah rusak parah terputus akibat longsor beberapa hari
lalu, belum lagi jadwal kuliah dan tugas-tugas tengah penuh sehingga aku tidak
bisa meliburkan diri dari perkuliahan. Benar-benar buntu fikiran ku, tidak ada
yang dapat menolong ku selain dari pada diri ku sendiri. Aku sempat menelepon papa,
namun papa memarah-marahi ku, seolah sangat menyalahkan ku, bahkan hingga hari
ini papa belum kembali menghubungi ku walau hanya sekedar menanyakan bagaimana
makan ku, ada atau tidak aku makan, uang siapa yang aku pinjam, bagaimana
dengan kartu-kartu ku. Aku mencoba mencari jalan keluar sendiri dan menghubungi salah seorang mamak ku yang memiliki ilmu yang lebih dari orang biasa, tapi ada satu jawaban yang aku terima yang cukup membuat aku tersipu sangat malu, ya malu kepada sang pencipta. Mamak ku mengatakan ia akan mencoba melihat keberadaan dompet ku namun mamak meminta aku untuk sholat hajat. Tiba-tiba aku terdiam, air mata menetes di pipi ku, tak lama akupun terisak, sungguh malu rasanya aku, hingga usia ku saat ini, bahkan aku tak tau bagaimana caranya sholat hajat, apa bajaan sholat hajat, dan kapan sholat hajat itu di laksanakan. Karena yang aku tau sholat hajat sering di lakukan berjamaan sehingga untuk individu aku tidak begitu memahaminya. Sungguh sedih luar biasa rasanya hati ku. dan sekarang aku tau, jika ada yang salah dari diri ku. Dan hari itu yang tersisa di tangan hanya dua lembar uang @5rb, tak
ada yang dapat ku beli dengan uang segitu,
namun ternyata ada saja yang masih baik kepada ku, teman baik ku meminjamkan ku
uang untuk makan hari itu, lalu
kemana perginya orang-orang terdekat ku? Bahkan orang tua ku.
Ada
pelajaran berharga yang aku peroleh dari musibah kehilangan dompet beserta
isinya yang menimpa ku beberapa hari lalu ini, jika sesungguhnya dalam hidup
bukan hanya sekedar tentang bagaimana kita berbuat baik pada orang lain, tapi
tentang bagaimana orang lain dapat melihat kebaikan yang kita lakukan, karena
pada kenyataannya orang yang kita bela di saat susahnya belum tentu membela
kita di saat susah, mana orang yang hanya ada di saat senang, dan mana orang
yang juga ada di saat sedih, mana teman yang benar-benar teman dan mana
pasangan yang benar-benar pasangan. Allah maha baik atas segala petunjuknya
bahwa sebenarnya ada seseorang yang kita anggap baik ternyata tidak jauh lebih
baik dari apa yang kita anggap. Kita sanggup berpuasa untuk menolong mereka,
namun mereka belum tentu mau berusaha untuk mengembalikan kepunyaan kita. Tak apa-apa
namanya juga manusia !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar