
Tiga hari dari hari pertama PL ku, hari ini adalah pertama kalinya aku turun langsung mengajar dikelas. Memang benar perkataan
guru-guru ku ketika aku SMA dulu. Dan sekarang aku merasakan semuanya. Ketika dimana
saat aku menerangkan didepan siswa justru bertingkah dibelakang, ada yang berbicara, makan, tidur, lari sini sana, permisi bolak balik. Belum lagi yang
aku ajar adalah siswa kelas 1 yang usianya baru 15 tahun dan merupakan masa-masa
sulit untuk dihadapi. Namun hari ini saat jam mata pelajaran ku selesai saat aku akan meninggalkan ruang kelas tiba-tiba beberapa dari siswa ku itu menahan langkah ku "buk!" ucap salah seorang diantara mereka kemudian yang lainnya ikut berlari kearah ku, ternyata mereka menahan langkah ku hanya untuk menyalami ku dan mengucapkan terimakasih pada ku "terimakasih ya buk". Akupun
terdiam sejenak didepan pintu kelas itu, rasanya ingin menangis namun aku sadar
keberadaan ku sebagai seorang guru harus mampu mendewasakan ku. Sedih saja rasanya aku. Tiga hari berjalan dari masa PL ku aku benar-benar telah kehilangan fokus ku, tak
ada materi yang aku pelajari dirumah dulu untuk aku ajarkan hari ini, bahkan
aku tak membuka buku-buku perkuliahan ku lagi semenjak gemelut hati
menyelimuti ku dalam 9 bulan ini, semua bisa terlihat dari turunnya IP ku pada semester lalu. Kesedihan benar-benar telah melarutkan aku dalam sendu ku
sendiri. Namun siswa ku justru berterimakasih atas pembelajaran hari ini. Aku dibuat sadar oleh siswa-siswa ku betapa mereka
menginginkan ilmu dari ku. Ditengah jam mata pelajaran ku saat aku
menjeda penjelasan ku karena aku mulai merasa sesak berbaur dengan kesedihan dan sendu ku tiba-tiba diantara dari siswa-siswa ku itu justru menyeru ku “apalagi kelanjutannya buk?!”. Ya allah bagaimana jadinya jika
aku hanya memikirkan kesedihan ku hingga aku mengabaikan mereka, bagaimana mungkin
aku tega memberikan mereka pelajaran tanpa reverensi yang jelas. Guru macam apa
aku ini. Percuma aku kulliah pada bangku perkuliahan yang benar-benar
melahirkan seorang guru yang profesional jika aku tak mampu memprofesionalkan
diri ku. Aku justru membawa masalah ke sekolah. Maafkan aku siswa-siswa ku. Aku
terpaksa menjalani PL dalam masa sulit ku sehingga aku hanya memikirkan diri ku
tanpa aku tau jika sebenarnya kalian lebih membutuhkan aku. Aku tersanjung hari
ini, aku merasa dihargai dengan cara sederhana yang mereka beri dengan cara mereka
menyalami ku dan berterimakasih pada ku.
Ya
tuhan sudah tak bisa ku bendung, sedih ku memuncak disini saat dimana masa
sulit datang tak ada satu sosokpun yang ada mendampingi ku, sungguh luar biasa
cara mu mendewasakan aku. Selain dari pada keluarga yang memang sudah sangat
menyulitkan ku, ujian terbesar juga datang dari orang yang begitu aku kasihi,
orang yang selalu aku jaga perasaannya. Dan tak ku sangka ia setega ini pada ku. Sedih ya allah, aku tak sekuat apa yang
ia lihat, aku tak sanggup, aku menyerah. Mungkin ini adalah cara mu menyadarkan
aku jika pada kenyataan dia tak benar-benar menginginkan aku, perkataannya yang
memastikan masa depan bersama ku hanyalah sebatas ucapan untuk menghibur ku
atas sesalnya yang telah meluluh lantahkan masa depan ku. Mungkin saat ini
sudah saatnya untuk aku menyadari jika cinta tak akan setega ini, kini akan ku
buka hati untuk mengiklaskan segala hal yang memang engkau takdirkan bukan
untuk ku. Maka berikanlah kekuatan untuk aku melewati semua ini dengan sabar, kini aku tak lagi
meminta agar engkau jangan membalasnya dan cukup menyadarkannya karena aku
yakin sekarang jika ia benar-benar tidak akan sadar bahkan hari ini ia memblokir aku dari fbnya seperti tak cukup untuknya mendelcon aku dari bbm. Ia tidak akan berubah
sebelum engkau yang merubahnya dan semoga suatu saat jikalau engkau merubahnya
rubahlah ia dengan cara yang baik tanpa harus ia merasakan perlakuan seperti
apa yang ia berikan pada ku saat ini. Karena aku percaya karma itu pasti ada.
Kini asa ku benar-benar
putus, semangat ku berhenti disini. Mungkin setelah ini aku akan down tak bisa
berbuat apa-apa, menangis dan bersedih dalam waktu yang lebih lama, namun setidaknya
dengan semua ini aku belajar dewasa jika tak semua orang yang mati-matian kita
pertahankan walau telah disakiti berkali-kali akan mempertahankan kita juga.
Sudah saatnya aku merelakannya. Karena ia pun terlihat baik-baik saja tanpa aku. Setelah ini aku mungkin hanya kehilangan sosok yang tidak
pernah mencintai ku tapi ia telah
kehilangan sosok yang dengan tulus mencintainya. Allah kuatkanlah aku. Jagalah
dia tanpa ada aku bersamanya. Jika memang harus engkau pertemukan ia dengan
wanita selain dari pada aku, maka pertemukanlah ia dengan wanita yang jauh
lebih baik dari aku, yang jauh lebih tulus dan mampu menghargai serta membuat ia merasa lebih berarti, wanita yang membuat ia merasa ada saat orang-orang tak mampu
melihat keberadaannya, wanita yang jauh lebih bisa tetap ada di saat susah dan
senangnya, wanita yang mengerti dan jauh lebih bisa mendewasakan diri
menghadapinya, wanita yang siap siaga dan langsung ada saat ia membutuhkan bantuannya dan yang pasti wanita yang memiliki kesabaran melebihi kesabaran ku. Serta iklaskanlah aku untuk segalanya.